Arroyyan 3

9 9 0
                                    

"Bagaimana royyan apa kau telah mengambil keputusan "

"Beri aku waktu satu bulan ayah"

"Ayah hanya bisa memberimu waktu satu minggu "

"Mana bisa secepat itu"bantahnya tak terima

"Baik lah dua Minggu ,jika tidak silahkan kau angkat kaki dari rumah ini dan semua fasilitas mu ayah cabut serta akan ada polisi yang akan menangkapmu karna kasus pembunuhan".ancamnya

Ia tau royyan tidak akan bisa membantah jika ayah dan bunda sudah mengancamnya.

Dulu saat masih ada sang bunda,maka sang bunda lah yang akan mengancamnya dengan ucapan

"bunda tidak akan memberi royyan makan serta uang jajan".

Entah mengapa kini ayah nya yang sering mengancam tentang uang.

Karna ayah nya tau royyan tidak akan mampu jika hidup tanpa uang bahkan sehari pun

Mengambil nafas panjangnya lalu

"Baik lah dua Minggu "katanya dengan wajah yang sangat sebal.

*****

Dua Minggu pun terlewati dengan banyak pemikiran,kini waktunya royyan mengambil keputusan

Bukan keputusan lebih tepatnya terpaksa,toh ujung ujung nya masih masuk ponpes juga,karna sifat ayahnya yang keras .

"kita akan berangkat ,apa kamu sudah membereskan semua barang-barang mu"

"Apa Ayah ingin mengusirku" tanyanya heran

"Maksud ayah barang yang di perlukan"

"Bilang saja ayah ingin membuangku"

"Mana mungkin ayah membuang anak singa seperti mu".

Royyan tau maksud ayahnya,dulu waktu bunda mengandung royyan bunda suka ngidam anak singa, setiap bangun tidur seperti singa yang kelaparan itu kata ayah tapi kalau bunda sedang tidur damai sekali melihatnya.

*****

Royyan keluar dari mobil,kepalanya sedikit mendongak membaca tulisan pondok pesantren BAITUL QUR'AN .

Dilangkah kan kakinya ragu-ragu,masuk ke gerbang yang terbuat dari bata yang tersusun tinggi , sayup-sayup terdengar suara suatu kelompok dengan merdu dan serentak.

Ketika seorang remaja seusianya menghampirinya setengah berlarian .

"Assalamu'alaikum"ucap nya yang di awali dengan salam

"Wa'alaikum salam "jawab ayah

"Apa bapak tamunya Abah Abdullah?saya ridwan,salah satu santri sini.

"Ya saya temannya "

"Mari saya antar ke dalam menemui Abah"

Ketiganya berjalan beriringan ,lalu masuk ke rumah utama ridwan pun mempersilahkan ayah serta anak itu duduk di ruang tamu lalu ia izin untuk memanggil Abah ia pun pergi memanggil Abah menuju tirai pembatas.

Royyan memperhatikan sekitarnya tak ada yang mewah di ruangan ini kursinya saja terbuat dari anyaman rotan didinding terpajang piguran ayat suci Alquran.

Tak lama kemudian

"Assalamu'alaikum ,Roby apa kabarmu"ucap seorang laki-laki yang hampir seumuran dengan ayah sambil bersalaman

"Wa'alaikum salam,Abdullah lama tak bertemu , Alhamdulillah kabar ku baik bagaimana dengan mu"jawab Ayah sambil menyambut tangan temannya itu.

"Alhamdulillah baik"

Seorang perempuan paruh baya keluar dengan nampan yang berisi tiga cangkir dan sebuah teko yang berisi teh menghampirin mereka.

"Ini istri saya ,ningsih santri di sini memanggilnya umma Ningsih.

"Jadi bersedia mondok di sini anak muda?" Tanya abah sambil melirik ke arah Royan.

Royyan yang dari awal hanya menyimak,kini menganggukkan kepalanya saat di tanya.

"Royyan apa kau tak ingin memperkenalkan nama mu"tanya ayah

Abah pun tersenyum mendengarnya

"Nama gue arroyyan Alexander "

"Biasakan Gunakan saya royyan bukan gue"jawab Abah sambil tersenyum

"Baik lah royyan kalau kamu bersedia"

Kini Abah memanggil ridwan untuk mengantar royyan ke kamar Umar bin Khattab.

"Terimakasih Abdullah senang bertemu denganmu ,semoga saja kau bisa membimbing royyan ,aku sudah menyerah mengurusnya"ucap ayah setengah bergurau

"Insyaallah saya akan berusaha semaksimal mungkin"

"Jika royyan melakukan kesalahan hukum saja  ,Kalau begitu aku pamit dulu. Assalamu'alaikum "

Abah pun mengangguk dan menjawab salam

"Wa'alaikum salam".

Salam kenal
Aliyyu

PSIKOPAT BERTAUBATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang