Lebah tersebut mengagumi keindahan bunga itu di bawah pohon besar yang rindang. Sebuah puspa yang menarik netra, warna yang elok serta bau yang harum, berdiri kokoh di antara barisan rerumputan hijau yang dibalut embun pagi.
Ia menunggu siang datang, di saat sang surya lebih tinggi lagi di angkasa. Melihatnya dari jauh, dari sudut keramaian lebah-lebah pekerja yang terbang ke sana kemari. Menunggu untuk menghampiri dan mengagumi dari dekat.
Ketika tiba waktunya, lebah tersebut bergegas terbang menuju ke sana. Tak memperdulikan bunga-bunga lain yang lebih dekat, melewati dedaunan dan tumbuhan yang saling melengkapi.
Namun, apa hendak dikata. Ada lebah lain yang lebih dulu tiba di bunga itu, menghinggapi dan menyerbuki dengan sepenuh hati. Sungguh, mungkin tak ada lagi yang bisa menggambarkan betapa kecewa dirinya.
Perjalanan yang panjang, penantian yang begitu lama, perjuangan yang begitu besar, dan pengorbanan yang tidak sedikit. Semua terasa seperti mimpi-mimpi yang berlalu begitu saja. Menunggu tapi tidak ditunggu, dan mengharapkan tanpa diharapkan.
Dihadapkan dengan realita, dia pergi kembali ke sarangnya. Barangkali apa yang didambakan tidak selalu bisa digapai oleh sayapnya, setinggi apapun itu. Pada akhirnya semua hanya menjadi angan-angan belaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan Pikiran
PoetryApa yang ada di hati dan pikiran, dituangkan melalui kata dan kalimat secara langsung. Berdasarkan pengalaman hidup pribadi.