Dia turun dari kendaraannya, melihat keadaan sekitar. Nampak dari jauh sebuah besi berkursi sedang diam di bawah naungan pepohonan. Teman-temannya sedang menunggu giliran, tergesa-gesa Ia berjalan menuju kawanannya. Malu di hatinya, kenapa tak pergi lebih awal. Canggung berjalan di bawah mentari, mencoba untuk menyapa sesama. Kasmaran dirinya, ingin menyapa namun malu dipegangnya. Pelan-pelan Ia berjalan menuju papan berkilau, memeluk dengan segenap jiwa dan raganya. Terlihat isi tubuh si pemilik pikiran, penuh dengan rasa dan karsa. Dirinya mencoba untuk menambah relasi, kemudian berjalan menuju pintu besar dengan yang lain. Menaiki kuda, pergi kembali ke tempat asalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan Pikiran
PoesíaApa yang ada di hati dan pikiran, dituangkan melalui kata dan kalimat secara langsung. Berdasarkan pengalaman hidup pribadi.