Hara dan Arah

56 2 0
                                    

Angin menerpa wajah Hara yang penuh gelisah. 

Dataran di depan netranya adalah sesuatu yang baru Ia lihat. Hanya ada rerumputan hijau yang bermandikan embun pagi, pohon rindang, dan bunga-bunga yang bermekaran. Awan berjalan dengan pelan, membawa birunya langit dan luasnya angkasa. Burung-burung beterbangan membawa pesan semesta, bahwa dirinya harus mencari jawabannya sendiri. 

Hara tidak tahu harus ke mana lagi. Utara memanggil, selatan menyapa. Timur merangkul, barat menyeru. Dirinya melamun, memikirkan arah tujuan dia yang sebenar-benarnya. Hara melihat ke sekelilingnya, menangkap pemandangan yang mengusik jiwa dan raga.

Bunga anggrek merah itu seakan-akan menatap ke dalam sukmanya, menariknya ke dalam dan menunjukkan warna-warni nurani. Melambangkan keberanian dan kekuatan, tetapi masih membawa gairah dan keinginan. Hara merekah bersama anggunnya anggrek merah di bawah syamsu dengan syahdu, berkata lantang kepada dunia ini bahwa dia telah menemukan arah.  

*

Hanya ada dataran sejauh mata memandang

Diiringi lantunan lagu alam yang riang 

Aku berjalan di bawah pohon rindang

Mencari arah di awang-awang


Silih berganti sang penunjuk memanggilku

Memperlihatkan berbagai macam arah 

Daku tak kuasa memilih jalan berbelah

Terjatuh di ujung jari dan mengaku


Namun, merahnya kelopak menyahut

Bertaburkan keberanian yang menyulut

Memangku badan penuh carut marut

Menemani dan menuntun di jalan berkabut





Tulisan PikiranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang