2

717 58 0
                                    



Happy reading

.

_

MATE GUE SI CUPUUU?????????

Sebenernya dia enggak cupu, tapi dia make kacamata.

Make kacamata = cupu
_






Normal Pov

Kedua laki-laki terlihat saling menatap satu sama lain, saling menilai dari atas kebawah. Keduanya terlihat diam membisu.

Mungkin mereka berdua merasa tidak cocok. Tapi ini takdir, siapa yang dapat mengubahnya.

Laki-laki tinggi bernama Damian itu menutup pintu toilet dan mendekati lali-laki yang lebih kecil dari dirinya. Mungkin dia ingin berbicara kepada laki-laki itu.



Damian Pov

Gue gak percaya ini, semua melenceng dari tipe mate gue. Mungkin gue harus ngomong sama dia. Gue deketin dia yang diem doang diatas wastafel. Gue tau nama bocah yang jadi mate gue ini, Kala Barayev bocah nakal dan jail tapi sayangnya sangat manis......

"Kala Barayev gue rasa kita perlu bicara"ucap gue sambil natep matanya yang indah itu...

Gue gak boleh terpesona sama ni bocah. Gue gak mau ngerusak tipe mate gue. Mungkin tipe mate dia juga bukan gue.

"Lo mate gue?"

mungkin dia agak shock kalo gue ini matenya.

"Makanya itu kita harus bicara" ucap gue.

"Ini kita kan juga lagi bicara gimana sih" udah nakal dan jail, sekarang agak bodoh.

"Kita bicara ditempat lain, bukan disini" gue nahan kese sama ni bocah biar gak kelepasan.

"Yaudah bantuin turun dulu"ucap dia sambil ngerentangin tangannya.

"Turun sendiri"

"Ish gak bisa tau, tinggi nanti kalo kepleset gimana" ngapain ni bocah ngomongnya sambil kedip kedip lucu gitu.

"Bantuinnnnnnn" sial malah ngerengek.

Gue udah gak tahan. Gue angkat badan dia dari wastafel ke depan gue. Badannya enteng banget.

Gue ngajak dia buat ngomong ditaman belakang sekolah yang selalu sepi. Tempat aman yang orang orang gak bakal tau.



Normal Pov

Mereka berdua duduk bersebelahan dikursi taman. Tetap diam menikmati aroma menenangkan dari masing-masing. Mungkin itu memang beda jauh dari tipe mate mareka.

Tapi bukankah mereka terlihat sangat nyaman duduk bedua tanpa ada kecanggungan.

"Lo bukan tipe mate gue"ucap Damian sambil menatap lurus taman itu.

"Huh lo juga bukan tipe mate gue!"

"Tipe mate gue itu yang gak cupu!"ucap laki-laki manis sambil bersedekap lucu.

Apa Damian benar-benar tidak menyukainya. Ayolah lihat betapa manis wajahnya itu, sayangnya dia amat nakal dan jail.

"Jadi, lu nolak gue kan?"tanya Damian memastikan.

"Siapa bilang!"

Ayolah bukankah tadi dia bilang tidak suka nerd. Damian pusing dengan sikap Omega disampingnya ini. Sangat tidak jelas dan galak mungkin.

"Terus mau lu gimana"tanya Damian yang sudah lelah dengan sikapnya.

"Lu harus berubah biar gak cupu lagi" ucap Omega itu dengan seyum yang menakutkan.

"Bentar lagi gue lulus, gak ada gunanya berubah" ucap Damian kalem.

"Kalo lo lulus gue gimana" Omega itu menoleh kesamping lawan bicaranya.

Pemuda Alpha itu menghela nafas pelan. Mungkin dia bingung, orang tuanya menyuruh untuk segera mendapatkan mate. Apa dia harus memperkenalkan Omega disebelah kepada orang tuanya.

Omega itu bergeser mendekati matenya, melihat nama matenya itu.

"Damian Walton" ucap Omega itu.

"Pokoknya besok lo harus kerumah gue titik!"suruh Omega kepada matenya.

"Buat apa?"ucap Damian sambil menoleh kesamping memandang wajah manis Omeganya itu.

Omeganya?

"Kata mommy kalo udah ketemu sama matenya harus suruh kerumah ketemu daddy sama mommy"ucapnya dengan wajah polos itu.



Damian Pov

Sial apa yang harus gue lakuin, kerumahnya? gila. Gue gak seberani itu buat ketemu orang tuanya. Tapi gue juga harus kenalin dia ke orang tua gue. Tapi enggak sekarang, gue sama dia baru ketemu. Walaupun gue udah sering liat dia dengan kenakalannya.

"Kala kita baru kenal, mungkin bisa lain kali gue ketemu sama bokap nyokap lo"kata gue sambil natep dia meyakinkan.

"Kenapa gak sekarang aja sih kita kan mate!" lagi lagi dia bikin muka kesel yang malah keliatan manis itu.

"Gue gak suka lo"dengan amat terpaksa gue bilang begitu ke dia.

Shit kenapa mukanya mau nangis gitu. Gue gak salah ngomong kan.

"Hiks...."

Sial-

"HUWAAAAAA......HIKSS.....HIKSSS..."

lan...

Gue harus apa, kenapa nangis juga ni bocah.

Gue pegang kedua pipinya itu, sialan mulus banget. Dongakin kepalanya buat natap gue

"jangan nangis, nanti sesek"

"hiks...ja..hat.."

"Damian...hiks..jahat..hiks"

Gue cuma dengerin ocehannya yang bilang gue jahat. Hidung mungilnya merah, lucu banget.

"Maaf gue emang jahat"kata gue sambil ngelus rambutnya yang lembut itu.

Grab

Haha dia emang gemesin. Gue bales pelukan dia yang kenceng banget itu. Dia ngedusel di dada bidang gue, mencari posisi yang nyaman.



Normal Pov

Mereka berdua tidak sadar jika ini sudah waktunya untuk pulang sekolah. Lihatlah mereka yang saling berpelukan, sangat manis.

Kala yang terlebih dulu melepaskan pelukan itu. Lalu dia mendongak melihat wajah yang tertutup kacamata dengan teliti. Damian itu sebenarnya tampan. Hanya saja tertutup dengan kacamatanya, Kala tau itu.

"Tampan?"tanya Damian dengan seyumnya.

"Huh? Tidak!" Kala sepertinya dia perlu menjawab dengan santai.

Kala bangkit dari duduknya, melihat Damian yang juga menatapnya.

Cup

Kala langsung berlari menjauh. Damian? tentu saja dia terkejut. Kala mencium bibirnya....

Ah Omega itu sangat berani dan manis.


___

Vote

hehehe




Type [bl]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang