☔ Bab 26 : Pantai

832 59 0
                                    

Saat Beby membuka ponselnya Gilsa mengabari jika ia tidak masuk sekolah karena sakit. Beby langsung mandi dan sarapan secepat kilat, kali ini ia benar-benar kesiangan. Papa juga udah berangkat kerja, akhirnya Beby memesan ojek online.

Ia jalan sedikit memutar saat melihat gerbang baru saja di tutup. Beby dengan nekat menaiki tembok, naiknya sih gampang tapi turunnya yang agak-agak sulit.

Beby melihat ke bawah ada Alta yang menatapnya dengan mesum.

"Ngapain anjir lo disitu."

Alta malah cengengesan, "Gue mau bantu lo, cepetan loncat gue tangkep."

Dikira bola kali!

"Nggak butuh bantuan lo, dasar mesum!"

"Yaudah, gue bantu tonton lo aja deh."

Cih, terserah lah. Saat ini Beby sedang bersiap-siap untuk meloncat. Ia memejamkan matanya takut, sebelah kakinya meraba-raba tembok sebelum meloncat.

"Anjir lama bet dah."

"Bacot!"

Alta mendekat dan menarik kaki Beby lalu menggendongnya. Cowok itu menurunkan Beby tanpa lecet sedikit pun.

"Aman kan?"

Beby menatap Alta jengkel, ia langsung lari meninggalkan cowok itu tanpa sepatah kata pun.

Ia masuk kedalam kelas yang sudah memulai pelajaran, seketika matanya menatap ke seluruh kelas. Leo tidak masuk kelas hari ini, pasti cowok itu bolos.

Kursi disampingnya kosong karena Gilsa tidak masuk, rasanya sepi tanpa gadis itu. Oji berpindah tempat dan duduk di kursi Gilsa.

"Bisa sakit juga tuh bocah," ujar Oji lesu, "Pulang sekolah kita jenguk yuk."

"Boleh. Nanti beli buah dulu."

Bu Jeni sedang membicarakan tentang acara ulang tahun sekolah yang di adakan dua bulan lagi. Anak-anak bersorak senang, karena pada hari itu mereka akan bebas unjuk gigi. Sekolah juga mempersilahkan murid dari sekolah lain untuk datang, acara ulang tahun sekolahnya membolehkan murid tampil atau membuka stand makanan dan segala macamnya. Intinya, satu hari penuh ia bebas menggunakannya.

Tahun kemarin rumah hantu menjadi yang terbaik, kelas 11 IPS 3 saat itu yang membuat rumah hantu. Tahun ini Bu Jeni berharap murid-murid lebih semangat lagi dari tahun sebelumnya.

"Emang seseru itu?" tanya Beby pada Oji di sebelahnya.

Oji mengangguk antusias. Cowok itu nampak sedang berpikir keras.

"Kali ini kelas kita bikin drama yuk?"

"Emang tahun kemarin ngapain?"

"Bikin band dadakan haha."

Beby mengangguk-anggukan kepalanya sepertinya acara yang di adakan setahun sekali itu terlihat seru, Beby jadi tidak sabar.

***

Leo sedang berada di depan SMA MAGENTA, cowok itu menjemput pacarnya yang bernama Kaya.

Terlihat Kaya yang berlari ke arahnya dan langsung naik sambil memeluk pinggang cowok itu erat.

"Cepetan yangg, nanti Pak Jaja ngeliat."

Segera Leo menancapkan gas dengan kecepatan tinggi. Ia mengelus punggung tangan Kaya yang berada di perutnya.

"Yangg, aku kangen banget." Ungkap gadis itu manja.

"Sama aku juga, maaf ya aku jarang luangin waktu buat kamu." Kata Leo berucap semanis mungkin.

Hari ini mereka bolos dan menonton bioskop, lalu pergi ke pantai pada sore hari.

Leo tidak tau tempat mana lagi yang harus ia kunjungi, kali ini ia memilih pantai entah mengapa rasanya ingin kesana padahal ia tidak terlalu suka dengan pantai.

Kaya membuka sepatu dan berlarian di atas pasir yang basah itu. Leo hanya duduk memperhatikan Kaya sambil memakan permen karetnya.

"Sayang, sini."

Bukannya menghampiri Kaya, Leo malah membuka ponselnya dan memotret gadis imut itu.

Kaya berlari ke arah Leo dan memeluknya hingga cowok itu terjatuh dan Kaya ikutan terjatuh. Suara tawa Kaya terdengar merdu di telinga Leo membuatnya gemas dengan gadis berambut pendek itu.

"Aku pengen makan bakso yang geedeeee banget," ujar Kaya sambil merentangkan tangannya.

"Ayuk, aku juga laper."

Kaya mengangguk dan hendak memakai sepatu, Leo berjongkok di hadapan Kaya lalu mengusap kaki gadis itu agar bersih dari pasir lalu membiarkan Kaya memakai sepatunya.

Perhatian Leo membuat Kaya semakin jatuh cinta, gadis itu tidak tau saja jika Leo selalu memperlakukan manis pacar-pacarnya.

Kaya menghambur memeluk Leo dan Leo tertawa sambil mengusap kepala Kaya. Ponsel cowok itu terus berdering, ia membuka aplikasi chatt.

Handphonenya ramai dengan grup kelas juga grup khusus ia dan teman-temannya. Dan ada beberapa chatt dari pacarnya yang lain.

Marisayang
Kamu kemana aja? Hari ini nggak masuk kelas kata Oka. Kamu sakit? Atau kenapa, aku khawatir.

Anda
Maaf sayang, aku nggak sakit kok. Aku kesiangan jadinya nggak masuk deh.

Leo memasukan kembali handphonenya ke dalam saku jaketnya. Kaya sudah menunggu di motornya sambil memanggilnya dengan riang.

Lagi-lagi handphonenya berbunyi, kali ini dari Oka.

Oka
Le, lo kepilih buat jadi pangeran. Kelas kita ngadain drama buat acara ulang tahun sekolah.

Leo yang membacanya tersenyum tipis, "Wajar sih gue emang cocok jadi pangeran."

Pantas saja grup kelas sangat ramai, pasti mereka sedang membahas drama yang akan di tampilkan.

"Kenapa senyam-senyum?" tanya Kaya heran.

"Lucu aja, anak kelas pada heboh bahas drama yang bakal di tampilin di ulang tahun sekolah."

"Oh iya aku hampir lupa, sekolah kamu selalu rayain ulang tahunnya. Kali ini kalian nampilin drama? Aku mau dateng nanti," pekiknya senang.

Leo juga mengangguk senang, "Oke. Aku tunggu kamu."

Sesantai itu, padahal tahun lalu saja perselingkuhannya terbongkar karena semua pacarnya berkumpul. Tetapi ia seakan tidak kapok dan mengijinkan pacarnya untuk datang.

Dasar, playboy!

Dasar, playboy!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Oh My Beby [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang