4

1.4K 175 9
                                    

Renjun sudah siap dengan bajunya yang dibantu oleh pelayannya shotaro, tapi ntah kenapa dia masih bingung mengenai karyanya itu. Apa jangan-jangan dia tidak masuk kedalam karyanya sendiri? Lalu dimana dia sekarang? Apa yang terjadi?

"Tuan muda. Apa ada yang ingin aku ubah lagi?" Ucap taro.

"Eh? Ti...dak." Ucap renjun lalu diapun berdiri dari duduknya dan keluar dari kamarnya karena dia yakin kalau dirinya telah ditunggu oleh ayah, ibu dan kakaknya.

Diapun sampai di ruang tengah rumah itu dan melihat ayah, ibu dan kakaknya yang telah menunggu.

"Baba? Mama? Noona? Maaf membuat kalian menunggu lama " Ucap renjun dan ketiganya melihat kearah sumber suara lalu terpesona dengan kecantikan dari anak mereka itu.

"Ntah kenapa aku merasa kalah darinya soal kecantikan. Apa aku salah jika iri padanya?" Batin ryujin.

"Kau sangat cantik sekali sayang. Ayo, kita harus berangkat " Ucap Chanyeol sembari menggandeng tangan anak bungsunya itu.

"Iya renjun, kau sangat menawan. Mama tidak menyangka soal ini." Ucap Baekhyun apalagi dia seperti melihat perpaduan dirinya dan Chanyeol pada anak bungsu mereka itu.

"Ayo kita pergi sayang " Ucap Chanyeol berjalan lebih dulu dengan renjun diikuti Baekhyun, tapi tidak dengan ryujin yang mendadak diam. Hingga membuat baekhyun menghentikan langkahnya dan mendekat pada anaknya itu.

"Ada apa sayang?" Ucap Baekhyun menyentuh bahu anak perempuannya itu.

"Tidak mama. Ayo kita pergi, aku tidak ingin melihat baba marah lagi." Ucap ryujin tersenyum dan Baekhyun hanya mengangguk sembari tersenyum lalu menggandeng tangan anaknya itu.
















At. Istana.

Terlihat jaemin berada di dalam kamarnya bersama dengan kakak kembarnya itu. Jaemin sengaja belum keluar karena alasan malas.

"Kapan Karina akan pulang?" Datar jaemin, karena mau bagaimanapun dia ingin adik bungsunya melihat pernikahannya.

"Mungkin saat pernikahanmu. Kau tau sendiri kan kalau anak itu suka sekali berpetualang. Ditambah dia terlahir tanpa garis takdir." Ucap jeno.

"Memang benar. Lalu, kenapa harus aku yang menikah lebih dulu dan melangkahimu juga jaehyun Hyung?" Ucap jaemin datar sembari melihat kelangit dari balkon kamarnya. Jeno akhirnya berdiri disebelah sang adik kembar.

"Mungkin karena takdirmu lebih dekat dari pada aku dan jaehyun Hyung." Ucap jeno sembari merangkul adik kembarnya itu.

"Tapi, aku tidak ingin menjadi pengganti ayah. Aku hanya ingin seperti ini." Ucap jaemin datar karena dia benar-benar tidak tertarik masuk dalam dunia politik apalagi menjadi seorang raja.

"Kau memang benar, aku juga tidak menginginkan menjadi pengganti ayah. Tapi, kau harus tau menjadi pengganti ayah juga takdir, dan itu akan terjadi jika salah satu dari kita memberikan keturunan selanjutnya dan keturunan itulah yang akan menentukan semuanya." Ucap jeno.

"Kalau begitu aku tidak akan menyentuhnya." Ucap jaemin datar.

"Kau juga tidak bisa seperti itu jaem. Mau bagaimanapun, kau tidak boleh membiarkan istrimu tidak kau sentuh. Bisa-bisa kita mengalami kemarau panjang jika yin dan yang tidak bersatu dengan baik. Kau tau itu kan?" Ucap jeno.

"Tapi?"

"Aku tau, sebelum pernikahan kalian salju pertama akan turun. Mintalah pada tuhan agar takdir jaehyun Hyung muncul." Ucap jeno.

"Kau benar." Ucap jaemin datar. Lalu kedua kembar itu mendengarkan suara pintu kamar jaemin yang diketuk.

"Ini Hyung, apa hyung boleh masuk jaem?"

"Masuk saja." Ucap jaemin sedikit keras.

Ceklek.

"Apa yang sedang dilakukan oleh calon pengantin ini?" Ucap jaehyun mendekat kearah adik kembarnya sembari tersenyum.

"Tidak ada Hyung." Datar jaemin.

"Kenapa Hyung kemari?" Ucap jeno.

"Ibu menyuruhku memanggil kalian. Sebentar lagi bangsawan Park dan keluarganya akan datang. Kau tidak ingin keluar?" Ucap jaehyun melihat jaemin.

"Aku akan keluar. Hanya sebentar lagi." Ucap jaemin datar.

"Hmm. Baiklah, Hyung hanya akan menyampaikan itu saja. Ingat segera keluar, Hyung harus permisi." Ucap jaehyun lalu pergi begitu saja dari kamar jaemin.

"Ayo jaemin. Kita harus menyambut iparku dan calon istrimu dengan baik." Ucap jeno lalu merangkul kembarannya dan berjalan bersama dengan wajah datar jaemin pastinya.

















Beberapa waktu kemudian, kereta kuda yang membawa keluarga Park memasuki istana dimana raja dan ratu bahkan ketiga pangeran sudah menunggu mereka di depan pintu masuk gedung istana itu.

Chanyeol diikuti keluarganya membungkuk hormat pada raja dan ratu juga keluarga kerajaan itu.

"Ayo silahkan masuk." Ucap lay tersenyum.

"Terimakasih yang mulia ratu." Ucap Chanyeol lalu mereka berempat mengikuti ke lima anggota kerajaan itu, bahkan ryujin tidak bisa melepaskan pandangannya dari pangeran yang akan menjadi suami adiknya itu, karena sungguh pangeran jaemin sangat tampan dengan pakaian kebesarannya itu.

Sekarang semuanya sudah duduk saling berhadapan.

"Aku tidak menyangka kita akan berbesan seperti ini Baekhyun." Ucap lay senang.

"Saya juga begitu yang mulia." Ucap Baekhyun tersenyum.

"Renjun bukan?" Ucap lay melihat renjun yang menunduk sedari tadi dengan wajah malunya karena berhadapan dengan calon suaminya. Renjun sebenarnya bingung sekali. Karena ini bukan dirinya sekali. Apa mungkin perkiraannya benar, kalau dia tidak ada dalam karyanya. Tapi di suatu tempat yang berbeda dan dia tidak bisa menjadi Huang Renjun ditempat ini.

"Ne." Ucap renjun pelan tapi bisa didengar oleh semuanya. Bahkan jaemin hanya menatap datar calon isrrinya itu.

"Pangeran jaemin, bawalah calon istrimu berjalan-jalan disekitar istana. Jika nanti kalian terlalu lama, kau bisa mengantarkannya kembali." Ucap lay pada anaknya itu. Dan jaemin hanya menganggukkan kepalanya mengerti lalu berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangannya pada renjun.

"Mari." Ucap jaemin datar dan renjun langsung bangkit sembari memegang tangan jaemin membuat jaemin kaget karena tangan itu sangat lembut dan sangat pas sekali di genggamannya. Setelahnya kedua orang itu berlalu. Bahkan ryujin tidak bisa untuk menahan keduanya sama sekali.

"Mereka sangat serasi sekali." Ucap lay senang.

"Ibu benar. Renjun juga sangat cantik untuk ukuran seorang pria mungil.' Ucap jeno kagum.

"Jangan sampai menyukai calon istri kembaranmu Kim Jeno." Ucap jaehyun pada adiknya itu.

"Apa sih Hyung, aku tidak mungkin melakukannya." Ucap jeno sedikit kesal.

"Tapi aku akan melakukannya." Batin jaehyun dengan senyuman yang sangat sulit untuk diartikan.



























T.B.C.

Diamond (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang