5

1.3K 160 2
                                    



Jaemin dan renjun berjalan dengan tangan yang sudah terlepas satu sama lainnya hanya posisi mereka saja yang berjalan dengan sejajar dan menghiraukan pelayan yang bekerja karena sekarang kerja jantung keduanya sedang sangat meningkat sekali.

"Saya Park Renjun, pangeran." Ucap renjun membuka pembicaraan.

"Kim Jaemin." Datar jaemin sembari menatap renjun tepat pada mata serupa rubah yang sangat cantik dan penuh binaran itu.

"Indah sekali." Batin jaemin.

"Pangeran?" Jaemin sontak tersadar dari lamunannya dan melihat renjun.

"Apa ada sesuatu di wajahku pangeran?" Ucap renjun sembari meraba-raba wajahnya.

"Tidak ada, kau sudah sempurna." Ucap jaemin datar tapi benar-benar sangat berarti. Membuat renjun memerah seketika dan menundukkan wajahnya.

"Sangat menggemaskan." Batin jaemin.

"Aduh!" Keduanya langsung melihat kearah sumber suara, dan renjun langsung berlari pasalnya dia melihat anak yang kira-kira berumur 3 tahun dengan baju lusuhnya terjatuh dan menangis dalam diam.

"Hei kenapa bisa jatuh begini. Pasti sangat sakit ya? Tenang ya sayang." Ucap renjun sembari menggendong anak itu tanpa perduli bajunya yang akan kotor nantinya lalu membawanya ke duduk di kursi diikuti oleh jaemin yang hanya berdiri memperhatikan.

"Yaampun, lihat sikumu berdarah. Lututnya juga. Sabar ya sayang." Ucap renjun dengan sangat ramah lalu melihat kearah jaemin.

"Maaf pangeran, apa ada obat luka? Kasihan anak ini." Ucap renjun.

"Tunggu sebentar." Ucap jaemin lalu diapun meninggalkan renjun dan anak itu berdua.

"Tatit." Ucap anak itu dengan airmata yang terus berjatuhan.

"Hei tidak masalah. Aku akan mengobatimu." Ucap renjun tersenyum lalu meniup luka anak itu. Anak itu tersenyum kecil mendapatkan kasih sayang seperti itu.

"Telimakasih." Ucap anak itu.

"Sama-sama. Dimana orangtuamu?" Ucap renjun ramah karena dia yakin orangtua anak ini pasti juga pekerja di istana ini.

"Tidak tau." Ucap sih kecil itu dengan tatapan polosnya membuat renjun bingung. Lalu diapun menyadari jaemin yang telah berada di sebelahnya dengan obat luka.

"Maaf pangeran, ini anak siapa ya?" Ucap renjun yang menerima obat luka itu.

"Namanya kwon yejun. Dia anak dari pelayan dan pengawal disini, ibunya telah tiada saat melahirkannya dan ayahnya tiada di Medan perang setahun yang lalu. Anak ini mungkin tidak terlalu dijaga oleh pelayan lainnya, ingin memberikan pada saudaranya. Orangtuanya sama-sama anak tunggal."

"Jadi dia tidak mempunyai orang tua." Ucap renjun sembari memberikan obat pada luka anak itu dengan tatapan sedihnya.

"Iya." Ucap jaemin yang sangat takjub dengan sisi lembut calon istrinya itu.

"Kasihan sekali kau nak." Ucap renjun lalu diapun memeluk anak yang ada di pangkuannya itu. Anak yang mungkin belum mengerti apapun, mendekapnya erat dan menimangnya layaknya anak sendiri

Lalu salah satu pelayan menghampiri ingin mengambil anak itu.

"Maaf pangeran, tuan muda saya akan mengambil yejun." Ucap pelayan itu.

"Tidak. Saya akan mengurusnya. Kau kerjakan saja yang lainnya." Ucap renjun menolak karena sepertinya anak ini sangat ketakutan saat pelayan itu mendekat. Renjun merasakan ceruk lehernya yang basah karena tangisan dalam diam anak itu.

Diamond (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang