TW : kata-kata kasar dan situasi yang mungkin mengganggu beberapa orang!
Selasa 11, Apr. Masih di malam yang sama, Carver dengan gugup menggarap jalan raya seolah tengah di arena balap berakhir juara satu internasional. Memikirkan apa yang Benny lakukan, tak ayal Carver pun hampir menerobos lampu merah. Begitu tak sabarnya ia untuk rambu lalu-lintas kembali hijau, memukul-mukul setir mobil, bergetar dan selalu muncul pikiran negatif. Namun Carver menenangkan dirinya agar tidak terjerumus dalam kecelakaan karena itu akan mengacaukan pencariannya.
Sementara itu Benny sedang sibuk dengan dunianya sendiri, cukup berkeringat ia dibuatnya karena mengangkat pria 60 kilo lewat pintu belakang, namun Benny cukup kuat untuk memasukkannya ke bagasi mobil curian beberapa menit lalu. Tidak dengan merampok dari seseorang tentunya, karena itu akan meninggalkan saksi. Melainkan Benny menggunakan cara bajak kunci. Walaupun agak susah mencari tipe mobil yang cocok dengan kunci yang dibawa Benny, ia tetap menemukannya karena merk tersebut cukup umum dipakai warga LA. Ia membungkus jasad Richard menggunakan plastik besar maka orang yang sempat melihatnya akan menyangka bahwa itu sampah yang sudah lama ditumpuk. Benny berpakaian seolah seperti pekerja medis, lengkap dengan sarung tangan dan kostum APD yang melindunginya dari cercak darah dan juga mencegah sidik jarinya untuk menempel di tekstur manapun saat membersihkan TKP.
"Fyuhh, repotnya menjadi pekerja malam yang hanya ingin hidup biasa namun tidur pun tak nyaman disebabkan kelamnya aturan di negara ini" gumam Benny sambil menyalakan mesin untuk menjalankan mobilnya menuju bunker bekas penemuannya beberapa bulan lalu lumayan jauh dari hingar bingar kota LA.
Sebelumnya untuk mencegah bahan kimia Tanomil menunjukkan dimana sembunyinya bercak darah, Benny sudah mengepel lantai dan benda yang terkena cipratan darah Richard memakai Bleach.
"Ah! Akhirnya, sekarang mari kita menuju Tuan Hawkins terlebih dulu" gerutu Carver.
Carver memarkirkan mobilnya dengan tergesa-gesa dan berlari menuju kantor pusat "A Night Butterflies". Dengan sedikit mendobrak pintu masuk, resepsionis terkejut dan mengira Carver adalah preman yang selalu mengakui kekuasaannya di daerah itu, namun setelah Carver menanyakan nama Benedetta, sang resepsionis tidak memberitahunya begitu saja. Carver yang sangat cemas memaksa resepsionis itu.
"Wow tenangkan dirimu! Aku harus menelpon Pak Hawkins terlebih dulu, bung! *suara dial telepon*" dengan gemetaran wanita itu memandangi Carver dengan tatapan khawatir, dan akhirnya tersambung. "Halo! Pak, disini ada pria muda menanyakan salah satu pekerja, dia terlihat sangat buru-buru dan cemas. Apa yang harus aku lakukan?" Ujar wanita tersebut "dia menanyakan siapa?" Tanya Tuan Hawkins di sebrang sana "Gadis SMA bernama Benedetta!" Jawabnya "beritahu dia bahwa Benny sedang disewa oleh langganannya di sebuah apartemen dekat teater tak jauh dari sini, mungkin pria itu penjaga rumahnya" sambung Tuan Hawkins yang langsung mengakhiri percakapan.
"Errr, Benedetta yang kau cari sedang berada di apartemen dekat teater 20 menit dari sini, cobalah untuk menanyakan tukang pembersih sepatu di sisi jalanan" ucap wanita itu kembali fokus lagi ke pekerjaannya.
"Terima kasih! Ini ambillah" tutur Carver yang mengasongkan beberapa dollar dan koin ke wanita tersebut.
"Pria itu nampaknya peduli terhadap Benny, hufft gadis itu memang pencari masalah. Dari awal gerak-geriknya seolah tidak untuk bekerja" gumamnya.
Sedangkan Carver menancap gas dan langsung menuju tempat yang wanita resepsionis itu arahkan. Setelah sampai, rintik hujan pun mulai berjatuhan melampiaskan kesendiriannya di atas sana ke dasar bumi.
Carver menoleh-noleh mencari keberadaan tukang pembersih sepatu, sampai akhirnya tepat sebelum tukang itu akan berpulang Carver pun berlari menahan kepulangannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/313559916-288-k266896.jpg)