saya dan dia

6 2 0
                                    

Saya kembali bertemu dengan fatimah, ia masih terlihat sama seperti sebelumnya. Bertemu kembali dengan fatimah ialah doa istimewa yang selalu saya titipkan di doa sebelum tidur bersama dengan curhatan indah saya dengan Allah swt. Malam yang sunyi dipenuhi dengan runtutan cerita yang terus saya ulangi disetiap harinya, tempat dimana saya bisa berkeluh kesah maupun menceritakan hal menyenangkan yang bahkan Allah swt sendiri sudah mengetahuinya sebelum saya menceritakan kepadanya.

Saya kehilangan keberadaan fatimah, setelah sholat tadi mungkin ia bergegas pergi bersama dengan temannya yang lain, mungkin fatimah tinggal di desa ini namun saya yang belum menemukan dimana tempat ia tinggal. Hari sudah mulai gelap saya dan furqon berpisah di musholah dan pulang kerumah masing masing.

Diperjalanan saya tidak bisa menahan rasa bahagia dan bersyukur karna sudah bertemu dengan fatimah hari ini, mimpi apa ya saya semalam bisa bertemu lagi dengan bidadari surgaku ini. Saya kehilangan fokus dalam sesaat setelah menyadari saya jalan berputar putar mengelilingi desa dengan tersenyum lebar, tibalah saya didepan rumah dan segera masuk karna mungkin ibu sudah menunggu saya didalam rumah.

.
.
.
.
.

Pagi pagi sekali selepas sholat subuh berjamaah di musholah saya memutuskan untuk berjalan jalan mengelilingi desa, suasana tenang dengan udara yang segar mengawali pagi saya hari ini. Kicauan burung yang saling bersahutan terdengar sangat indah di telinga saya, dua ekor kucing yang sedang ee dihadapan saya membuat pagi yang indah ini berakhir dengan cepat. Untung saja kedua kucing itu segera berlari setelah membuang hajat.

Sarapan pagi ini ibu memasak sayur sop dengan tempe dan tahu bacem, masakan rumahan sederhana dengan cita rasa yang khas dari ibu saya tercinta. Saya dan furqon kembali mendatangi pesantren untuk memeriksa gedung dan kebun sesuai amanat pak kepala desa.

"Cantik sekali bukan?" tanya furqon
"Siapa?" jawabku
"Yang kemarin, kau tidak ingat?" tanyanya lagi
"Fatimah milik saya" jawabku tegas
"Maksudmu apa, fatimah siapa?" tanyanya kebingungan
"Gadis sederhana yang memakai mukena putih bersih kemarin dia milik saya" jawabku
"Owhh gadis itu, tapi aku menyukai temannya. Apa kau tau siapa nama temannya itu?" tanyanya
"Tidak" jawabku
"Bagaimana bisa kau mengenalnya?" is kembali bertanya
"Dia jodohku, dia milikku. Sekarang memang belum tapi segera, InsyaAllah" jawabku tegas
"Iya kawanku, berjuanglah" jawabnya

.
.
.
.
.

InsyaAllah hari ini anak anak yang akan menjadi murid di pesantren akan segera tiba, tepatnya kedatangan mereka mungkin sesaat setelah sholat zuhur. Ada satu persoalan yang lupa saya tanyakan kepada pak kepala desa kemarin. Apakah semua murid pesantren nanti lelaki semua atau campur, dan kalaupun nantinya campur apa hanya saya berdua dengan furqon yang menjadi pengurusnya. Nanti akan saya tanyakan langsung kepada pak kepala desa.

Saat teriknya matahari terasa tepat diatas kepala, saya dan furqon pergi menuju musholah untuk sholat berjamaah sembari menunggu kedatangan para murid pesantren. Mungkin kedatangan mereka sedikit terlambat, jadi harus menunggu lebih lama dari waktu yang diperkirakan. Ibu furqon membawakan sayur santan buatan ibunya, beliau bilang agar anak anak betah di desa ini, dan tidak lupa pak kepala desa juga membawakan aneka ragam buah segar yang baru ia panen dari kebunnya.

Alhamdulilah, setelah lama menunggu akhirnya anak anak tiba dengan selamat. Setelah sampai pak supir bus tersebut bercerita bahwa dalam perjalanan menuju kemari ban bus nya pecah yang membuat kedatangan mereka sedikit terlambat, tapi syukurlah semua tiba dengan selamat dan dalam keadaan baik baik saja. Ternyata murid pesantren tersebut tercampur ada lelaki dan perempuan.

"Mohon maaf pak kemarin saya lupa menanyakan persoalan ini kepada bapak" ucapku
"Iya ada apa mas Sulaiman?" jawab pak kepala desa
"Murid pesantren ini ada lelaki dan perempuan pak, apakah nantinya mereka akan dicampur atau saya mengajar yang lelaki kemudian furqon mengajar yang perempuan?" tanyaku
"Maaf mas bapak lupa memberi tahu, untuk murid perempuan nanti akan bapak serahkan kepada mba Fatimah dan mba Aisyah" jawab pak kepala desa
"Fatimah?" tanyaku
"Iya mas, saya harap kalian bisa bekerja sama dengan baik" jawab pak kepala desa
"Baik pak InsyaAllah" jawabku

17:32 [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang