08 : 10x Lipat Lebih Nyebelin

50 10 5
                                    

Angin yang berhembus terasa lebih dingin ketika malam datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin yang berhembus terasa lebih dingin ketika malam datang. Bintang-bintang yang bersinar di hamparan langit serta lampu-lampu lalu lintas yang menyoroti jalanan ibu kota menghiasi penghujung hari antara Jihan dan Haruto. Kedua remaja berusia 17 tahun itu lagi duduk berdua menikmati susu jahe hangat di tepi jalan selebelum kembali melanjutkan perjalan ke rumah.

"Sorry, udah ngajak lo pulang naik motor." Haruto membuka suaranya pertama kali, setelah keheningan panjang diantara mereka sejak turun dari motor. Cowok dengan jaket denim itu diam-diam melirik gadis di sebelahnya. "Lo kedinginan?"

Jihan menggeleng pelan, tubuhnya cukup terasa hangat karena hoodie yang dipakainya. "Gak kok. Udah biasa juga malam-malam naik ojol tiap pulang ekskul sama rapat OSIS."

Haruto mengangguk dan kembali menyeruput susu jahenya. "Oke. Tapi kalau lo ngerasa dingin bilang aja, gue bisa pinjemin jaket gue buat lo."

Jihan tertawa mendengarnya, gadis bersurai panjang itu jadi teringat adegan klise dalam novel romantis yang menurutnya sedikit konyol. "Kalau kayak gitu nanti malah lo yang kedinginan."

Haruto ikut tertawa, kali ini ia tidak lagi melirik diam-diam. Cowok itu menghadapkan tubuhnya ke Jihan, menatapnya tepat di bola mata dengan lembut. "Gue rela sih Han kedingingan demi lo."

"Pft. Cringe tauk." kata Jihan seraya memeluk dirinya sendiri karena merasa geli.

Haruto kembali tertawa, gadis di sampingnya ini benar-benar sulit buat digombalin. "Btw, lo laper gak? Mau gue pesenin jagung bakar? Nasi goreng? Atau yang lain?"

"Hmmm, sebentar." Jihan mengerlingkan pandangan, menatap gerobak-gerobak makanan yang mangkal di tepi jalan dan berpikir mana yang kira-kira lebih enak untuk mengisi perutnya. "Jagung bakar boleh, gue udah lama gak makan itu."

"Tunggu di sini kalau gitu." ujar Haruto sebelum bergegas pergi menghampiri Abang penjual jagung bakar.

Menatap punggung Haruto yang perlahan menjauh, Jihan jadi teringat alasannya berada di tempat ini dengan anak cowok yang gak begitu ia sukai di kelas. Haruto bilang ia mau mengakatan sesuatu pada Jihan, cowok yang biasanya berekspresi kayak orang bercanda sepanjang waktu mendadak serius ketika mereka tadi bicara di bandara. Jihan jadi penasaran hingga alih-alih pulang bareng keluarga Junghwan, dia malah nongkrong di sini dengan Haruto.

Jihan menjentikkan jarinya di pipi beberapa kali, mengira-ngira tentang hal apa yang akan Haruto katakan. Mungkin ... ada kaitannya sama Wonyoung? Ah! Kelompok KWU! Anggotanya gue, dia, Yujin, dan Wonyoung.

Saking seriusnya berpikir, tanpa sadar Jihan menyuarakan apa yang terlintas di kepalanya. "Apa mau keluar dari kelompok ya?"

"Siapa yang mau keluar dari kelompok?" Tahu-tahu seenggok manusia yang baru saja memenuhi pikiran Jihan selama beberapa menit itu telah kembali dan muncul di hadapannya dengan membawa dua jagung bakar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

COME TO ME • TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang