11⚘

4.1K 368 6
                                    


Latar, tempat, adegan, tokoh, nama, dan sebagainya murni dati karangan penulis. Benar-benar karangan dan bukan berniat menyinnggung pihak manapun. Don't copy my story please. Hope u guys enjoy it!

Author ingin meminta maaf karena masih banyaknya kesalahan pada cerita ini. Baik tanda baca, typo, dsb.

Jangan lupa, bintang di pojok kiri dan komennya guys. Terimakasih ⚘

****

Menurut kabar yang beredar, Lady Rowena mengajak putra makota minum teh bersama, berkeliling istana, bahkan berkuda bersama. Terdengar sangat romantis.

Roseanne sedang bercermin, memperhatikan penampilannya hari ini. Ia menggunakan gaun biasa. Setelah hari itu Floryn menyampaikan keinginannya untuk keluar dari istana. Sebenarnya Roseanne terkejut, permintaannya diterima begitu saja tanpa menunggu waktu yang lama.

Gadis itu melihat pantulan dirinya sekali lagi.

Ia mengenakan kemeja putih lengan panjang dengan model berkerut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia mengenakan kemeja putih lengan panjang dengan model berkerut. Kemeja itu berkera dan dipasang pita berwana hitam. Ia mengenakan rok abu dengan motif kotak-kotak. Dan sepatu boots hitam biasa. Rambutnya diikat setengah dan sisanya dibiarkan terurai bebas, tentu saja ditambah dengan seutas pita sehingga gadis itu tampak lebih cantik.

"Maaf Lady, sekarang waktunya"
Floryn mengintrupsi, mengingatkan bahwa waktunya telah tiba.

Roseanne menghela nafas berat sebelum menemui putra mahkota. Mereka sepakat untuk bertemu di rumah kaca istana.

Dari luar pintu ini terlihat punggung kokoh seorang pria, yang sepertinya sedang menikmati segelas teh di pagi hari ini.

Rambut hitam sekelam malam itu tampak begitu rapih. Membuat pria itu tampak tampan walau dari belakang.

"Salam Hormat yang mulia putra mahkota, Saya Lady Roseanne Verlin Van Berton memenuhi undangan kerajaan" Roseanne menunduk dan mengangkat kedua sisi gaunnya. Ia memperkenalkan diri dengan sopan.

Alexavier meletakan gelas teh yang baru ia minum satu tegukan.
Ia mengangguk dan mempersilahkan Roseanne untuk duduk di kursi depannya.

Roseanne berfikir, apakah benar pria ini seorang putra mahkota. Tingkahnya sedikit tidak sopan, ia merasa sedikit tersinggung karena putra mahkota tidak membalas sapaannya.

"Maaf yang mulia Alexavier, tapi bisakah kita langsung berangkat?" Roseanne bertanya, sungguh berani gadis ini.

Pria di depannya sedikit terkekeh, ia bahkan terus memandang Roseanne dengan intens.

"Kau begitu terburu-buru gadis buku" suara berat nan tegas itu mengalun indah memasuki indra pendengaran Roseanne.

Gadis itu terkejut, gadis buku?. Masih dengan pandangan menunduk, apakah putra mahkota pernah bertemu dengannya sebelum ini? Batin gadis itu  bertanya-tanya.

Throne: The Chosen OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang