13⚘

4.2K 362 5
                                    


Latar, tempat, adegan, tokoh, nama, dan sebagainya murni dati karangan penulis. Benar-benar karangan dan bukan berniat menyinnggung pihak manapun. Don't copy my story please. Hope u guys enjoy it!

Author ingin meminta maaf karena masih banyaknya kesalahan pada cerita ini. Baik tanda baca, typo, dsb.

Jangan lupa, bintang di pojok kiri dan komennya guys. Terimakasih⚘

****

Roseanne dan Alexavier sekarang sedang dalam perjalanan kembali ke kerajaan Carlisle.

Ibu nya Mayern tidak mau ikut pindah ke ibu kota. Mayern berkata ia akan tetap mengurus ladang mawar mereka.

Tapi sebagai menantu yang baik, Alexavier memerintahkan untuk membangun tempat tinggal yang lebih baik, serta memberi beberapa pekerja untuk membantu ibu mertuanya itu mengurus ladang.

"Yang mulia."

Roseanne memecah keheningan dalam kereta kuda itu. Alexavier yang tadinya diam mengarahkan pandangannya ke Roseanne, sehingga iris hazel dan abu itu kembali bersibobok.

Beberapa detik bahkan mereka saling memandang. Roseanne mengalihkan pandangannya gugup.
"Bolehkah aku mengajukan syarat pernikahan?"

Alexavier bingung, dahinya berkerut. Ia mencerna perkataan Roseanne dan heran. "Mengapa harus ada syarat pernikahan?"

"Aku, aku..." Roseanne terkejut karena tiba-tiba Alexavier telah berpindah duduk di sampingnya.

"Yang mulia kenapa harus sedekat ini?" Gugup Roseanne.

"Bukankah ini masalah serius? Jadi aku rasa kita perlu mengikis jarak sedikit agar meminimalisir kesalahpahaman"
Ucap Alexavier gugup, bahkan pria itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Roseanne menganggunk ragu, bahkan tangannya gemetar dingin.
"Dengan segala hormat saya meminta bisakah saya menjadi istri dan wanita satu-satunya dalam hidup anda?"

Alexavier sedikit terkejut, tetapi ia tetap mempertahankan ekpresi datarnya. "Baik" suara itu mengalun tegas.

Alexavier menggenggam tangan Roseanne yang sudah mendingin gugup. Roseanne memandang Alexavier dengan gugup. "Tapi sanggupkah kau melahirkan banyak pangeran dan putri yang lucu untuk kerajaan Carlisle?" Alexavier memandang serius Roseanne.

"Tentu, bukankah itu kewajibanku yang mulia?" Pandangan Roseanne bergerak kesana kemari. Gadis itu merasa gugup.

Alexavier menganggukan kepalanya. "Baiklah, kau yang menyanggupinya. Maka akan ku pastikan bila kau adalah istri dan wanita satu-satunya dalam hidupku."

Roseanne melemaskan otot bahunya yang selama beberapa menit terakhir menegang. Tapi itu tak berselang lama, karena ia kembali menegang karena tiba-tiba bahunya ditimpa oleh sesuatu beban berat.

"Aku sangat mengantuk, tolong izinkan aku tidur di bahumu wahai calon istriku" Alexavier memejamkan matanya, bahkan tangan kokohnya masih setia menggenggam jari-jari roseanne dengan erat.

"Rilex saja Roseanne, jika tidak badanmu akan terasa sakit nanti. Aku sungguh mengantuk, kau tidak berniat membuat calon suamimu sakit di tengah perjalanan seperti ini kan?"

Pipi Roseanne bersemu merah. Mendengar kata calon suami dan calon istri yang keluar dari bibir pria itu.

Ia membiarkan Alexavier tidur di sana. Hitung-hitung membayar ganti rugi ketika ia tidur di bahu pria itu ketika dalam perjalanan ke Roseland kemarin.

Istana tampak lebih sibuk dari hari-hari sebelumnya. Bahkan terlihat lebih sibuk dari kompetisi kemarin.

Throne: The Chosen OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang