Sekelompok siswa harus berjuang untuk menghindari dan melawan wabah virus zombie di sekolahnya. Kepercayaan diantara mereka pun punah saat itu, mereka tidak bisa percaya begitu saja.
Adapun jenis Zombie yang berlagak seperti manusia pada umumnya yan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka berdua terus berjalan menelusuri jalanan "Bukankah itu Matt?" cicit El memicingkan matanya
Dylan mengikuti arah pandang El, dan benar saja di depan sana Matthew sedang berjalan sendirian sambil melucuti helm dan body protector untuk melindungi tubuhnya.
Dengan terburu El berlari menghampiri Matthew. Dylan pun ikut berlari mengejar El.
Tiba-tiba El mengerem tubuhnya mendadak, sama halnya dengan Dylan yang berdiri dibelakang El "El?" panggil Dylan yang keheranan
El berbalik menatap Dylan "Kenapa zombie-zombie itu tidak menyerang Matt?" tanyanya memiringkan kepala
Matthew yang mendengar obrolan mereka pun lantas membalikan badan kearah El, padahal jarak mereka cukup jauh "El?" panggilnya sembari tersenyum, Matthew mengahampiri mereka berdua.
"Sebaiknya kita pergi, ada yang tidak beres" ajak Dylan menggenggam lengan El
El menggeleng cepat "Aku mencarinya" kekeuhnya menghempaskan tangan
"El. Lihatlah tangan dan lehernya— uratnya sangat menonjol, hitam" jelasnya, El pun melihat kearah yang disebutkan Dylan
Mendapati Matthew berlari, Dylan menarik tangan El dengan kasar supaya segera menghindari Matthew.
"El! Aku lapar!!!" teriak Matthew berlari mengejar mereka berdua
"Aku belum sempat makan dikantin!!!"
Grep
Matthew berhasil menarik belakang jaket El sampai tertarik kasar, Matthew mengukung El dengan napas besarnya "Kenapa berlari? Aku hanya ingin minta dagingmu. Apa kau punya daging?"
Sempat ingin menyerang El, Dylan menusukkan kayu andalannya kebagian leher Matthew dan membuatnya mengerang. Dylan menggusur El dan membantunya berdiri "Lari dan kembali ke tempat semula!" titahnya mendorong pelan
Menggeleng "Kau?—"
"Aku akan menyusulmu, jangan tinggalkan tempat itu sebelum aku datang, mengerti?" peringat Dylan yang masih berjuang menahan berontakan Matthew
