"Sskkk" suara derak angin bercampur debu dan rerumputan menyapu ketika burung gagak raksasa dengan tiga kakinya mendarat ditanah.
"Terima kasih buddy! tadi itu cukup menyenangkan" Aku mengelus dengan lembut tengkuk kepala burung gagak raksasa itu dan perlahan menuruni tubuhnya.
Setelah aku turun, burung itu hanya memberikan anggukan singkat dan terbang kembali ke angkasa. Pandanganku akhirnya berpindah dari burung yang sudah terbang ke lingkungan di sekelilingku.
Aku mendarat di hamparan padang rumput, tepat beberapa meter dari tempatku mendarat terdapat jalan setapak yang dikelilingi taman bunga yang sangat indah. Jalan tersebut tampaknya mengarah menuju ke suatu tempat yang dapat terlihat dari kejauhan seperti sebuah kastil putih besar nan megah.
"Wah, apa aku sudah salah mendarat ke surga?" Seruku sembari mengagumi pemandangan indah disekitarku.
"Tidak ada siapa-siapa disini."
Jalan setapak yang mengarah ke istana megah itu adalah satu-satunya jalan yang dapat terlihat dan sepertinya tidak ada jalan lain selain jalan itu, dilihat dari padang rumput yang sepertinya tidak berujung.
"Walau agak mencurigakan, bukankah lebih baik kuperiksa?"
"Tapi sebelum ituu..."
"Pertama-tama mari coba kumpulkan semua informasi yang sudah kudapatkan."
Pertama, aku sekarang ini berada di dunia bernama NEO KOSMOS yaitu dunia setelah kematian lainnya yang tidak langsung membawaku pada kematian yang sebenarnya walaupun aku tidak mau.
"Hmm... sebenarnya kenapa aku tidak bisa masuk ke pintu menuju kematian? Apakah sistemnya bermasalah atau apa?"
Merasa sia-sia sudah menetapkan hati untuk memilih pergi menuju kematian dan bahkan berterima kasih pada administrator yang kukira akan menjadi orang terakhir yang kutemui sebelum benar-benar bertemu akhir hidupku yang ternyata belum berakhir.
"Huh! Mau dipikirkan bagaimanapun, tidak terpikirkan jawaban apapun. Lagipula bagaimana bisa aku tahu apa yang terjadi jika bahkan Hecate yang administrator saja tadi seperti kebinggungan? Lalu siapa dan mengapa Gods of Death itu membuat dunia aneh ini? Dan apa yang membuatku bisa terpilih menjadi salah satu orang yang dapat memasukinya kalau sepertinya kesempatan ini terbatas? Lalu apa yang terjadi pada ingatanku? Keluargaku?" seruku sedikit kesal yang memiliki segudang pertanyaan tanpa jawaban.
"Hah... mari lewati itu pertanyaan-pertanyaan tak berguna yang tak mungkin kutahu jawabannya sekarang dan pikirkan hal lain" gumamku pada diri sendiri.
"Hmm..."
"Oh iya! Everlasting! Karena sekarang aku sudah terlanjur berada disini aku mau tidak mau harus menjelajahi everlasting apalah itu. Tapi bagaimana aku harus mempersiapkan diriku untuk itu?"
"Ahh!" suaraku bersemangat.
"Open Window" seketika muncul layar familiar didepanku. Aku teringat akan layar yang sepertinya dapat membantu memberi informasi apapun itu. Aku segera menelusuri menu-menu apa saja yang ada di layar itu.
"Hmm, menu shop, peringkat, level, inventory... Ah! Ini dia, pusat informasi!" aku segera membuka menu menu pusat informasi dengan bersemangat.
[Nama Penantang: Arai Hanyi Bakati]
[Umur : 19 Tahun]
[Level : 0 ]
[Skill : Unknown]
[Informasi lain tidak dapat diakses. Silahkan selesaikan Quest untuk dapat membuka akses]
"Hmmm.."
Jadi rupanya umurku 19 tahun dan tidak ada informasi lainnya.
"Hey, bukankah aku mati diusia yang terlampau muda?" Ujarku kesal akan takdirku yang menyedihkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
AFTERLIFE: The Beginning After The End
FantasiHidup adalah rangkaian pilihan yang dibuat manusia. Tapi apa jadinya jika kamu sudah mati dan dihadapkan kepada persimpangan terakhir yang pilihanmu dapat mengubah nasibmu? Haruskah aku ke alam baka atau ke dunia baru yang tidak diketahui apa yang...