Place in the World // Changbin

12 2 0
                                    

Mentari senja mempersilakan dirinya di setiap sudut ruang tamu apartemen sederhana milik Raya. Sang puan yang tengah duduk bersandar pada tembok berwarna gading itu ditemani seorang pria-yang alih-alih berfokus pada deadline yang perlu ia kejar, maniknya hanya lekat pada wajah si gadis.

Calvin meneliti wajah gadisnya yang sedari tadi hanya fokus memandangi laptop silver dalam pangkuan. Mulai dari maniknya yang cerah, hidung yang mungil, pipi yang senantiasa merona kala si pemuda memujinya, bibirnya yang manis, hingga helaian pekat yang membingkai setiap fitur wajah sang puan-Calvin menyimpan semua gambaran akan sang puan dengan penuh hati-hati.

"Sayang,"

"Hm?" Meski telah terbangun dari angannya dengan sang puan, mata pemuda yang terbalut jaket kulit hitam itu seakan tak mau lepas dari sosok si gadis.

"Am I good enough?"

Kening Calvin menampilkan guratan bingung atas pertanyaan sang puan, "Maksud kamu?"

"Sini deh," tangan pria itu dengan sigap memindahkan laptop si gadis sebelum ia beralih duduk di hadapannya-telapak hangat Calvin menemukan tempatnya pada lutut sang puan, "kenapa, sayang? What's bothering you?"

Jemari Raya menelusuri milik sang kekasih sebelum menggenggamnya erat, mencari rasa aman dari kokoh tangan Calvin, "Aku... ragu."

"Ragu tentang?" Suara Calvin tegas, namun tanpa kesan mengintimidasi. Sangat khas dari Calvin. Ibu jari si pria mengusap lembut lutut Raya, mencoba mengisyaratkan bahwa semua baik-baik saja-gadis itu baik-baik saja.

"Semuanya," jawab sang puan seraya tersenyum tipis, "am I pursuing the right thing? Is doing what I do even the right answer? Because there's other people out there doing much better than I am, and I feel like there's no place out there for someone like me."

"Hey," telapak Calvin kini menemukan tempatnya pada wajah sang puan, membuat manik keduanya bertemu, "Raya, kamu boleh ragu tentang tempat kamu sekarang, tapi jangan bikin diri kamu sendiri merasa kecil. Buat aku, you're one of the brightest person I've ever known. Kamu keren, dengan semua jalan pikiran dan ide di kepala kamu, dengan apa yang bisa kamu buat dari semua itu."

"Terlepas dari posisi kamu sekarang, kamu tetap orang paling keren dengan alasan sesimpel kamu gak pernah nyerah dan stuck di satu tempat untuk waktu yang lama," ucap Calvin seraya tersenyum.

"Raya-ku, kamu keren, dan kamu selalu punya tempat di mana pun tempat yang kamu tuju. Jangan pernah lupa itu, oke?"

and afterall, it's everything about you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang