Hening menyelimuti ruang tamu Claire yang temaram-sesekali diselingi oleh isak pelan dari gadis yang kini tengah meringkuk dalam pelukan Chris. Di saat seperti ini, Claire bersyukur rumah mungil yang menaunginya itu hanya ia tempati sendiri.
"I'll get you a drink, ya?" Suara pria itu lembut-terlampau lembut untuk seseorang yang telah menanamkan sebilah pisau tepat pada jantungnya. Claire menggeleng pelan seraya mengeratkan genggamannya pada hoodie yang Chris kenakan, tak ingin pria itu meninggalkannya barang sedetikpun.
"Sayang, you cried a lot. Minum dulu, hm?" Chris membujuk sang kekasih, yang lagi-lagi dibalas gelengan oleh sang puan. Si pemuda menghela nafas pelan-ia tak bisa melihat gadisnya seperti itu.
Chris sangat, sangat mencintai Claire. Ia yakin akan hal itu, dan Chris pun tahu gadis itu mencintainya. Hanya saja, pria itu pun tak bisa menyangkal bahwa terkadang ia merasa seakan gadis itu masih memiliki sebuah keraguan, entah itu terhadap hubungan mereka ataupun... terhadapnya.
Chris tak ingin mendesak Claire untuk bercerita. Ia yakin gadisnya lambat laun akan terbuka mengenai apa yang masih menjadi beban dalam hatinya, namun Chris tak menyangka Claire akan mengambil sebuah keputusan ekstrim seperti pintanya minggu lalu. Meski tak mau, Chris mencoba untuk mengikuti harapan sang kekasih, namun hati kecilnya merasa sangat terusik. Pria itu tak tenang, dan entah apa jadinya bila ia tidak nekat mendatangi rumah Claire sore tadi sepulang ia bekerja.
"I'm really sorry," ucap sang puan. Pelan, namun cukup untuk Chris dengar. Pria itu mengeratkan lengannya yang melingkar pada bahu sang kekasih, memeluknya erat seperti sedang berusaha untuk menggabungkan kepingan diri sang gadis yang retak.
"Aku... aku takut," lanjutnya seraya memejamkan mata, "aku takut I'm going to rely too much on you and I don't want to wear you out, you know? Aku gak mau kamu ninggalin aku ketika aku udah bisa sepenuhnya percaya sama kamu dan... aku benci itu. Aku tau itu gak masuk akal, tapi aku takut, Chris. I'm really scared. I want you so much to the point I despise the thought of losing you."
Kepala dan dada sang puan berdenyut hebat-rasanya ia ingin kembali menangis, "but I got so lost in my fear and ended up hurting you instead. I'm sorry. I never intended to hurt you."
"Hey," Chris mengusap bahu sang puan yang kembali bergetar, "you did what you thought was right as a self-defense mechanism and while it did hurt me, you were just trying to protect yourself.
"But baby, you need to remember that relationship is not a one-way road. I'm here as your partner, someone you could talk to when you need a place to confide in or ask for help when needed. Aku tau kamu kuat, tapi kamu gak lagi perlu bawa semua beban itu sendiri. Kamu punya aku, dan aku akan selalu coba untuk bantu meringankan semua kekhawatiran kamu, okay?"
Chris mengistirahatkan keningnya pada milik sang puan seraya mengeratkan pelukannya pada figur mungil itu,
"I love you, Claire. Through all the ups and downs, through both the good days and the bad days. I'll always be there with you, even on the days you can't seem to trust a single soul on the face of the earth. Please, trust me."
KAMU SEDANG MEMBACA
and afterall, it's everything about you.
Storie brevia stray kids short fanfic collection by blindingwolf. - written mostly in Bahasa Indonesia, with some fully in English. - generally SFW. - follow me on twitter @blindingwolf