Nick tak mampu menahan rasa geli saat mendengar gumaman kata Lil di lelap Harriet, cukup jelas memberitahukan apa yang dilakukan Harriet saat ini. Lelaki itu pasti menjelajah ruang waktu dan kembali bertemu Lilian, gadis multitalenta dan sangat cerdas yang pernah menjadi temannya.
Dua mata Harriet terbuka, ia meraba wajah dan menemukan tangan memeluk wadah plastik warna biru. Lingkaran mata basah begitu pula bantal yang tertindih, ia melirik Nick yang tertawa puas sebelum sadar dan menenggelam wajah.
"Gimana?" tanya Nick kepo, Harriet menarik dua tangan tinggi-tinggi, tangannya memijat dua lengan dan kaki.
"Capek. Kenapa, ya? Padahal aku udah tidur sangat lama," tanya Harriet, ia merasa sangat kelelahan. Nick diam sebentar, kepalanya mengangguk pelan.
"Ini efek orang yang abis travel pake mimpi. Kalau pake lorong waktu nggak ngerasain, cuma kesempatannya nggak banyak seperti mimpi," ujar Nick, Harriet menghembuskan napas pasrah.
Harriet sebenarnya ogah melakukan travel dream, selain butuh konsentrasi tinggi ada kemungkinan tidak bisa kembali ke raga di dunia asalnya. Lil dan rasa kepo yang menjelma jadi bucin akut membuat terus melakukan.
"Baiklah, demi bisa ketemu ayang! Lil, aku cinta kamu!" teriak Harriet sangat bersemangat, Nick mengusap wajah.
"Her, nanti kalau sudah dekat jangan mencoba mengulik hidup Lil! Kamu gak tahu konsekuensi apa yang akan terjadi di masa ini," ujar Nick.
"Kenapa? Aku baik-baik saja kok travel ke tiga tahun lalu sejak pakai pas awal perkenalan kampus," tanya Harriet agak sewot.
"Ada hal yang gak boleh kamu lakukan. Kamu kan ketemu Lil di tiga tahun lalu, dimana aku dan Will gak pernah tahu kamu," ujar Nick.
"Tapi Will dan Zayn tahu aku, terus bagaimana?" tanya Harriet makin lesu.
"Gapapa, Her. Mereka banyak kenalan jadi gabakalan inget kamu," ujar Nick, ia terdiam sebentar.
"Kamu gak bucin sama Lil di depan Will, kan?" tanya Nick, wajahnya sangat pucat lihat anggukan mantap Harriet.
"Astaga, kamu dalam masalah! Mulai hari ini kamu tidur di dalam lemari!" ujar Nick, Harriet menyernyit bingung. Bukan kaget, tapi ia merasa aneh. Dan tingkah Will yang selama ini ditemui, di mata Harriet seperti bipolar.
"Will akan mengira kamu tuh masuk ke jenis travel time. Ia pasti memiliki satu ingatan tambahan buruk yang bisa aja jadi bibit dendam ke kamu," perjelas Nick, Harriet menggeleng pelan.
"Nggak paham. Bisa jelasin ulang, gak?" tanya Harriet, Nick menepuk dahi gemas.
"Sudahlah, aku juga pusing jelasinnya. Nanti apapun yang terjadi, aku akan urus. Balik ke mimpimu tadi, kalian tidak temuan di asrama wanita, kan? Lilian pasti lagi bawa kotak makan, kan? Setauku Lil tuh kalo pagi suka masak buat Netta dan Nana, mereka tuh sahabat akrab Lil kalau kamu kepo," ujar Nick, ia mulai bernostalgia.
"Tidak kok! Kami ketemu di jalan menuju kantin. Dan Nana? Netta? Lil belum ngenalin mereka ke aku, yang aku tahu Kak Will dan lelaki asing mirip Kak Zid namanya Zayn," sanggah Harriet.
"Cie, ngarep dikenalin ke temen-temen Lil!" ledek Nick random, ia terperangah liat Harriet melototinya.
"Bukan! Aku ganti tanya deh, siapa Zayn? Kok dia sok ramah sama Lil?" tanya Harriet, nadanya berubah ketus. Nick sadar dan tersenyum jahil.
"Cemburu, ya?" goda Nick, alisnya naik turun. Ia tertawa geli dengan tingkah gemas Harriet begitu salah tingkah.
"Bukan! Apa itu cemburu? Aku tidak cemburu kok!" sanggah Harriet, tapi hatinya benar-benar kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
LITE NIGHT [END]
Fanfiction[HARLENA FANFICT #1] Lilian bertemu dengan Harry, manusia ajaib bisa muncul dan hilang bagai sihir tiap malam. Ingin memiliki hubungan normal, ia justru dikejutkan oleh alasan dan misi Harry yang berhubungan dengannya. .... Lilian sendirian. Bukanny...