"Hiks Om... Anterin pulang ya? Hiks... Hiks... K-kasian Adek saya... D-dia hidup cuma s-sendiri kalo s-saya nggak p-pulang" gagap Akeno merengek sembari menangis tersedu sedu.
Anak itu baru saja bangun dan mendapati Anders berada disamping nya, seakan akan kakek tua itu akan menerkamnya karena tatapan nya yang begitu tajam.
"Sttt... Berhenti menangis. Panggil Kakek Baby"
"Kakek pastikan keadaan Atlas akan baik baik saja" lanjut Anders membuat Akeno terkejut.
Pikirnya, bagaimana bisa si tua Bangka ini mengetahui nama Adeknya? Why bisa?
"Tidak perlu terkejut, jika waktunya sudah tepat, Kakek akan jelaskan semuanya padamu tentang apa yang sebenarnya" serius Anders berbicara.
"Kenapa nggak sekarang?" polos Akeno bertanya,
Jangan sampai pertahanan Anders luluh hanya karena tatapan cucunya yang seperti anak kucing. Benar benar menggemaskan... Mata sembab, hidung dan pipi yang memerah.
"Karena belum saatnya"
"Hiks... K-kok gitu? Nggak b-boleh gitu dong. K- hiks k-kakek anterin A-aku pulang ya" pinta Akeno kembali meneteskan air matanya begitu deras.
"Jangan nangis"
"I-ini hiks... Nggak nangis. A-anterin pulang ya" ujar Akeno menggelengkan kepala masih dengan air matanya yang deras.
"Cup... Cup... Cucu Kakek kok cengeng sih?" goda Anders.
Tapi Akeno hanya abai, lama lama lelah juga menangis. Anders susah sekali dibujuk walau sudah mengeluarkan air mata begitu banyak dan hidung sampai tersumbat, Akeno benar benar sebal.
Sia sia sudah akting menangisnya.
Iya hanya akting, ingat itu. Akeno tidak benar benar menangis karena hal sepele seperti ini, Akeno menangis karena takut jika Atlas akan melihat pertikaian antara kedua orang tuanya.
Akeno tidak mau itu, cukup mental nya saja yang rusak, jangan sampai mental Atlas ikut hancur karena pertikaian tak bermutu antara orang tuanya.
Perlu kalian ketahui, Akeno benar benar menyayangi Atlas melebihi apapun, semua akan Akeno berikan pada Atlas jika itu membuat Adeknya bahagia.
"Dad-
"Tidak sopan!" desis Anders tajam dan bernada dingin.
"Maaf"
"Ada apa Dean?" dingin Anders bertanya.
"Ada yang ingin menemui Daddy dibawah" jawab Dean.
"Baiklah. Daddy akan segera turun"
"Kamu disini dulu ya Baby" lembut Anders memberi pengertian untuk sang Cucu.
Tapi Akeno tahu, hanya satu satunya inilah cara agar dirinya mengetahui jalan dirumah ini untuk menyusun rencana kaburnya.
"Ikut~" rengek Akeno.
Lain lagi dengan hati yang terpaksa dan menahan mual, pemuda manis itu membujuk Anders agar luluh dengan permintaannya.
"Huft... Baiklah" pasrah Anders lalu menggendong Akeno tanpa aba aba.
"Anj-
"Mengumpat?" pura pura Anders bertanya begitu datar dan hanya direspon cengiran oleh Akeno.
Kini Anders dan Akeno sudah tiba diruang tamu dengan Akeno digandengannya. Dari belakang Anders lihat terdapat 4 laki laki yang duduk membelakangi nya. Baru akan melanjutkan langkahnya, tiba tiba Akeno menyentak tangannya dan berlari kearah 4 orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akeno's Story (On Going)
Ficción GeneralTingkah lakunya yang urakan. Hidup acak acakan. Kasih sayang orang tua yang kurang. Cacian dan makian orang tuanya menjadi makanan sehari hari nya. Menyedihkan sekali... Sepenggal kisah perjalanan hidup seorang pemuda yang katanya introvert tapi ter...