Enjoy.
Sorry for typo.o0o
"KEN!"
Yang dipanggil menghentikan langkahnya. Menunggu seseorang yang meneriaki namanya. Dapat dilihat jika orang itu tengah berlari menyusulnya.
"Hosh.... Tumben Ken berangkat pagi?" tanya sosok itu begitu sampai didekat dirinya berdiri.
"Kenapa? Nggak suka?!"
"Nyantai dong Ken... Lagian jarang banget Lo berangkat pagi pagi gini"
"Hm" cuek Akeno menjawab ucapan Ija lali melanjutkan langkah kakinya.
Iya Ija, nama panggilan salah satu sahabat Akeno. Lengkapnya Omkara Mahija. Cowok manis yang memiliki senyuman dan dimple yang cantik. Bahkan wajahnya bisa dibilang juga cantik. Ija ini perawakan nya pendek seperti Akeno.
"Ih... Ngambek ya?"
"Nggak. Mending diem deh. Pegel semua badan Gue" perintah Akeno mutlak seakan tak menerima bantahan.
"Pegel? Hayo habis ngapain?" selidik Ija menatap Akeno penuh curiga.
"Eh eh! Jalan Lo kenapa kek habis sunatan gitu?!" heboh Ija ketika melihat Akeno yang berjalan sedikit aneh.
"Bisulan ya?"
Plak
Tamparan ringan Akeno layangkan untuk Ija. Mulut Ija ini benar benar sulit untuk dikontrol. Apalagi jika sudah menyangkut aib, tingkah pemuda manis itu akan berubah selayaknya perempuan yang suka berghibah.
"Sakit Ken" rengek Ija mengusap pipi nya yang terkena tamparan itu.
"Lebay. Ini semua gegara sahabat sial*n Lo itu! Bikin pantat Gue jadi sakit!" ujar Akeno dengan wajah yang memerah.
Agaknya amarah pemuda imut itu kembali lagi. Tapi Ija tidak tahu apa penyebab Akeno marah.
"Siapa? Jazz? Sangga? Atau Ratan?"
"Mereka ngapain Lo? Lo buat ulah?"
"Hiks... Hiks... Anterin ke UKS. Sakit~" bukan menjawab,
Justru Akeno menangis tersedu sedu dan mengadu pada Ija dengan tangan yang bertengger menutupi pantatnya. Tampang anak imut itu benar benar menggemaskan. Wajah memerah, hidung memerah, matanya menyipit dan berkaca kaca dan jangan lupakan bibir tipis pucat itu bergetar sedikit mencebik karena menangis.
Pipi yang tidak terlalu bulat itu juga sudah membentuk aliran sungai kecil.
"Eh? Ayo ayo Gue antar" setuju Ija menuruti permintaan sang sahabat.
Dengan inisiatif dan rasa iba yang Ija miliki, Ija memerintahkan Akeno untuk naik ke punggungnya. Menggendong anak itu, Ija kasian ketika melihat Akeno yang kesusahan berjalan.
Duo kembar bertubuh kecil yang menggemaskan.
Begitu sampai di UKS, Ija menurunkan Akeno diranjang yang tersedia di UKS. Anak imut itu masih berusaha meredakan tangisnya, sedangkan Ija sendiri menetralkan deru nafas nya yang terasa sesak karena kelelahan menggendong Akeno. Ternyata Akeno berat juga...
Tidak terlalu berat, karena berat badan Akeno lebih ringan daripada berat badan nya sendiri.
"Jadi kenapa? Lo buat masalah sama Sangga? Atau sama Jazz? Atau sama Ratan?" tanya Ija.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akeno's Story (On Going)
Narrativa generaleTingkah lakunya yang urakan. Hidup acak acakan. Kasih sayang orang tua yang kurang. Cacian dan makian orang tuanya menjadi makanan sehari hari nya. Menyedihkan sekali... Sepenggal kisah perjalanan hidup seorang pemuda yang katanya introvert tapi ter...