Seorang pria hanya terdiam dengan tangan yang masih menggenggam erat sebilah pisau.
"Dia selalu membuatku kesal," gerutu pria itu.
Kemudian, dirinya duduk di depan pintu gudang sekolah tanpa berkata sedikitpun.
Terdengar derap kaki yang berusaha senyap namun langkahnya yang cepat membuat suara tetap terdengar sangat jelas.
Langkah itu berhenti tepat di depan pria tadi. Berdiri seorang wanita berambut hitam lurus dengan iris matanya yang berwarna merah delima, wajahnya menggambarkan ekspresi tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi di depan matanya itu.
Secepat kilat lelaki itu berdiri dan mendekatkan pisau yang dia genggam ke arah leher wanita tadi.
"Sulit untuk dipercaya, jam segini masih ada yang berkeliaran juga," kalimat yang diucapkan oleh pria itu tanpa ekspresi.
"Siapa?" tanya pria itu
"Afreena Adishree. Kau Alsaki Caraka Rudrapriya, kan?
Lelaki itu tidak menjawab.
Dia melepas wanita bernama Afreena itu, lalu tersenyum tipis dan membelakanginya.
"Boleh kita berkenalan?" tanya Afreena.
Lelaki itu menoleh ke belakang.
"Apa sih yang gak boleh buat Afreena, Pacarku sayang?"
Afreena terlihat lesu setelah sadar melihat kekasihnya itu dipenuhi oleh darah.
"Alsaki?"
Lelaki itu sedikit membungkuk lalu menyeringai.
"Iya, Sayang ... kenapa?"