Hari ke Empat

91 87 50
                                    

7200s

Setelah kemarin mereka membuat janji akan ke danau dan sekarang mereka berdua sudah duduk dengan manis. Danau ini cukup indah dengan sekeliling nya. Sejuk yang pasti dan sangat bersih tentunya. Alam yang sangat terjaga disini.

Nara tengah mempersiapkan makanannya, ia mengeluarkan satu per satu dalam keranjang makannya. Nasi, telur saus kecap, jamur tepung dan sayur sop. Tak lupa dengan air minum putih seliter, cukup untuk mereka berdua.

Lain hal nya dengan Danu lelaki itu setelah sampai di sini ia berpamitan kepada Nara, untuk melakukan hobi nya itu. View disini sangat bagus menurut Danu.

"Selesai" gumam Nara. Sekarang saat nya untuk memanggil Danu, ia mengamati sekeliling dahulu sebentar. Tidak ada orang lain selain mereka berdua disini, Danu yang berada jauh didepannya ia sangat sibuk dengan kameranya.

Cuitan burung burung yang lewat baru saja tepat di atas kepalanya, reflek Nara mendongkak ke atas melihat burung itu terbang melewatinya. Sungguh amat sangat indah sekali.

Dari kejauhan Danu memperhatikan itu, bibirnya tanpa sadar terangkat melihat itu. Kemudian ia tersadar akan lamunannya kini berniat untuk kembali ke tempat dimana Nara berada, karena merasa Nara sudah siap dengan makanannya.

"Nara maaf, nungguin lama ya?" tanyanya.

"Eh, enggak kok. Sini ayo kita makan" ajak Nara.

Danu kemudian duduk dibawah gelaran karpet yang sudah disiapkan Nara, gadis itu rupanya sudah membawa semua peralatan.

Mereka berdua duduk tepat di bawah pohon supaya mereka dapat melihat danau di depannya itu dengan jelas.

Sekarang Nara mulai mengambil piring, membaginya kepada Danu. Lelaki itu mengambilnya, Nara mempersilahkan Danu untuk mengambil pertama, dia dengan permisi mengambilnya nasi juga dengan lauk yang sudah disiapkan oleh Nara. Kemudian berlanjut giliran Nara.

Danu mulai menyuapi dirinya sendiri, mengunyahnya kemudian.

Nara, dia belum mulai aktivitas makannya. Ia penasaran bagaimana dengan dengan Danu lelaki itu akan menyukai makanan buatannya atau tidak.

"Gimana?" Tanya Nara, ia sungguh tidak sabar dengan testi yang diberi oleh Danu.

Danu terus mengunyah makanannya. "Enak Nar" itu jawaban yang diberikan oleh Danu.

"Serius?"

"Iya Nara. Kaya rasa resto bintang lima tapi yang ini bintang sepuluh" goda Danu kepada Nara.

Mata nya berbinar mendapat jawaban seperti itu sedetik kemudian langsung berubah. "Ah Danu mah berlebihan, mana ada resto bintang sepuluh".

"Emang gak ada, kalo ini beneran enak, Nar. Bahkan enggak bisa kalo cuma dinilai pake bintang sepuluh" Danu terus saja menggoda Nara, gadis itu terlihat menahan malunya.

"Males ih, tukang bohong" ejek Nara.

"Kok bohong beneran ini, apalagi telur saus kecap nya enak banget Nar" Danu menyendok nasinya kembali mengunyah nya dengan rasa senang.

"Inwi enwak baghet nawra, ajwhrin mawshknywa dongh" kata Danu yang mulutnya masih penuh dengan makanannya.

Nara mendengarnya pun tertawa."ngomong apa si, kunyah dulu itu makanan yang bener Danu" ujar Nara sembari menggelengkan kepalanya.

Danu menyelesaikan mengunyahnya itu kemudian mengambil air minum yang telah disodorkan oleh Nara, meneguknya sampai habis.

"Serius ini enak banget Nar, ajarin masaknya dong" pintanya. Danu tidak bohong tentang rasa nya masakan Nara benar benar sangat enak terlebih dengan telur saus kecap itu sangat lezat ditambah dengan jamur tepungnya.

7200 second of love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang