Gadis itu dengan sigap mengambil topi kesayangannya juga menyiapkan sepeda nya. Tubuhnya yang tidak tinggi juga tidak pendek sangat mudah baginya untuk membawa sepeda nya dengan kecepatan laju.
Ia sangat terburu-buru akan tujuannya, pasalnya sekarang sudah menunjukan pukul 05.00 sore dan ia harus segera pergi ke pasar.
Tempat ia berbelanja kebutuhan pokok untuk dirinya dan keluarganya dirumah.Jika ditanya mengapa ia tidak membeli pagi-pagi saja? jawaban adalah ia sudah terbiasa untuk pergi ke pasar seminggu sekali dan perjalanan lumayan jauh dari rumah ke pasar bagi nya.
Ia terus mengendarakan sepeda nya dengan gesit, apa yang dilalui nya diterjang tanpa ragu-ragu. Tidak memikirkan jika sepeda nya itu bisa saja jadi rusak karenanya.
Tanpa melihat sekitar jalanan yang di lewati nya, dan tidak menjaga keseimbangan batu besar didepannya sukses membuat ia terjatuh di tanah.
"Aww..." Ia mengeluh kesakitan, karena bokongnya yang lebih dulu jatuh.
Belum sempat ia berdiri, seseorang menjulurkan tangannya. Berniat membantunya berdiri.
Gadis itu menerimanya, berdiri dengan tangan nya yang langsung membersihkan area bokongnya yang sedikit kotor.
"Apa kamu tidak apa-apa?" Laki laki itu bertanya.
Membuyarkan ia yang tadi tidak menyadari, ditatapnya dari atas hingga bawah.
'keren' batin gadis itu berkata demikian.
Jujur saja bagi gadis yang tinggal di desa sepetinya, mana sering bertemu laki-laki macam yang dilihatnya sekarang ini.
Ia sungguh terkagum, laki-laki yang sangat tampan juga baik hati membantunya. Dan juga sebuah kamera yang tergantung di lehernya, membuat gadis itu melamun.
Kini laki-laki itu bingung. Ada apa dengan gadis di depannya ini?
Segera laki-laki itu melambaikan tangannya di depan wajah gadis itu. Sekejap ia langsung tersadar dan cepat cepat mengangkat sepeda nya yang tersungkur di bawah.
Ia hampir saja melupakan tujuannya, pergi ke pasar.
Laki-laki itu hanya memperhatikan gadis di depannya itu yang mulai menaiki kembali sepeda nya.
"Saya enggak apa-apa mas." Ucapnya di atas sepeda.
"Terimakasih ya mas! saya lagi buru-buru," lanjutnya, dengan melambaikan tangannya kepada laki laki itu.
Dan melanjutkan perjalanannya yang sempat terjeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
7200 second of love [END]
Fiksi RemajaSiapa sangka dari kejadian kecerobohannya, justru kini ia malah memiliki seorang teman. Disaat kebanyakan orang seumurannya pergi meninggalkan desa untuk ke kota, tetapi gadis itu tetap memilih tinggal di desa bersama ibu dan bibinya. Namun siapa y...