Bilia Nataya

8 1 0
                                    

"Jadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi.. Apa keputusan lo, na?"

Bina menatap lelaki yang tertidur damai didepannya dengan suara alat pendeteksi jantung yang terdengar memenuhi ruangan yang sunyi itu.

"Gue bakal balik."

"Demi Raka..."

"Are you seriously?"

"Iya. Bakal gue tanggung semua lukanya asal dia bangun"

"Asal dia bangun, gue gak papa sama semuanya. Apapun" ucapnya sungguh sungguh. Sambil menggenggam erat tangan lelaki yang masih menutup matanya.


  Karena nyatanya memang Bina se-sayang itu. Ia se-frustasi itu mendengar orang yang sangat ia sayangi kecelakaan. Dan yang paling membuatnya sedih karena... Orang itu bertujuan untuk bertemu dengannya. Meminta ia kembali sebelumnya lewat telpon, memohon agar dirinya kembali. Memohon agar ia mau kembali. Dan kejadian naas itu menimpanya. Membuat Bina kehilangan akal sehatnya. Membawa sepedanya dari taman menuju Rumah sakit yang jaraknya cukup jauh. Dengan keringat yang bercucuran dan badan yang kini bergetar. Menatap panik ke arah ruangan dimana memperlihatkan lelakinya sedang tertidur damai dengan perban dikepalanya.

Empat bulan. Empat bulan tidak bertegur sapa setelah fakta dimana Bina tahu Raka hanya mempermainkannya, membuat Bina menjauh seribu kilometer dari Raka. Ia memblokir sosmed yang berhubungan dengan Raka. Dan tidak sekali duakali Raka kerumahnya untuk meminta bertemu. Dan tidak sekali duakali juga ia menyuruh pembantunya berbohong agar mereka tidak bertemu.

Jika kalian bertanya apakah mereka tidak bertemu disekolah? Jawabannya tentu bertemu. Tapi karena Raka yang memang sudah mempunya pacar dan Bina yang mempunyai teman yang siaga, membuat mereka jarang dipertemukan dalam jarak yang dekat.

Dan setelah kejadian ini, setelah tangis tangis tiap malam yang Bina lewati, bayang bayang Raka yang berusaha Bina hapus dari ingatannya, dan radio perekam musik yang menemani tiap tangisnya, Bina akan kembali.

Kembali pada lelaki yang telah memberinya luka cukup dalam. Yang telah mengukir kenangan buruk di ingatannya. Membuat senyum indah itu kini tidak pernah terlihat. Bina akan kembali. Tidak peduli nantinya berapa ribu anak panah lagi yang akan menghancurkannya, Bina tidak peduli. Ia akan tetap kembali. Ia akan tetap kembali pada Raka.

Bina tahu. Bina tahu betul konsekuensinya jika ia kembali. Dan ia akan menerimanya. Karena Anuraga Raka Selangit, adalah luka yang Bina rindukan.

Panggil dia lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang