Anuraga Raka Selangit

3 1 0
                                    

"Gue liat liat, lu udah jarang bareng sama Bina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gue liat liat, lu udah jarang bareng sama Bina. Dah bosen lo?"

Raka hanya melirik sebentar. Kembali menghisap rokok ditangannya.

Tidak mendapat respon, yang bertanyapun mendekat. Membisikkan kata kata yang membuat Raka mendorong tubuhnya. Terpental hingga membentur dinding.

"Boleh dong gua pake kalo udah lu buang"

"ANJING LO!"

Malam itu Raka kehilangan akal sehatnya. Setelah melihat Bina diantar jemput oleh cowok lain tadi disekolah, yang Raka sangat yakini Bina tidak bisa bersosialisasi dengan cowok manapun, kini temannya malah makin membuat dirinya terbakar dengan kata kata yang sangat brengsek.

Raka terus memukulinya membabi buta. Ia tidak peduli lelaki itu sudah tak sadarkan diri dan darah yang terus mengalir dari hidungnya. Tidak ada yang berani melerai. Begitupun teman dekatnya. Karena Raka yang mereka lihat malam ini berbeda.

Dia bukan Raka.

Setelahnya, Raka keluar dari club dan menelpon seseorang yang sudah membuatnya menjadi tidak terkontrol empat bulan terakhir ini. Yang membuatnya sering menghabiskan malam diclub. Dan sering membuatnya tonjok menonjok.

'Naya' nama itu masih tersimpan rapi dikontaknya.

Tersambung.

Bina sudah membuka blokirannya.

"Nay!" ucap Raka girang karena telpon tersambung.

"Kenapa Raka? Lo gak papa? Di club ya?"

Raka dapat merasakan nada khawatir dari suara disebrang sana.

"Nay.."

"Iya? Aka kenapa?"

Aka... Nama panggilan yang dulu sering mereka ucapkan.

"Gue gabisa. Tolong balik. Jangan tinggalin gue kaya gini. Gue tau gue salah. Tapi gue gabisa Nay... Gue--"

"Ka, plis. Jangan kaya gini. Gue mohon. Ini malah bikin gue tambah sakit"

"Gue mau lo balik Nay... Gue mohon. Kita ketemu ya? Plis gue kangen lo.."

tak ada sahutan. Perempuan disebrang sana sedang mempertimbangkan hati dan otaknya yang berseteru. Karena sejujurnya, ia pun ingin. Ingin menemui orang yang sangat ia rindukan empat bulan terakhir ini.

"Bilia Nataya"

"10 menit, taman pelangi"

Dan setelahnya, Raka yang keadaannya setengah mabuk membawa motornya dengan kecepatan diatas rata rata. Membuatnya mengalami kejadian naas yang untungnya karena itu, membuat seseorang yang ia butuhkan kembali.

Panggil dia lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang