Today is the Day! Setelah persiapan yang kurang lebih tiga bulan, akhirnya hari ini tiba juga. Rasanya lega sekali, kalau mengingat bagaimana perjuanganku dan tim untuk mencari dana kesana kemari ditengah panas terik kota merah, belum lagi penolakan-penolakan yang harus kami terima, bolak-balik mengunjungi tempat yang belum tentu mau memberikan sponsor. Tapi usaha selalu kami maksimalkan. Rasanya melihat acara ini berjalan lancar dan terwujud, semua kelelahan itu tidak ada artinya. Alhamdulillah, semua atas izin-Nya.
Panitia sudah sibuk sedari pagi menyiapkan semua hal yang harus dipersiapkan sesuai tupoksi masing-masing. Aku salah satunya, karena sebagian besar tugas sudah dikerjakan jauh hari sebelum acara, maka kami para tim pencari dana dihari itu hanya membantu tim panitia lain apa yang perlu dibantu.
Sambil membuka lapak, kami duduk berseberangan, kelompok laki-laki dan perempuan di depan pintu masuk acara. Tiba-tiba...
"Ini" tiba-tiba seorang laki-laki datang memberikan plastik merah (yang entah untuk apa) padaku, sambil pandangannya entah kemana karena tidak mau menatap lawan jenis bicaranya.
Aku yang masih bingung, tapi tetap menerima plastik itu "untuk siapa?" tanyaku
"Tadi Siti minta plastik" jawabnya singkat
"Oh, oke" lalu kusimpan plastik itu dibawah meja.Laki-laki itupun pergi masuk ke dalam ruangan. Mataku mengikuti kepergiannya, masih dalam kondisi kaget, bingung dan bengong. Ketika itu hatiku langsung bergumam..
"MaasyaAllaah... pasti istri mas ini nanti cakep banget deh" dibayanganku, mas ini nanti akan menikahi wanita shaliha, tinggi, cantik dan putih.Sampai ketika ia masuk ke dalam ruangan, aku baru menyadari bahwa ternyata dia adalah ketua sie dalam tim ku. Hahaha lucu sekali. Kalau diingat-ingat, entah sudah berapa kali kami rembuk dan musyawarah bersama, paling tidak seminggu sekali kami pasti rapat untuk memantau progres kerja kami, tapi baru di hari H acara kami bertemu. Itupun, aku tidak yakin kalau dia tau aku adalah Maryam, yang satu grup dengannya di WhatsApp. It's okay. Aku malah suka ketidaktahuan itu hahaha.
Ketika acara berlangsung, aku jadi notice dengan keberadaannya. Karena minimnya interaksi antara kelompok laki-laki dan perempuan, menjadikan kita tidak saling mengenal kalau bukan untuk urusan tertentu. Jadi, bisa dibilang di komunitas yang baru aku ikuti selama kurang lebih enam bulan ini, dia satu-satunya yang aku kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laki-laki yang memiliki cita-cita
Storie d'amoreMaryam tertegun saat pertama kali bertemu, kemudian mulai merasa illfeel saat mengenalnya, namun lambat laun illfeel itu berubah menjadi rasa sayang dan ingin memiliki. Sanggup kah Maryam bersaing dengan cita-cita laki-laki itu ? Haruskah ia melupak...