[sc/ny : 1] sang mantan

22 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#romance #hurt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#romance #hurt

Naya menatap punggung Saka yang meringkuk di samping mobil milik Naya. Ban kiri kendaraan yang baru dibeli ayahnya seminggu yang lalu nampaknya kempes setelah tak sengaja tertancap paku payung di belokan perumahan. Untung saja saat itu Saka yang baru pulang kerja lewat di saat yang tepat. Tubuhnya terlihat lesu, namun cowok itu berbelok untuk langsung membantu Naya tanpa pikir panjang.

Selama Saka mengganti ban, Naya hanya dapat menatap nanar punggung pria yang mengakhiri hubungan mereka sepihak sebulan yang lalu dalam diam. Pria itu pun tak banyak bicara, hanya bertanya hal-hal penting yang malah membuat suasana makin mencekam.

"Kita udah putus, kenapa kamu masih bantuin aku?" Naya tahu pertanyaan yang diajukannya tak masuk akal, namun ia hanya ingin menyentil ego pria di depannya. Sayangnya apa yang diharapkan Naya tak berbuah baik. Bukannya melirik, Saka justru hanya bergeming tak begitu tertarik.

"Aku selesai jadi cowok kamu bukan berarti aku selesai jadi manusia, Naya."

Saka benar. Saka selalu benar.

Bahkan keputusannya untuk memutuskan hubungan dengan Naya pun juga hal yang paling benar. 

"Kamu beneran nggak mau lagi punya hubungan sama aku?"

Kali ini Saka tidak merespon pertanyaan yang sudah mereka berdua ketahui jawabannya dalam waktu singkat. Cowok itu tengah mengangkat dongkrak ban untuk di kembalikan ke bagasi mobil ketika Naya melihat raut keraguan di wajahnya. 

"Kamu tau sendiri aku bukan gak mau, tapi gak bisa, Naya. Aku nggak ada hak untuk punya hubungan. Aku gak bisa terus-terusan bikin kamu berkorban."

Naya merasakan jantungnya hampir lepas dari tempatnya. Selama ini ia hanya memikirkan betapa menderitanya ia yang harus melanjutkan hidup tanpa bayang-bayang Saka, atau kemungkinan bahwa cowok itu lelah jika harus mengurus satu manusia lagi, sedangkan di rumah ada ibunya yang sakit-sakitan dan lebih membutuhkan Saka. Naya pikir pria itu hanya merasa sudah tak memiliki waktu untuknya apalagi setelah ia harus sering mengantar ibunya ke rumah sakit untuk kemoterapi. Ia tak pernah tau alasan Saka memilih untuk mengakhiri hubungan karena tak ingin Naya berkorban.

Naya masih berdiri mematung ketika ban serep mobilnya sudah terpasang dan pria di depannya pamit untuk pulang. Membiarkan tangan dan kakinya bergetar dalam diam serta pelupuk mata yang mulai berlinang.

potongan kisah klasikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang