Koh Kris II

9.3K 176 10
                                    

"apa maksudnya ini hah?" tanya koh Kris dengan tatapan yang tajam, membuat wajah tampannya nampak begitu mendominasi.

"apa...?" tanya Helena balik. Ia menatap koh Kris lalu mengambil hpnya dari tripod yang berdiri. Ia mengusap-usap layar hpnya tanpa sedikitpun menengok ke arah koh Kris. Melihat responnya yang biasa saja, membuat koh Kris naik pitam.

"dasar anjing... woi, punya telinga kagak dipake... lepasin gue" bentak koh Kris.

Mendengar kalimat pedas dari mulut koh Kris, Helen ikut tersulut emosi. "eh babi, lo udah mandul, kagak tau diri... najis" ia meletakkan hpnya di pinggiran kasur, lalu mengambil dildo yang sebelumnya ia letakkan di bawah kasur. Dengan kasarnya ia memaksa dildo itu masuk hampir seluruhnya ke dalam anus koh Kris. "aaaaaaghhhhh... aaa-AAAAAAHHH... SSAKIT, AGHHHHH..." koh Kris berteriak sekencang mungkin saat dildo itu merengsek masuk.

Helena terus memasukan dildo itu hingga anusnya hampir menelan semua benda lonjong itu. Saat dildo itu telah masuk ke dalam anus, koh Kris memohon pada Helena untuk mencabut dildo itu.

"p-please, cabutin Hel, sakit banget... ahhh..." pintanya memohon.

"bacot..." Helena mengambil kain yang sebelumnya menyumpal mulut koh Kris, dan kembali mengenakannya. "eh, eh.. apaan lo akh... mphhh... mphhh..." tubuh koh Kris berguncang hebat, berusaha memberontak.

"hahaha... hitung-hitung hadiah perpisahan sebelum kita cere, nih makan kontol palsu" Helena bangkit dari duduknya dan mengambil hp yang tergeletak di samping tubuh koh Kris. Ia berjalan menuju ke pintu, saat tangannya sudah membuak setengah pintu itu, ia berbalik dan menatap koh Kris.

"lo diem-diem aja dulu disitu yah, tenang aja... gue udah panggil temen kantor lo si Yudi buat dateng bantuin lo. Gue curiga dia homo deh, demen banget deketin lu padahal udah nikah"

Koh Kris membanting tubuhnya kian kuat setelah melihat Helena menutup pintu kamarnya. Beberapa kali ia berteriak, berusaha memanggil siapapun dengan kalimatnya yang terbatas, akhirnya koh Kris menyerah. Ia tidur terlentang tak berdaya, berharap siapapun dapat menemukannya.

25 menit berlalu, pintu kamar itu terbuka. Mata sayu koh Kris berubah melotot saat melihat Yudi berada di pintu kamar. Tatapan terkejut muncul di balik mata Yudi saat melihat tubuh gempal berotot koh Kris terlentang di kasur. Keringat yang disusuri oleh cahaya lampu membuat tubuhny mengkilap. Koh Kris berusaha melepaskan ikatan borgol di tangannya sehingga tubuh kekarnya menggeliat bak ulat sagu.

"Astagah koh, lo kenapa?" Yudi langsung menghampiri koh Kris sambil melihat keadaan koh Kris. Ia menyentuh borgol serta tali yang mengikat tubuh koh Kris. Beberapa kali koh Kris melihat tatapan mata Yudi yang berfokus di tubuh serta selangkangannya.

"mphh... mphh..."

"ha...?"

"mph... mph..."

Tersadar sesuatu, Yudi lalu menarik kain yang menutup mulut koh Kris. "mph... pm-ohh... oh... cari-cari kuncinya, cari kuncinya" kata koh Kris tergesa-gesa. Yudi langsung berdiri dan berusaha mencari kunci yang memborgolnya. Ia sampai mencari dibawah kolong, berharap mendapatkan kunci itu namun tidak ketemu.

"ah... babi si Helena, segininya ama lu koh" kata Yudi diselang pencariannya.

"udah ketemu?" tanya koh Kris agak tergesa-gesa.

"belum koh, dia nyimpen dimana sih?"

"coba cari lagi" perintah koh Kris sambil melihat Yudi diantara selangkangannya. Saat Yudi menengok ke arah koh Kris, ia makin terkejut karena menemukan sebuah benda berwarna hitam, tengah berada dalam anus koh Kris. "anjir koh, ini apa?" Yudi mendekatkan wajahnya hingga hampir bersentuhan dengan pantat koh Kris.

Koh KrisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang