Koh Kris VII

8.8K 137 18
                                    

Gaes, mohon maaf sebesar-besarnya, karena Author harus menutup karya ini.

Sekali lagi mohon maaf, ada alasan yg author sendiri nggak bisa kasih ke kalian. Jadi mohon maaf kalo ada yg kecewa.

Kalo mau unfollow juga nggak apa-apa, hehehe...

Yaudah, gitu aja. 🥺
















































































































































CANDA DENG, JHAHHAHAHAAHAHAHA

NIH LANJUTANNYA, SKALIAN MAU UMUMIN KARYA SPESIAL ULTAH AUTHOR UDAH END SAMPAI DISINI.

HAPPY READING 🙃












Mereka akhirnya sampai di Bali, lebih tepatnya sampai di salah satu hotel yang sudah dipesan oleh pak Tio. Yudi keluar sebentar dari kamar, alasannya ada yang harus dibeli, sehingga hanya koh Kris dan pak Tio yang tinggal di kamar itu.

Kamar mereka cukup besar, ada 2 kasur yang saling terpisah dengan ukuran sedang. Terhubung juga dengan balkoni yang dibatasi oleh pintu geser. Nampak begitu nyaman dan cozy. Meski suasana kamar dapat memberikan ketenangan dalam hati, nampaknya itu tidak mempan pada koh Kris yang tengah duduk terdiam di ujung kasur.

Perasaan merinding, campur aduk dengan rasa horny akibat hasrat yang tidak terselesaikan tadi di pesawat berputar-putar dalam dada dan perutnya koh Kris. Ia duduk dengan tegang di pinggiran kasur sembari menunggu vacation ini selesai. Pak Tio tak henti-hentinya memperhatikan tubuh koh Kris dari kursi tempat ia duduk.

“udah berapa lama ngegym?” tanya pak Tio memecah keheningan.

Agak takut, koh Kris hanya bisa menjawab tanpa menatap ke arah pak Tio “s-sejak SMA”

“oh… ” respon pak Tio. Dengan tatapannya yang makin menelusuri, pak Tio bangkit dari duduknya dan menghampiri koh Kris. “… hmm…” pak Tio lalu duduk disamping koh Kris, dan mulai memegang lengannya yang ketutupan kaos. Merasa agak risih, koh Kris berusaha menolak tangan pak Tio dan sedikit menggeser tubuh nya ke samping. Pak Tio tertawa dengan sikapnya. “ahahaha… haduuh, kamu yah. Dari awal selalu bandel” katanya yang kembali mendekati tubuh koh Kris dari samping “disini yang pegang kendali itu adalah saya dan Yudi, kamu tidak boleh melakukan hal-hal lain jika bukan karena perintah kita. Mengerti?!” tanya pak Tio diikuti dengan sebuah penekanan lewat intonasinya.

Koh Kris tidak menjawab. Entah apa yang ada di pikirannya, ia nampak tidak begitu fokus dan tidak begitu bersemangat.

*Ting…

Bunyi bell pintu yang terbuka membuat kepala kedua pria ini menengok ke arah pintu itu. Yudi sudah kembali sambil membawa sebuah bungkusan hitam. Ia langsung meletakan bungkusan itu ke samping kasur, dekat pak Tio, lalu duduk di kursi bekas dudukan pak Tio.

Pak Tio mengambil bungkusan itu dan mengeluarkan di dalamnya bungkusan lain. bungkusan kecil itu berisi sebuah benda mengkilap yaitu gembok bersama dengan kuncinya. Ada 2 buah gembok di dalam tas itu, semua dikeluarkan oleh pak Tio. Ia lalu menatap ke arah koh Kris, memberikan tatapan yang sangat serius dan dalam.

“ingat yah baik-baik, kamu cuma boleh ikutin apa kata kita berdua, paham???” tanya pak Tio sambil terus menatap koh Kris. Koh Kris yang tidak mau menatap balik, hanya bisa duduk terdiam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Koh KrisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang