1 bulan kemudian
Tak terasa sudah 1 bulan yang artinya ibu dari 4 anak itu harus menikah.
"Sebentar lagi ibu menikah, ibu jangan lupain Jendra ya" Jendra memeluk ibunya.
"Bunda ngga akan ngelupain kamu, bunda ngga akan ngelupain anak anak bunda, bunda sayang kalian"
"Makasih ya Bun udah jadi ibu untuk Jendra, Abang, kakak dan adek"
"Bunda juga makasih udah mau jadi anak bunda"
Cklek
"Bunda ayok udah di tunggu" tiba tiba Marka datang.
Marka dan Jendra menggenggam tangan Avie.
Avie menghampiri Dimas yang sedang duduk menanti istrinya.
"Silahkan untuk memakaikan cincin satu sama lain" Avie dan Dimas tersenyum.
Dimas memakaikan cincin ke Avie dan begitu sebaliknya.
Lalu Dimas mengecup kening Avie.
Setelah selesai kini mereka sedang menyambut para tamu.
"Bunda" panggil Marka.
"Abang"
Marka memeluk Avie "selamat ya Bun semoga pernikahan bunda langgeng, Abang bakalan janji sama bunda Abang bakalan jagain adik adik Abang, makasih ya Bun udah jadi bunda yang kuat untuk Abang" badan Marka gemetar ia menangis begitupula dengan Avie.
"Makasih ya Abang, bunda sayang banget sama Abang Abang jangan tinggalin bunda ya. Doa in bunda panjang umur biar bisa ngeliat anak dan istri kamu" Marka mengangguk.
Sekarang Marka memeluk Dimas "tolong jagain bunda, kalau papa ngga mau jagain bunda bilang ke Marka nanti Marka jagain"
"Papa janji papa akan jagain bunda kamu"
Sekarang Jendra sedang memeluk Avie ia tak tau apa yang harus ia ucapkan ia hanya ingin memeluk ibunya.
"Jendra sekarang umurnya udah 17 tahun udah besar sebentar lagi mau naik ke kelas 11, jangan nakal ya saat kamu sudah berkeluarga kamu akan mengerti akan tanggung jawab jagain istri kamu, bunda ngatain ini sekarang karena siapa tau bunda tidak akan bisa mengatakan hal ini untuk kamu" Jendra yang mendengar nya sontak menangis.
"Iya bunda mas janji mas akan jadi anak yang baik"
Jendra beralih ke ayahnya Jendra memeluknya.
"Selamat udah bisa dapetin hati bunda, tolong jagain bunda jagain bunda seperti benda yang mudah rapuh ku mohon"
"Papa bakalan jagain bunda kamu, kalau papa ngga nepatin janji papa kamu bisa pukul papa sepuasnya"
"Terimakasih"
Sekarang Nathan sedang berada di hadapan ibunya sebenarnya ia sangat malas untuk datang ke mari tetapi ayahnya memaksa dengan alasan ayahnya dan Rendra akan menghampiri pernikahan ibunya.
Nathan sungguh tidak tau apa yang harus dia lakukan sekarang, ia sedang gugup sudah lama sekali ia tak berbicara dengan ibunya.
Avie melihat Nathan anaknya sudah besar sudah tumbuh dengan baik sudah mampu berpikir dengan dewasa sudah bisa melindungi diri sendiri rasanya Avie baru saja mengajarinya cara berjalan tetapi sekarang di hadapannya sudah bisa melakukan aktivas apapun.
Avie langsung memeluk anaknya "adek udah besar ya sekarang udah bisa berpikir dengan dewasa bunda masih ngga nyangka, seperti baru saja kemarin bunda ngajarin kamu jalan tapi sekarang anak bunda udah besar. Kamu sehat sehat ya dek jangan terlalu ngereopin ayah kamu kasian ayah kamu, kamu sebagai anaknya harus ngejagain ayah kamu sebelum Tuhan mengambil nya Kemabli hargain ayah kamu, sejahat jahat nya ayah pasti akan ada alasannya, kamu tau dulu waktu pas kamu sama Jendra lahir ayah kamu yang paling semangat ayah kamu selalu jagain kalian sesibuk sibuknya Jean pasti dia akan meluangkan waktunya untuk anak anaknya, Jean selalu mementingkan kalian dari pada dirinya sendiri jadi kamu harus bales jasa ayah kamu dengan baik, adek harus selalu hargain ayah, jangan pernah membentak ayah karena orang tua jika di bentak oleh anaknya akan merasa sangat sakit dari pada mau menjemputnya, jadi tolong hargain ayah kamu" Avie menasehati anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am sorry [HIATUS]
General FictionJudul di ubah "Nathan, ayah. Jendra salah apa sama kalian sampai sampai kalian begitu membenci Jendra apa karena Jendra yang telah membuat ayah sama bunda pisah" Jendra "Jendra lo itu cuman benalu tau nggak, seharusnya lo itu nggak lahir. lo itu ngg...