04🐰

1.3K 165 31
                                    

Setelah mengganti sandi apartemennya, kini ia berjalan ke arah pantry dan disana Jisoo menemukan Jennie yang tengah menempelkan handuk kecil ke pipinya.

"Jennie?"

Gadis itu menoleh, ia mendapati Jisoo yang menghampirinya lalu duduk di sampingnya dengan wajah penuh tanda tanya.

"Wae-yo?"

Jennie kemudian memutar bola matanya. "Ulah pacarmu."

"Dia menamparmu?"

"Nee," jawabnya ketus. "Dan ini sangat sakit, asal kau tahu saja."

"Tahu."

Gadis itu kembali menatap Jisoo.

"Aku juga mendapatkannya." kemudian Jisoo memperlihatkan pipi kirinya.

Jennie melotot kaget. "Bekasnya jelas sekali, dia pasti memakai jurus."

"Jinjjayo?" Jisoo menyentuh pipinya pelan dan baru lah ia merasa perih setelahnya. "Kau benar, tamparannya memang selalu memakai tenaga dalam."

Jennie terkekeh pelan, kemudian ia memberikan es batu yang ia dapat di kulkas Jisoo sebelumnya dan kini ia menyodorkannya pada gadis berbibir hati itu.

"Mungkin ini akan sedikit membantu."

Jisoo yang melihat itu tersenyum singkat, ia menatap Jennie. "Gomawo."

"Tidak, ini milikmu."

"Ahh, maja."

Kemudian mereka sama-sama mengobati bekas tamparan Krystal dalam diam dengan pikirannya masing-masing.

Sementara Krystal sedari tadi terus menggedor-gedor pintu apartemen Jisoo, meminta gadis itu untuk membukakannya dan terus melontarkan bahwa dirinya tidak mau putus dari Jisoo.

"Jisoo."

"Hm?"

"Boleh aku tinggal beberapa hari lagi disini?" Jennie menoleh yang dibalas cepat oleh gadis yang lebih tua.

Lalu Jisoo mengangguk. "Tentu."

Jennie tersenyum memperlihatkan gummy smile nya. "Gomawo Ji."

"Hm." Jisoo kembali mengalihkan pandangannya.

"Kenapa kau membolehkan orang asing sepertiku tinggal seatap denganmu? Kau tidak khawatir jika nanti aku merampok semua isi yang ada di apartemen ini 'huh?"

"Tidak."

"Wae?"

"Aku percaya padamu Jennie." Jisoo menatap Jennie sesaat sembari tersenyum hangat lalu kembali menatap makanan yang ada di meja.

"Lalu kau tidak penasaran dengan alasanku yang ingin tetap disini?"

"Tidak," jawabnya mantap. "Karena jika kau mau, kau sendiri yang akan menjelaskannya."

"Aku menyukaimu."

Dan perkataan itu sukses membuat Jisoo mengalihkan seluruh atensinya pada Jennie, ia menatap gadis itu tak percaya.

"MAKSUDKU JISOO ...." Jennie mencoba untuk menjelaskan ucapannya barusan. "Aku menyukai cara bicaramu, begituuu hehehe."

"Ohh."

"Iya."

"Terima kasih."

"Sama-sama."

Tiba-tiba saja hawanya berubah menjadi canggung karena kesalahannya dalam memilih kata ungkapan kagum.

"Lalu?"

"Lalu apa?"

"Alasanmu."

"Ohh ..., itu karena aku tidak mau menemui pacarku dulu."

FWB ; jensooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang