05🐰

1.2K 144 14
                                    

Seulgi mengepalkan tangannya ketika melihat Irene tengah mengobrol dengan Wendy di sebuah cafe, gadis bermata sipit itu melangkahkan kakinya menuju ke tempat itu.

Tibanya di hadapan mereka lantas Seulgi menyeret Wendy dengan mudah dan melempar gadis pirang itu hingga terjatuh dari duduk santainya yang tengah mengobrol dengan sang pujaan hati.

"Brengsek!"

Irene langsung berdiri melihat tindakan kekasihnya itu. "Kang Seulgi kau apa-apaan sih?!"

Detik berikutnya Irene membantu Wendy untuk berdiri, ia juga meminta maaf kepada rekan bisnisnya itu akan apa yang terjadi kepadanya.

Wendy memang sengaja datang ke Restoran milik Irene untuk membicarakan tentang dirinya yang tertarik untuk menaruh saham di usaha yang dipegang oleh Irene.

Gadis pirang itu pure ingin membahas tentang bisnis dengan Irene bukan seperti sebelum-sebelumnya yang berniat untuk pendekatan walau sebetulnya niatnya yang sekarang pun ada sedikit mengarah untuk pendekatan dengan gadis cantik nan ayu itu.

"Kau baik-baik saja Wendy-ssi?" khawatir Irene selanjutnya yang membuat Seulgi geram melihatnya.

Wendy mengangguk santai seraya tersenyum singkat. "Gwenchana."

Namun ketika Seulgi yang ingin melontarkan makian tiba-tiba dering telepon menghentikannya, ia kemudian mengangkat panggilan dari sahabatnya itu.

Sementara Irene masih membicarakan tentang kesepakatan mereka sebelumnya yang harus ditunda, Wendy tidak keberatan dan pamit untuk pergi agar bisa memberikan waktu ruang bagi Irene dan Seulgi.

Maka kini atensi gadis itu sepenuhnya ia alihkan pada kekasihnya.

"Kang Seulgi!"

Tetapi anehnya Seulgi tak mengindahkannya, ia kini malah terlihat khawatir setelah mendengar kabar bahwa Jisoo pingsan di kampus.

"Nee, aku segera kesana, titip dia sebentar ya." ucap Seulgi pada seseorang di seberang sana.

"Seulgi."

Lantas gadis bermata sipit itu menatap Irene dengan satu alisnya. "Apa?"

"Apa-apaan sikapmu tadi?" tanyanya. "Kenapa kau mencari masalah dengan client-ku terus?!"

"Kali ini aku memiliki urusan yang lebih penting daripada memergoki pacarku sendiri yang tengah berselingkuh." ucap Seulgi seraya pergi meninggalkan tempat itu.

"Yaak Kang Seulgi kembali, jelaskan dulu apa maksudmu barusan, siapa yang selingkuh?!" teriak Irene kebingungan tetapi Seulgi mengabaikannya.

"Aish ..., ada apa dengannya itu, tiba-tiba saja menuduhku berselingkuh, dasar tidak jelas." cecar Irene kepada kekasihnya.

Sementara di tempat lain Krystal sudah membawa Jisoo ke rumah sakit terdekat, ia tidak tahu hal apa yang menjadikan Jisoo sampai pingsan seperti ini. Dirinya juga sudah menelfon Seulgi untuk memberitahu bahwa Jisoo pingsan di kampus.

Begitu dokter keluar lantas gadis ice princess itu langsung menghampirinya dan bertanya.

"Dokter, bagaimana keadaan pacarku?"

Dokter tersebut tersenyum ramah. "Keadaan fisiknya baik-baik saja, dia hanya kelelahan dan stress, sepertinya juga dia terlalu banyak pikiran yang menjadikannya sekarang drop."

Krystal mengangguk paham, ia jadi merasa bersalah karena sudah menghapus skripsi kekasihnya itu. Kemudian ia berterima kasih pada dokter lalu memilih untuk menghampiri Jisoo di ruang rawat.

Terlihat gadis berbibir hati itu masih memejamkan matanya, berikutnya Krystal menghampiri dan duduk di ranjang tempat Jisoo berbaring.

Gadis itu mengusap lembut pipi kekasihnya, jujur saja dua minggu belakangan ini yang ia pikirkan hanya Jisoo seorang, ia tidak bisa tidur, makan dan minum hanya karena rindu dengan kekasihnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FWB ; jensooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang