BAB 7 Besok Ulangan?

25 7 0
                                    

Annyeong 👋, Selamat membaca😇
.
.
.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Rintik hujan mulai berjatuhan membasahi permukaan bumi, semakin lama kian menderas membuat tanah semakin basah dan becek, terutama pada tanah pemakaman. Tetapi itu tidak menghalanginya untuk menghadiri acara pemakaman sang paman, setidaknya ini adalah kunjungan terakhir sebelum sang paman dikebumikan.

Perlahan, para pelayat mulai mengundurkan diri karena hujan semakin deras, hingga tersisa dirinya dan beberapa kerabatnya.

" Apa yang membuatnya meninggal?" Tanya salah seorang kerabat.

"Entahlah, hasil otopsi mengatakan bahwa Watson terkena serangan jantung" Jawab yang lain.

"Aku turut prihatin, jika saja ia tidak membangkang dan mau tinggal di masion keluarga, mungkin saat ini iya masih di tangani di Rumah Sakit, bukan di tanah seperti ini"

"Ya, bahkan ia meninggal 3 jam sebelum ditemukan. Jika saja Nenek Julah tidak berkunjung, mungkin saja Watson membusuk di rumah itu Sampai sekarang"

Obrolan para kerabat mengenai kematian Paman Watson, dia hanya diam tak berkomentar, menatap sebuah nisan yang bertuliskan nama paman. Ya, dia tahu, Paman Watson meninggal 3 jam yang lalu setelah ia ditemukan oleh Nenek Julah dan didiagnosa oleh Dokter yang mengotopsinya, bahwa Watson terkena serangan jantung. Tetapi dia tahu, ada satu hal yang dilewatkan sang dokter, ini bukan serangan jantung biasa, dokter itu tidak tahu bahwa serangan jantung itu itu hanya pengalihan, sebelumnya Watson telah diracun.

"Daddy, kau yakin bahwa Paman Watson meninggal karena serangan jantung?" Tanyanya pada sang ayah di rumah setelah pulang dari pemakaman.

"Menurutmu? Apa kau menemukan hal lain?" Tanya sang Daddy.

" Aku berpikir, bahwa Paman Watson diracun"

"Diracun?"

"Ya"

"Kau yakin?"

"Aku juga tidak tahu, hanya saja aku merasa heran dengan gelagat dokter yang mengotopsi paman, bukan kah selama ini paman baik-baik saja? Bahkan kemarin ketika aku mengunjungi rumahnya, ia terlihat sangat sehat dan bugar"

"Hahaha,,, paman mu itu sudah tua, Nak! Umurnya saja 50 tahun, jadi wajar saja jika dia punya penyakit begitu"

"No Daddy! Feeling ku mengatakan bahwa Paman di bunuh dengan cara diracun" Tegasnya.

"Never mind, Son. Pergilah ke kamar, istirahat, besok kau harus sekolah, bukan kah dua hari lagi kau ulang?" Dia mengangguk, kemudian Sang ayah pergi meninggalkannya sendirian di ruang tamu. Dia menghela nafas panjang, lalu beranjak menuju kamarnya.

~🕊️🕊️🕊️~


Mishelle tersenyum smirk, menaruh seikat bunga Lily Putih di atas makan yang nisan bertuliskan nama Watson, sebagai penghargaan terakhir kepada orang yang telah dia lenyap kan nyawanya. Mishelle sendiri di sana, pakaiannya yang serba hitam itu telah basah karena lama ia menunggu para pelayat pergi, barulah ia menampakkan diri di depan makam Watson.

"Hai Watson! Apa kabar? Kau pasti merasa tenang di sana" Mishelle tersenyum, sedetik kemudian wajahnya berubah menjadi sendu, "aku menyayangkan kenapa umurmu tak lama?"

"Padahal aku memberikan kesempatan kau hidup, aku berbaik hati padamu Watson! Tetapi takdir berkata lain, andai seorang datang lebih awal, mungkin kau akan selamat!"

"Sudahlah, aku akan mendoakan yang terbaik untuk mu"

Setelahnya, Mishelle berbalik dan pergi.

Just Ai (On GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang