SA | 0.2 Crush

34 5 2
                                    

Halo gaes ygy

.
.
.
"Dia suka sama kamu?"

Sontak saja ia terdiam, entah kenapa perkataan Lia membuatnya agak kepikiran. Segera ia tertawa hambar, "Hahahaha, maksudmu apa sih. Gak mungkin juga dia—"

"We never know,"

"Diemlah, aku tutup dulu. Aku mau pelajari mata pelajaran bahasa indonesia nanti"

Terdengar Lia yang sedikit merengek disana, "Ahhh temani aku sebentar saja!!"

"Aku gak akan berisik, bagaimana?" Tawar Lia, awalnya Lia berpikir jika introvert itu gak terlalu suka keadaan berisik. Jadi dirinya dengan inisiatif berkata seperti itu.

"Baiklah, janji?"

"Janji!"

•••

"Weh, tau gak?"

"Gak tau, soalnya kamu belum kasih tau apapun"

"Ya makanya dengerin dulu"

Ayuna, atau biasa dipanggil Yuna dan degem alias dedek gemes sama para kakak kelas pedo sih.

Lia sih lagi asik aja tuh makan mie, belum sarapan katanya. Mereka ada di kantin sih, nunggu guru olahraga mereka lama sekali. Jadi mereka ke kantin.

"Tau kak Satya?"

"Tau, si waketos itu kan? Yang katanya ice princenya sekolah kita?" Yuna yang hendak menjelaskan pun kaget ketika mendengar jawaban dari sang sahabat barunya ini.

"Bagaimana kau bisa tau, Ki?"

"Ak-"

"Soalnya dia pernah kena hukum kak Satya," celetuk Lia.

"Benarkah? Ish ish ish, tak patut tak patut" ujar Yuna sembari menirukan nada bicara upin dan ipin.

"Ya mau gimana lagi, kan namanya juga telat. Tapi-"

"Setelah itu dia ketemu sama ketos, kak Surya di loker," celetuk Lia, lagi.

Azkya mendelik gak suka pada Lia, nih cewek hobi banget motong perkataan dirinya yang mau ngejelasin deh.

"Ish ish ish tak patut tak patut part dua" Yuna yang hendak kembali berkata pun dikagetkan oleh suara teriakan para cewek.

"Anjir, hampir aja mienya masuk ke hidung. Siapa sih yang teriak?! Ganggu aja!" Umpat Lia. Ya memangnya siapa yang gak bakalan kaget coba, teriakan itu kenceng banget.

"Apaan sih itu, lapangan rame banget"

"Kayaknya kelas kita itu sama deh dengan jam olahraganya kakak kelas. Kesana yuk, kita liat" ajak Yuna sembari melirik Lia yang makan mienya sudah selesai.

.
.
.
Kini mereka bertiga sudah sampai dipinggir lapangan, entah kenapa lapangan rame sekali. Tapi bedanya rame sama para cewek sih.

Rupanya teriakan itu berasal dari para anggota ekskul basket yang sedang latihan. Kebetulan itu adalah kelasnya Satya yang Yuna maksud tadi.

Jujur saja, Yuna udah heboh sendiri. Bagaimana tidak, para anggota basket itu terlihat keren sekali.

"Ngapain kalian?" Tiba-tiba sebuah suara mengagetkan mereka berdua, terlebih lagi Yuna. Yuna berbalik dan matanya memicing tidak suka.

"Apasih Rengga, ngagetin aja lo" sementara pemuda yang dipanggil Rengga tadi hanya tertawa. Sialan, pikir Yuna

"Dimana kembaranmu?" Tanya Yuna ketika melihat Rengga yang hanya sendirian. Soalnya Yuna itu sudah berteman sedari kecil bersama Rengga, jadi maklum saja jika dia kenal dengan Rangga juga.

Subito Amores | dalam revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang