SA | 0.4 Care

22 4 0
                                    

Naya heran, ini anak tengahnya kenapa? Semenjak mengantarkan ia pulang, tuh anak jadi senyum-senyum sendiri terus. Sepertinya Naya harus membawanya menuju rumah sakit jiwa.

"Kamu kenapa sih? Daritadi senyum mulu, udah mirip joker aja. Gila kah kamu?"

Surya tergelak, Bundanya ini kadang asal ngomong saja. "Apasih Bun, nggak gila kok. Memangnya daritadi Surya kenapa?"

"Ya habisnya kamu senyum-senyum sendiri, kenapa sih?" Surya menggeleng dan tersenyum kepada sang ibunda yang bingung, dan pamit untuk kembali ke kamarnya.

Naya menggelengkan kepalanya lagi, tidak habis pikir dengan si anak tengahnya. Mungkin sang anak lagi kasmaran. Siapa yang tau, kan?

Entah apa yang terjadi dengan Surya saat ini, dia sudah sering dipanggil dengan sebutan 'mas' loh, tapi kenapa untuk yang satu ini rasanya berbeda?

Dan juga, dia merasakan suatu perasaan aneh di dadanya. Soalnya Surya ini agak bego dengan hal yang namanya cinta dan pacaran. Berbanding terbalik dengan sang kakak, Juna.

Juna sebulan aja bisa ada tiga cewe yang mendadak ngajak putus.

"Ini kenapa sih? Kalau bilang ke bunda nanti malah salah paham, kalau ke bang Juna nanti digodain. Gak asik."

"Apa tanya aja deh ya ke google?" Gumamnya sejenak, daripada makin bingung mending tanya saja deh ya.

'Kenapa hati berdebar saat melihat seseorang?'

Beneran dicari sama Surya.

'Saat seseorang bertemu orang yang disukai, hormon yang dilepasakan dari otak akan mengalir melalui darah dan menyebabkan jantung berebar lebih kuat. Inilah yang membuat seseorang selalu merasa deg-degan jika berhadapan dengan orang yang disukai.'

Surya terdiam sembari menatap layar ponselnya dengan lamat. Disitu tertulis jika dia menyukai gadis itu. Sebenarnya Surya juga pernah menyukai seseorang, namun saat itu dirinya masih begitu kecil.

Surya menggelengkan kepalanya, berusaha menangkal perasaan sukanya. Dia hanya tertarik, tidak lebih.

Sebut saja, Surya itu denial.

✦️️✦️️✦️️

"Lemes amat lu, Ki" komentar Lia sembari membuka bungkus roti yang ia bawa dan menyodorkannya pada Azkya.

"Lo udah sarapan belum sih? Nih, roti." Lia semakin dibuat bingung ketika Azkya menggeleng, jelas saja Lia bingung, Azkya kan maniak roti kalau kata Lia.

"Udah sana, kalau mau ke kantin, nanti ku simpan tas kamu!"

"Ih, sensi banget, lagi dapet ya kamu?" Azkya mendelik tidak suka pada Lia, Lia mengangguk. Sebaiknya Lia iyain saja deh ya.

Azkya sendiri merutuki sifatnya yang begitu moody. Entah karna apa hari ini dia jadi begitu sensi. Ketika asik menepuk jidatnya tiba-tiba saja bola basket mengarah padanya dan ia tidak dapat mengelak.

Beberapa detik sudah berlalu, namun ia tidak merasakan sakit sama sekali. Azkya lantas membuka matanya dan langsung kaget ketika melihat siapa yang melindunginya.

Surya.

"Kak Surya?"

"Kau baik-baik saja?" Surya lantas menarik dirinya dari Azkya dan menciptakan jarak dari si gadis. "Iya, aku gapapa,"

Jawaban dari Azkya membuat Surya mengulas senyumnya, "Syukurlah." Momen tatapan itu tiba-tiba saja dirusak oleh pelaku yang membuat bola basket tadi terlempar sampai kesini.

"Sorry banget, Surya. Gue gak sengaja ngelempar bola ini jauh banget sampai mau kena ke cewe lo" ucapnya sembari tersenyum manis pada Surya yang rasanya ingin menonjok mukanya.

Subito Amores | dalam revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang