Middle East, 2014
Kini para tenaga medis dan tentara dari timnya Sehun itu tengah berkumpul di pangkalan udara menunggu helikopter yang akan membawa mereka menuju ke perbatasan. Tentu mereka harus menunggu karena helikopter itu saling bergantian mengantar jemput para tentara yang hendak pergi dan kembali dari medan perang. Para tenaga medis disana nampak menunjukkan wajah tegang dan seperti orang yang takut karena ini merupakan pengalaman pertama terjun ke medan berbahaya seperti ini. Mereka membawa satu perawat dan tiga dokter. Ketiga dokter tersebut adalah Irene, Baekhyun dan Lay salah satu dokter dari RS yang sama dengan Irene dan Baekhyun di Seoul.
Irene menoleh ke samping dan mendapati para tentara itu menunggu dengan posisi badan yang tegap. Atensinya lalu bergulir ke kapten tim itu, teringat akan semalam dimana ia dikasih makanan oleh Sehun. Jika kalian berpikiran Irene masih menyukai Sehun seperti 15 tahun yang lalu maka salah besar. Irene tidak memiliki rasa apapun namun ia hanya kagum akan sikap Sehun yang gentle saat ini.
Tak lama kemudian helikopter itu datang dan para tentara itu langsung menggerakkan tangannya menyuruh para tenaga medis itu untuk berlari menuju ke helikopter.
"Go! go!" ujar Sehun sembari menggerakkan tangannya memberi perintah dan menunggu dari belakang untuk memastikan tidak ada yang tertinggal.
Setelah itu Sehun langsung memasuki helikopter saat semua sudah masuk dan menutup helikopter itu. Pria itu juga duduk paling ujung dekat pintu dan melihat kondisi di luar.
Irene jauh di dalam hatinya merasa begitu takut dan cukup tegang karena hidupnya tidak akan ada yang bisa menjamin disini. Wanita itu memegang kalung liontin kecil pemberian orangtuanya dan memejamkan matanya sejenak.
'Appa, eomma, aku mencintai kalian' doa nya dalam hati.
Irene lalu membuka matanya dan mendapati tentara bernama Park Chanyeol itu tersenyum lembut sembari menggerakkan bibirnya seperti berkata, 'It's ok, no worries'.
Hal itu membuat hati Irene membaik, setidaknya ucapan Chanyeol itu membuat kekhawatirannya perlahan berkurang, dan mulai yakin akan tugasnya disini.
Tak membutuhkan waktu lama akhirnya helikopter itu mendarat di rerumputan. Terlihat Sehun turun lebih dulu dan diikuti oleh para tenaga medis, lalu sebagin dari tentara yang ikut juga mengambil posisi di belakang sebagai penjaga. Sehun dan Chanyeol berjalan di depan dan mendekati sebuah tenda yang banyak berisi warga lokal yang luka-luka. Disana juga banyak tentara baik itu dari Korea ataupun dari negara Barat yang juga ikut menjaga area perbatasan itu. Setelah memasuki tenda itu Irene langsung mendekati pasien dengan kaki yang luka parah. Dokter itu langsung mengeluarkan anastesi dan menyuntikkannya ke kaki korban dibantu oleh perawat. Sementara dokter lainnya berpencar mendekati pasien yang membutuhkan pertolongan.
Sehun yang sedikit tahu tentang obat-obatan pun ikut membantu para tenaga medis sebisanya lalu dari luar terdengar teriakan minta tolong dan setelah itu beberapa tentara membawa masuk warga lokal yang tertusuk pedang panjang didaerah perut. Bahkan pedang itu sampai menebus perut belakang korban hingga membuat para tenaga medis disana menatap ngeri.
Irene terlihat linglung dengan banyaknya korban yang kembali berdatangan. Hingga Baekhyun memanggil Irene dan mengatakan bahwa pasien dengan luka tusukan pedang itu harus segera di operasi.
"Bae Irene, pasien ini butuh operasi segera" ujar Baekhyun dengan raut wajah panik.
Irene mendekat dan menelan ludahnya melihat kondisi pasien tersebut. Baru kali ini Irene melihat kasus seperti ini. Kedua sisi pedang itu sangat tajam dan gerakan kecil akan membuat luka sayatan di dalam oragn tubuh pasien tersebut.
"Dokter Bae?!" ujar Sehun tajam untuk menyadarkan irene.
Tanpa pandangan yang masih terfokus pada pasien, Irene pun membuka suaranya, "Kita harus membawanya ke pangkalan militer"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Angel
Fanfiction"Hiks, maaf aku takut" ujar gadis itu ditengah sunyi dan gelapnya malam. Seorang pria muda keluar mobil dan mengambil alih sepeda gadis itu, "Naiklah, aku akan mengantarmu" -- Jatuh cinta pada pandangan pertama membuat Bae Irene selalu teringat akan...