Part 15

79 19 13
                                    

Pagi itu terlihat dua sepasang manusia berlainan  gender masih tertidur lelap dalam mimpinya. Perlahan Sehun terlihat menyergitkan dahinya dan membuka kedua kelopak matanya. Pria itu menoleh ke samping dimana dia menemukan Irene yang masih tertidur lelap bersandar pada bebatuan. Dilihatnya lekat-lekat wanita yang sempat membuat hatinya bingung selama ini. Sehun memang selama ini terlihat menolak perasaan gadis itu, namun seiringin pria itu menyangkal dan menolak perasaan Irene, Sehun menjadi semakin bingung dengan perasaannnya sendiri. Sehun selama ini berusaha menjaga hatinya untuk seseorang yang sedang menunggunya di rumah, namun entah kenapa semakin Sehun menolak Irene maka semakin pula Sehun merasa penasaran dan peduli pada wanita itu. Bukan hanya penasaran atau peduli, tapi Sehun menjadi cemas apabila tidak melihat kehadiran Irene atau bahkan pria itu sampai merasa begitu senang hanya dengan kehadiran dokter Bae tersebut. 

Sehun sudah menyadari jika ada yang salah dengan perasaannya, karena itu Sehun memilih untuk menghindar dan bersikap acuh pada Irene belakangan ini. Namun, saat menyadari Irene ternyata masih memiliki perasaan itu, Sehun sudah tidak bisa menyangkal lagi jika pria itu juuga memiliki perasaan yang sama bahkan meskipun dia sudah berusaha menghilangkan perasaan itu. Perasaan itu muncul dengan sendirinya dan Sehun semakin yakin untuk membiarkan perasaan itu menghiasi hatinya sejak Irene memanggilnya di medan perang kemarin. 

Pada akhirnya Sehun menyerah dan membiarkan perasaannya pada Irene itu melingkupi relung hati dan pikirannya. 

Sehun perlahan membenarkan letak duduknya dan sedikit kesakitan saat punggungnya pergesekan dengan bebatuan yang dijadikan tempat sandaran. Pria itu membenarkan letak syal di badan Irene saat melihat wanita itu bergerak tak nyaman dalam tidurnya. Perlahan Sehun tersenyum dan mengelus pelan wajah wanita di depannya itu. 

Sehun lalu berusaha bangkit dari duduknya dan berjalan keluar goa. Pria itu nampak sudah lebih sehat dari sebelumnya meskipun wajahnya masih pucat. Sehun menoleh ke kiri dan kanan melihat situasi dan kondisi di sekitarnya.  Sehun harus mencari sesuatu yang bisa dimakan karena mereka sedari kemarin tidak makan minum sama sekali. Sehun merasa khawatir dengan Irene apalagi sampai saat ini radio untuk menghubungi markasnya belum bisa. 

Goa yang mereka tempati terletak di bukit bebatuan khas ala timur tengah. Disana tidak ada tenaman atau bahkan air, jadi benar-benar kering. Apalagi bangunan yang kemarin diserang oleh tentara Korea itu sudah hancur dan mustahil masih ada yang hidup. 

Sehun mendongak saat melihat burung-burung terbang di atasnya. Sebuah ide muncul dan pria itu lantas membuat sesuatu yang bisa melemparkan sebuah batu ke burung-burung tersebut. Sehun lalu menatap ke alas kakinya dan mengeluarkan tali sepatunya untuk di ikat dan kemudian diisi sebuah batu lalu di lemparkannya pada burung-burung tersebut. 

Percobaan pertama tidak berhasil, begitu pula di percobaan kedua. Lalu untuk ketiga kalinya akhirnya batu tersebut mengenai badan salah satu burung dan langsung terjatuh tak jauh dari hadapan Sehun. Pria itu tersenyum puas dan segera berjalan mengambil burung yang jatuh tersebut.  Setelah berhasil menangkap satu burung, Sehun pun membawanya kembali ke Goa.

Saat dalam perjalanan ke sana, dapat di lihatnya Irene tengah berdiri tak jauh dari hadapannya. Wanita itu terlihat khawatir dan berlari ke arah Sehun lalu memeluknya. 

"Aku pikir terjadi sesuatu padamu karena tak melihatmu disampingku"

Sehun mengembangkan senyumnya, "Aku sedang mencari makan untuk kita"

Irene melepaskan pelukannya dan Sehun mengangkat satu tangannya yang sedang menggenggam burung.

"Kau menangkapnya?"

Sehun mengangguk, "Ah dokter Bae, karena sebelah tanganku tidak bisa ku gerakkan, jadi bisakah kau menggunakan keahlian mu sebagai dokter untuk mengeksekusi burung ini?"

Oh My AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang