extraordinary YOU[On going]

CHAPTER 11.Meninggal🌼

HAPPY READING🍁

"15, 16, 17, 18, sembi-"

"stop mayra gw ga kuat lagi push up" erin yang meminta mayra berhenti menghitung

"dikit lagi rin, nanggung nih dikit lagi lu dapet 20 push up loh" bujuk mayra

"ga!, ga! gw ga kuat lagi" erin yang menyerah

"oke, oke gppa"

"MAYRA" teriak farhan yang berlari dari parkiran, mayra pun mencari sumber suara itu dan mendapatkan farhan yang berlari menuju lapangan

"Auh....sakit banget perut gw" erin yang mengeluh

"ekh lo kenapa rin?" tanya farhan dengan jongkok disebelah erin

"itu tadi, mayra nyuruh gw push up sampe 20x, jadinya perut gw sakit kayak gini" ucap erin yang meringis kesakitan

"what, gw nyuruh dia push up? Ga salah tuh tadi kan dia yang awalnya minta itungin dia push up" batin mayra yang aneh melihat tingkah erin didepan farhan

"ekh, gw ga nyuruh dia push up sampe segi-"/jongkok dibelakang farhan

"TEGA BANGET SIH LO RA!" farhan yang membentak mayra dengan mendorong mayra

"auwh.." ringis mayra karena tangan nya keseleo

"UDAH TAU ERIN GA SEKUAT LO, MASIH AJA LO SURUH PUSH UP! NGERTI GA LO!!" bentak farhan lalu meninggalkan mayra dengan menopang erin yang kesakitan

"rasain loh" batin erin

"tuh anak punya dendam apa sih sama gw?bisa bisa nya dia ngomong gitu ke farhan" batin mayra yang aneh dengan erin

"aaakh, ngapain gw pikirin"
/gaplok lenganya sendiri

"auh, auh, " ringis mayra yang merasakan tangnya nyeri

"bodoh banget sih gw udah tau tangan gw keseleo masih aja gw buat gaplok lengan gw" oceh mayra

Mayra pun pulang lalu mengganti bajunya dan membawa bekal untuk di rumah sakit

Skip..._>

"liaa..." panggil mayra

"lia kenapa nangis? Kok diluar? Ekh lia ga nungguin bunda?" tanya mayra dengan nada pelan

"hiks, hiks, hiks," tangis lia

"ekh kok nangis?"

"kakak....bunda masuk ruang itu"
/nunjuk ruangan KRISIS

deg....hati mayra mulai cemas namhn ia harus tenang karena ada lia yang harus ia jaga

"lia...ga boleh nangis ya, nanti kakak liat bunda dulu kali dokternya udah boleh kakak masuk, lia makan dulu yah dari siang belom makan lia" /ngasih sekotak bekal

Lia pun memakan bekalnya, lia mencemaskan ibunya beberapa menit kemudian seorang dokter keluar dengan wajah yang sangat cemas

"dok, bibi saya kambuh lagi?" tanya mayra yang menghentikan dokter berjalan

"pasien harus segera dioperasi karena tumor dikepala pasien semakin menyebar, apa anda keluarganya? Jika ia anda harus menanda tangani surat ini, /suster memberikan selembar formulir

"operasi?biaya nya dari mana?gw ga punya uang" mayra yang terdiam

"permisi, kami tidak punya waktu lagi" ucap dokter

"yang penting bibi selamat" batin mayra lalu menanda tangani formulir itu

Operasi dimulai mayra menunggu hasil dari operasi tersebut rasa cemas, sedih, takut, menjadi satu di dalam tubuh mayra namun ia menahan tangisan nya