"Tidak usah, Kak! Saya merasa tidak pantas menerima ini, tentu ini sangat mahal, kan?" tolak Aruna. Sean menjawab, "Iya, ini mahal. Tapi saya ingin kamu memakainya, ini adalah pakaian wanita muda dan jika kamu tolak, ini mau dipakai siapa?"
"Baik, Kak. Saya akan memakainya nanti!" ucap Aruna. Sean menjawab, "Terimakasih!"
"Bagaimana ini, tidak mungkin aku menolak ajakan dari atasanku, terlebih ia sudah membelikanku baju mahal ini, tidak sopan menolaknya, bukan?" batin Aruna. Melihat Aruna yang melamun, Sean kemudian bertanya, "Ada apa, Aruna? Kok melamun?" Mendengar panggilan dari atasannya, Aruna kemudian langsung menjawabnya, "Oh, tidak ada apa-apa, kok!"
"Iya sudah, nanti jangan lupa ya? Makan malamnya," ucap Sean. Aruna menjawab, "Baik, kak! Aruna janji tidak akan melupakannya dan akan datang tepat waktu!" jawab Aruna.
"Baiklah, jika begitu silahkan lanjutkan pekerjaanmu!" ucap Sean. Aruna kemudian tersenyum dan keluar dari ruangan Sean. Didepan pintu, Aruna berhenti sejenak untuk berpikir, "Apa yang harus aku lakukan?"
Malam hari kemudian, Aruna pergi ke sebuah restoran yang menjadi tempat makan malam bersamanya dengan Sean dan kedua orangtua Sean. Setibanya disana, Aruna mencari Sean dan kedua orangtua Sean, setelah Aruna melihatnya, Aruna kemudian pergi menghampiri mereka.
"Selamat malam!" ucapnya dengan sangat sopan. Andara menjawab, "Malam, silahkan duduk!"
"Iya, sini duduk dekat saya!" sahut Sean yang mempersilahkan Aruna untuk duduk di kursi yang terletak di samping kanan Sean. Aruna kemudian patuh, dan duduk disana.
"Baik, semuanya sudah kumpul. Mari makan bersama!" ajak Moza. Semuanya kemudian makan makanan yang ada di meja tersebut, setelah makan, Aruna diajak bicara oleh Andara.
"Sebenarnya, keluarga kami sedang mencari putri kamu yang hilang selama bertahun-tahun!" ucap Andara.
"Iya, pertemuan pertama kita di waktu itu mengingatkan saya dengan masa lalu, ketika saya melihat kamu saya seperti melihat bayi saya dulu, saya merasa punya ikatan batin denganmu, saya merasa bahwa kamu adalah putri saya," ucap Moza.
"Saya rasa tidak mungkin, Tan! Mana mungkin anak panti yang tidak berpendidikan tinggi seperti saya adalah putri dari keluarga terpandang seperti kalian, menurut saya itu tidak mungkin?" ucap Aruna.
"Entahlah, tapi kami merasa punya ikatan batin denganmu, apa kamu tidak merasakannya juga?" tanya Sean. Aruna menjawab, "Hal yang saya rasakan adalah, bahwa saya merasa nyaman dan aman ketika berada di dekat kalian, tapi mungkin ini hanya perasaan saya saja, karena kalian adalah orang-orang baik."
"Bagaimana jika kita lakukan tes?" tanya Andara pada Aruna. Aruna menolaknya karena ia tak ingin merasakan sakit hati lagi untuk yang kesekian kalinya, "Tidak, Om! Saya tidak ingin sakit hati lagi, karena selama ini saya sudah melakukan tes dengan beberapa orang yang mengaku sebagai orangtua saya, dan hasilnya selalu negatif, saya takut nanti hasilnya juga akan negatif pula."
"Baiklah, jika kamu tidak mau, tapi jika kamu nanti berubah pikiran silahkan hubungi kami!" ucap Andara. Aruna menjawab, "Baik, Om!"
Keesokan harinya, Aruna pergi menemui Adrian yang masih merajuk karena masalah kemarin, Aruna masuk ke dalam ruang tamu kamar hotel Adrian.
"Mas, apa kamu masih marah padaku?" tanya Aruna pada Adrian. Namun, Adrian tak menjawab pertanyaan dari Aruna, Adrian hanya diam saja.
"Ini, aku bawakan makanan untuk sarapan Mas Adrian, ini aku sendiri yang memasaknya, Mas!" ucap Aruna sembari memberikan makanan tersebut pada Adrian. Adrian menolak, "Bawa saja pergi makanan ini, makanlah sendiri, aku tidak sudi!" Setelah berkata, Adrian pergi meninggalkan Aruna.
Malam hari kemudian, Aruna menemui Adrian lagi untuk meminta maaf.
"Mas, maafkan aku, aku janji tidak akan mengulanginya lagi!" ucap Aruna yang meminta maaf pada Adrian secara langsung.
"Tak semudah itu, aku memaafkan kamu, Aruna!" jawab Adrian. Aruna kemudian bertanya, "Lalu, Mas mau apa dari saya agar saya dapat dimaafkan?"
"Kita menikah bulan depan, apa kamu mau?" tanya balik Adrian pada Aruna. Aruna terdiam sejenak dan kemudian menjawab, "Baiklah, saya bersedia, Mas!"
"Baik, saya akan siapkan semuanya!" ucap Adrian.
Satu bulan kemudian, pernikahan Adrian dan Aruna dilangsungkan, Andara dan keluarganya hadir di acara tersebut.
"Andara?" panggil seorang pria paruh baya pada Andara. Andara menoleh dan kemudian bertanya, "Arga, apa itu kamu?"
"Iya, ini aku. Sebenarnya aku ingin kita menjadi satu keluarga dengan menikahkan putra-putri kita, tapi apalah daya, Adrian sudah lebih dulu menemukan jodohnya." ucap Arga. Arga adalah pengusaha juga dan Arga merupakan sahabat Andara dari Andara remaja, ternyata Arga adalah ayah kandung dari Adrian.
"Iya, aku juga ingin, tapi kamu juga tahu. Putriku masih belum di temukan!" jawab Andara.
Setelah selesai berbincang-bincang Andara dan semuanya duduk di kursi yang ada disana dan pernikahan kemudian dimulai. Ketika acara telah usai, semua tamu bersalaman dengan kedua mempelai, begitupula Sean, ketika Sean bersalaman pada Adrian, Adrian membisikkan sesuatu pada Sean, "Sekarang akulah yang menjadi pemenangnya dan aku minta kamu untuk tidak mendekati Aruna yang telah menjadi istriku, mengerti!" Sean kemudian menjawab, "Aku tidak mencintai Aruna dan asal kamu tahu, kedekatan kami hanya sebatas rekan kerja saja!"
"Baiklah jika begitu, awas jika kamu mengingkarinya, aku tak akan segan-segan membunuhmu!" ancam Adrian pada Sean.
Malam hari kemudian, Adrian dan Aruna bermesraan di dalam kamar.
"Aruna, malam ini kamu milikku seutuhnya!" bisik Adrian tepat di telinga Aruna. Aruna menjawab, "Baik, Mas. Sekarang Mas adalah suami saya, Mas berhak melakukan apapun pada saya malam ini!"
Beberapa saat kemudian, malam yang indah itu berubah menjadi malam yang menegangkan, ketika Adrian menghentikan aktivitasnya dan marah pada Aruna.
"Apa-apaan ini, kau menipuku?" ucap Adrian.
"Tidak, Mas. Aku berani bersumpah aku tidak menipumu!" jawab Aruna dengan jujur.
"Bukti ini sudah jelas Aruna, sprei putih ini tak bernoda sama sekali, itu artinya kamu sudah tidak perawan. Aku tak menyangka ternyata gadis secantik kamu tidak bisa menjaga kehormatan dan kesucian dirimu, aku kecewa padamu!" ucap Adrian.
Aruna menangis karena ia juga sangat syok, sebab ia tak pernah merasa pernah berhubungan dengan lelaki sebelum menikah, Aruna menjawab ucapan Adrian dengan jujur, "Tidak, Mas! Percayalah padaku, aku tidak pernah berhubungan dengan lelaki manapun sebelum menikah kamu, aku masih perawan, Mas!"
"Mulutmu bisa berkata begitu, tapi nyatanya. Oh, aku tahu sekarang. Pasti Sean sudah meniduri kamu, Sean pasti yang sudah merenggut kesucian kamu. Benar, kan?" tuduh Adrian pada Aruna. Aruna menjawab, "Tidak, Mas. Aku tidak serendah itu, aku dan dirinya hanyalah rekan kerja, kamu tidak punya hubungan apa-apa, tolong percaya padaku, Mas, aku masih perawan!"
Baca lanjutannya di app Fizzo dalam novel yang berjudul Gadis Tak Bernoda.
Atau klik tautan dibawah ini:
Ini novel yang luar biasa untukmu:"Gadis Tak Bernoda" 🌟🌟🌟🌟🌟 Ayo, periksa sekarang.
https://www.fizzo.org/page/share/?bid=7907520798867324157&isNew=0&from=copy_link&group=2&d=7953422167678809854&u=7953421161183687934&language=id®ion=ID
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Tak Bernoda
RomanceAruna Nazaha Asheila adalah seorang gadis yang tinggal di panti asuhan, Aruna ditemukan oleh ibu panti dipinggir jalan ketika ia masih bayi. Asal-usul Aruna yang tidak jelas ini, membuat Aruna gagal menikah berkali-kali, karena keluarga kekasi...