WARNING 18+
Zoro kebingungan, emosi, dan dia bahkan tidak tahu harus melakukan apa, muka sanji yang merah itu terlihat menggoda, zoro menelan salivanya dan berlari ke kamarnya.
"OI!! Zoro!!" Sanji mulai kesal dan mengejarnya, di kamar nya, zoro segera mengunci pintu namun sanji sudah menahan pintunya dan berhasil masuk ke kamar zoro.
"Hei kenapa kau berlari bodoh!!"
Zoro menunduk dan terduduk di kasurnya, ia sedikit memijat pelipisnya, ia mulai melamun memikirkan apa yang sanji ucapkan tadi. "Zoro, m-mari berbaikan."
"Kau bilang, berbaikan, huh? JANGAN BERCANDA KAU BAJINGAN" zoro melempar sebuah buku, sanji berhasil menangkapnya dan melemparnya kembali ke kasur.
"Ini memang gila, namun kau tahu? kita sudah berumur 20 tahun, dan kita bertengkar sejak kita berumur 5 tahun jadi kita sudah bertengkar selama 15 tahun.. bukan kah itu berbahaya untuk masa depan kita kedepannya.." ucap sanji mencoba berbicara lembut ke zoro, agar ia mau mengerti.
Zoro mulai berkeringat, ia dan sanji sudah bertengkar selama itu.. bahkan ia tidak sadar tentang itu, zoro berdiri mendekati sanji dan membisik ke telinganya dengan suara beratnya "aku mau berbaikan denganmu bila kamu memberikan apa yang kumau." Dan berjalan pergi.
Itu membuat bulu kuduk sanji bergidik karena geli, namun ia kesal karena zoro sangat egois, ia tidak tahu betapa sulitnya sanji melakukan ini, ia merasa terhina karena ini.
"HEY TUNGGU!!" Sanji berlari dan menahan tangan zoro, "mengapa kau sangat sulit untuk mengerti hah?! Apa kau tidak merasa mau berbaikan sejak 15 tahun lamanya?!"
Sanji berteriak tepat di depan muka zoro, mereka saling bertatapan dengan tatapan dingin.Zoro menutup matanya, melepaskan genggaman sanji, "ku bilang aku akan mau berbaikan bila kamu memberikan apa yang kumau." Zoro mendekat dan mendekat hingga wajah mereka sudah tidak berjarak lagi, sanji dapat merasakan deru nafas zoro dan zoro pun sebaliknya, sanji mulai berpikir.
"Apa yang harus kulakukan, memang apa yang ia mau.." batin sanji mengepalkan tangannya kesal.
"B-baiklah! Akan ku berikan apa yang kau mau!" Ujar sanji dan menjauhkan dirinya dari zoro memberi jarak yang cukup jauh sekitar 1 meter.
Zoro menunjukkan smirknya, ia menarik sanji ke dalam kamar dan mengunci pintu.
Ia melempar tubuh sanji ke kasur hingga tubuh sanji terlentang, "arghh, apa yang kau lakukan?!" sanji memegang kepalanya yang pusing akibat terbentur tembok saat di lempar ke kasur."Hmm, kau bilang kau akan memberikan nya padaku kan.." ucap zoro menatap tajam ke arah sanji.
"Ya,, dan apa maumu?"
"Kamu."
______________________________
Di kediaman Sanji, Tashigi, Shanks, Mihawk, dan Ibu Sanji sedang mengobrol di ruang tengah, mihawk terlihat sibuk membaca buku, namun ia tetap bisa mengobrol dan fokus terhadap pembicaraan.
"Jadi kau membiarkan mereka berdua di rumah?" Tanya shanks melipat tangannya di dada dan menyenderkan punggungnya, "ya, aku harap mereka bisa berbaikan.." ucap tashigi yang menyatukan kedua telapak tangannya memohon pada dewa agar permintaannya di kabulkan.
"tapi, bukankah akan berbahaya bila kita meninggalkan mereka di rumah sendirian? Itu akan membuat rumah tidak ada yang mengurus dan bisa saja kemalingan." Ujar ibu sanji yang khawatir akan anaknya dan zoro, "kau ada benarnya Ms. Kalifa, mereka berdua ceroboh dan jarang pulang ke rumah, apalagi bila mereka masih bertengkar, apa yang akan terjadi selanjutnya jika dibiarkan?" Ucap mihawk yang menutup bukunya dan mulai fokus ke pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
That boy [ZoSan]
Roman d'amourMereka saling membenci saat melihat satu sama lain, mereka selalu bertengkar dimanapun itu dan tidak mau mencoba berdamai. Keluarga Zoro dan sanji mencoba membiarkan mereka berdua sendirian untuk mengobrol satu sama lain. Namun yang ada mereka semak...