Sanji melangkah kan kakinya, berjalan ke sebuah motel, ia berniat untuk menginap sebentar di motel, karena tidak ingin pulang dan bertemu zoro lagi, ia masih merasa shock dan terpuruk akibat perjodohan ini.
"Aku dan zoro hanya teman yang berbaikan, mengapa kita dijodohkan?" Gumam sanji dengan frustasi, tiba tiba ada suara mobil yang sangat kencang hingga matanya tertuju pada mobil tersebut.
Mobil itu berhenti tepat di depan sanji, keluar lah seorang wanita dengan rambut oranye dan kacamata hitam di lengannya. Ya, itu nami.
"N-nami?!" Ucap sanji terkejut, nami menurunkan kacamatanya menatap sanji dengan segenap matanya, "sedang apa kau disini, sanji?" Ucap nami mendekati sanji.
"A-aku hanya.." sanji mundur dan mundur, hingga ia terjatuh ke belakang namun nami menahan tangan sanji agar tak terjatuh, "berhati hati lah bodoh, kau tidak pernah berubah sejak dulu, ketika kau panik kau akan menjadi ceroboh."nami menarik tangan sanji dan membawanya kedalam mobil.
"O-oi!! Kau mau membawaku kemana!"
Nami menutup pintu mobil dan menguncinya, "aku akan membawamu kembali ke kediamanmu." Ucap nami mulai menyalakan mobil.
"HEI AKU TAK MAU PU-" nami menutup mulut sanji dengan clima taktnya, menatap sanji tajam "menurutlah kepadaku bodoh" aura menyeramkan keluar dari tatapan nami, meski bagaimanapun sanji menurut secara tiba tiba.
Mobil mereka berjalan dengan kecepatan sedang, sudah terlihat kediaman sanji di depan mobil mereka, sanji tampak cemas dan ketakutan, ia belum bisa mengatakan pendapatnya, yang ia pikirkan itu sanji dan zoro hanyalah teman, namun jika dipikirkan tentang apa yang mereka lakukan, itu tidak bisa dianggap teman sih.
Sanji ingin mengatakan tidak, tapi ia tak bisa, ia ingin mengatakan iya namun ia juga merasa itu tak benar, nami melirik sanji secara diam diam, nami tersenyum kaku karena dirinya tahu bahwa sanji bingung harus memilih apa dan bagaimana.
Ya, nami tahun tentang perjodohan zoro dan sanji, jika kalian tak tahu, nami adalah adik dari shanks, ia sebenarnya tak ada hubungan darah, jadi bukan adik kandung melainkan adik angkat, tapi disini tetap tuaan sanji ya, mungkin beda 3 tahun.
Nami memegang pundak sanji singkat dan melaju menggunakan kecepatan tinggi ke kediaman sanji, sanji terlihat terkejut karena nami memegang pundaknya, ia melihat ke arah nami yang sudah memberikan tatapan tajamnya ke arah kediaman, yang membuat sanji takut dan memalingkan wajahnya.
Mereka semakin dekat dengan kediaman, sanji menutup mukanya dengan kedua tangannya, ia berkeringat dan rasanya jantungnya ingin copot, akhirnya mobil berhenti tepat di depan kediaman sanji.
"Sanji, sudah sampai." ucap nami membuka pintu mobil, sanji mengangkat tangannya dan melihat kediamannya yang sekarang membuatnya takut sendiri, namun nami membuyarkan lamunannya, "OI!" Teriak nami, akhirnya sanji buru buru keluar dari mobil nami.
Sanji terdiam, ia tak bergerak sekalipun di depan gerbang kediamannya, nami yang melihat itu segera menarik tangan sanji dan membawanya masuk, "hei! Tunggu!" Ucap sanji, namun nami sudah duluan membuka pintu kediaman, seisi orang yang ada di dalam terkejut akibat pintu yang terbuka hingga mendobrak dinding.
tidak ada zoro disana, hanya mihawk, shanks dan Khalifa, "Dimana si tashigi bodoh itu?" nami mendorong tubuh sanji hingga tersungkur ke lantai, dan segera membuka tasnya untuk mengambil ponselnya.
"Hei nami, untuk apa kau melakukan itu hah?!" Ucap shanks, nami segera menelepon tashigi tanpa menghiraukan ucapan shanks, "bawalah sanji, pertemukan ia dengan zoro, kunci mereka di kamar." Ucap nami kepada tashigi di telepon dan langsung menutupnya.
Nami menarik kerah belakang sanji dan membawanya ke kamar, "OII NAMI! KAU MAU MELAKUKAN APA HAH?!" Berontak sanji, tashigi tiba tiba keluar dari kamar, tashigi yang melihat nami langsung menampar muka nami kesal, "hahh kau ini!! Masih saja sangat egois sedari dulu, apa yang akan kau lakukan pada mereka berdua bodoh!" Ucap tashigi berteriak.
"Sini telingamu." Nami menarik leher tashigi agar mendekat, "pasang pengharum ruangan rasa vanila, beri aphrodisiac kepada mereka berdua, kunci dikamar." Nami berbisik di telinga tashigi dan segera membawa sanji ke kamar.
Tashigi yang mendengar itu sedikit bingung, apa yang akan ia lakukan hingga memberi aphrosidiac pada mereka, tashigi berpikir sejenak dan tiba tiba matanya membesar, "OI NAMI APAKAH KAU AKAN MEMBUAT MEREKA MELAKUKANNYA?!" Batin tashigi terkejut, ia sebenarnya ingin menghentikan nami, namun ia tahu alasan nami melakukan ini.
Ini demi menyatukan mereka berdua, tashigi segera mencari pengharum ruangan dan aphrodisiac seperti yang nami katakan, "sebenarnya apa yang terjadi tashigi?!" Ucap Khalifa bertanya, "eee, begini.." tashigi menceritakan semua yang ia lihat dan yang nami katakan.
Mereka semua yang mendengar itu terkejut sejadi jadinya, "ini terlalu gegabah..!" Batin mihawk, tashigi kembali ke kamar untuk memasang pengharum ruangan dan membawa aphrodisiac di kantongnya.
Saat sampai ia sedikit terkejut dengan apa yang sedang terjadi di ruangan, terlihat nami yang sedang memberi aphrodisiac dengan kasar kepada sanji, dan zoro yang kebingungan dengan apa yang dilihatnya.
Tashigi segera menarik tangan nami, "nami, jangan terlalu banyak, efeknya akan membuat tubuh sanji memanas hingga pagi." Bisik tashigi di telinga nami.
"Ya, itu yang kumau." ucap nami, tashigi menabok palak nami, lalu memasang pengharum ruangannya, "uhuk, uhuk sial.." batuk sanji merasa kepalanya pusing, zoro yang melihat sanji seperti itu segera menghampirinya, "hei.. kau tak apa?" tanya zoro lembut, sanji segera mendorong tubuh zoro, "diam kau.."
Nami memberi zoro aphrodisiac itu, namun sialnya nami terlalu banyak memberinya hingga hampir habis 1 botol, "weh! Tashigi!!" Teriak nami, ia langsung menarik lengan tashigi keluar dari kamar dan mengunci pintu mereka.
"Ada apa?!" teriak tashigi kaget, "aku memberi zoro terlalu banyak.." ucap nami panik, tashigi yang mendengarnya reflek menepuk jidatnya dan menelan salivanya kasar, apa yang akan terjadi pada mereka berdua?
"Yok balik ke ruang tengah." Ucap nami berjalan dengan santainya, tashigi sudah kesal setengah mati melihat nami yang sangat santai dan egois, "SHANKS!!! BERITAHU ADIKMU INI!!! DIA SANGAT EGOIS!!" Teriak tashigi menabok kepala nami.
Nami yang mendengar itu segera menutup mulut tashigi yang sudah diberi garam di telapak tangannya, "WOIII ASINN" teriak tashigi menendang tubuh nami kepojok ruangan, shanks yang mendengar keributan melihat mereka berdua, seperti biasa, dati dulu mereka selalu bertengkar, tapi tidak selalu sih, paling cuma bercanda.
"Oi! Sudah sudah, ayo turun." Ucap tashigi menarik lengan nami.
___________________________
Di ruangan yng sudah dipasangkan pengharum ruangan berbau vanila, ac menyala dan aphrodisiac yang membuat sanji dan zoro merasa terangsang apalagi zoro yang terlalu banyak menerima aphrodisiac di tubuhnya.
"Zoro.." panggil sanji dengan suara seraknya.
Sanji mendekati zoro perlahan, dan memeluknya erat.
Zoro membalas pelukan sanji, mencium leher sanji dan menjilatnya perlahan, "ahh" desah sanji meremas baju zoro, zoro tersenyum smirk, ia mengelus paha sanji lembut dan mengangkatnya ke kasur.
Sekarang posisi zoro berada di bawah, dan sanji di atas menduduki pahanya.
Sanji menatap dalam mata zoro, perlahan tanpa disadari sanji mencium bibir zoro ganas, melumatnya dengan agresif penuh gairah, sepertinya efek obatnya sudah dimulai.
"Hmmnn mmnhh" ..
End of eps 5.

KAMU SEDANG MEMBACA
That boy [ZoSan]
RomansaMereka saling membenci saat melihat satu sama lain, mereka selalu bertengkar dimanapun itu dan tidak mau mencoba berdamai. Keluarga Zoro dan sanji mencoba membiarkan mereka berdua sendirian untuk mengobrol satu sama lain. Namun yang ada mereka semak...