Berbelanja perlengkapan bayi adalah kegiatan yang menjadi hobi Cecilia beberapa minggu ini, wanita dengan perut bulat ini tidak hentinnya berjalan mengelilingi setiap sudut toko demi mencari barang-barang bayi yang di lihatnya bagus. Sepatu, baju, aksesoris, topi semua sudah masuk dalam troli mau itu warna pink, biru, kuning, bahkan hitam semua masuk ke dalam troli. Tapi kebanyakan barang berwarna pink karena dokter mengatakan kemungkinan besar anak Cecilia perempuan.
Mendengar mereka akan memiliki anak perempuan pihak Derek begitu senang terutama Sabrina yang memang sangat ingin memiliki anak perempuan, Alfie adik terakhi Derek tiada henti mencari nama panggilan yang pas untuk dirinya pada anak Cecilia. Keluarga Wilder benar-benar gembira karena akhirnya ada kelahiran perempuan dari darah Wilder.
Kembali ke Cecilia yang benar-benar tidak lelah mengelilingi setiap sudut padahal perutnya sudah bulat dan berat, tapi nanti saat malam wanita itu akan mengeluh karena kakinya terasa pegal, pinggang yang sakit, dan kepalanya yang pusing.
"Kau tak mau duduk dulu?" Tanya Derek yang terkesan sedang berbisik.
"Aku belum ingin duduk. Tutup mulutmu Wilder kau sangat cerewet, kalau kau lelah berikan trolinya biar aku jalan sendiri." Cecilia bahkan bersiap mengambil troli yang Derek dorong.
Derek mendengus pelan, Cecilia mudah pemarah dan mudah tersinggung belakangan ini. Dan itu menyebalkan. "Aku akan mengikutimu, kau mau berjalan sampai ke Dubai pun aku ikut." Kesal Derek.
"Kalau begitu tutup mulutmu jangan bicara, atau aku akan memilih pergi dengan Alfie." Ancaman yang sangat pas jika Derek banyak berkicau.
Paper bag dari berbagai warna dan logo toko sudah masuk ke dalam bagasi mobil, Cecilia tersenyum puas melihat semua hasil belanjanya. Menyenangkan sekali berbelanja seperti ini padahal dulu Cecilia bukan tipikal yang suka belanja mungkin pembawaan bayi mereka yang suka menghambur-hamburkan uang.
Sepasang suami istri yang baru akur ini masih berada di San Diego, untuk kembali ke Manhattan Cecilia tidak mau Cecilia akan kembali ke Manhattan saat dirinya sudah melahirkan. Berbicara soal melahirkan semakin besar rasa takut Cecilia, ia takut kalau sampai sesuatu hal buruk terjadi padanya. Pikiran buruk tidak bisa hilang dari kepalanya dan malah semakin menjadi-jadi.
"Aku ingin kamar yang Manhattan di rubah." Tiba-tiba saja saat mobil melaju akan membawa mereka pulang Cecilia berseru.
"Maksudmu?" Derek melirik sekilas Cecilia, sesuatu yang merepotkan pasti akan terjadi.
"Di rubah, warna cat, kasur, lampu, lukisan, foto, aku mau semua di rubah."
"Di rubah bagaimana?" Sangat sabar Derek mendengarkan segala ucapan Cecilia. "Kamar itu sudah sangat bagus."
Cecilia menggeleng kecil. "Kau tidak paham artinya di rubah, semuanya di rubah."
"Kau mau di rubah bagaimana?"
"Ya.. di rubah, pokoknya di rubah. Sudah tutup mulutmu kesal aku."
Ini juga Derek sabar, permintaan dan keinginan merepotkan yang terkadang menurut Derek tidak masuk akal. Wanita ini idenya banyak juga kalau di pikir-pikir, sekarang ingin merubah kamar, beberapa hari yang lalu memiliki ide untuk menjual mobil katanya agar bisa berbelanja, tanpa menjual mobil pun jika Cecilia ingin satu mall berserta isinya Derek belikan, lalu wanita itu pernah memiliki ide untuk membeli rumah di pinggir pantai. Entah besok Cecilia akan memiliki ide apa.
Cecilia dan Charlotte calon putri mereka yang akan selalu membuat Derek Wilder pusing tujuh keliling.
---------
"Thank you my wife, dear, my love... thank you for wanting to come back to live with me." Derek tidak henti mencium kening Cecilia, Derek menyalurkan semua rasa cintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVORCE
RomanceCecilia tak pernah menyangka jika pernikahannya akan hancur setelah 2 tahun menjalin ikatan pernikahan dengan Derek. Cecilia juga tak pernah menyangka jika akhirnya dirinya bisa bebas dari sangkar emas milik Derek, tinggal menunggu hari semua akan k...