1. Tersesat

5.2K 289 33
                                    

Hai-hai gengss...
Dua couple bucin balik lagi bersama anak-anak mereka.

Masukin perpus, ya, biar nggk pada ketinggalan...

Cerita ini sekedar seru-seruan, kalau ada yang risih karena anak kecil bisa bersikap layaknya orang dewasa, ya maklumi. Kembali lagi, ini sekedar cerita.

Enjoy!!!🥰

Apapun akan dilakukan, asal crush terkesima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apapun akan dilakukan, asal crush terkesima. Termasuk traktir orang-orang dengan embel-embel, 'Yayahku, kan, olang kaya'.

Piter Tagana Langit

1. Tersesat

Tidak ada satupun wajah yang menunjukan ketenangan. Dewa beserta keempat sahabatnya, Abian, Zidan, Joko dan Sebastian dibuat kalang kabut karena aksi kabur Lavary bersama Piter, teman preschoolnya.

Gadis kecil itu memang tengah marah karena ia akan mendapat seorang adik. Lava terang-terangan berkata tidak, dan menyuruh kedua orang tuanya untuk segera membatalkan hal itu. Pengertian demi pengertian sudah dijelaskan, baik oleh Dewa, Dara, maupun keempat Unclenya, tapi tetap saja, Lava adalah gadis kecil yang sama batunya dengan Dara, Mommynya sendiri. Apa yang ia katakan, harus dilakukan oleh mereka sesegera mungkin.

"Bocil sialan. Ke mana dia bawa anak gue!!" kesal Dewa menggigit kukunya sambil berjalan bolak-balik, "kalian udah nyari ke mana aja? Masa nggak kesusul?" tanya Dewa pada keempat bujang yang masih mengatur napas mereka.

Dua puluh menit berlalu semenjak Joko berseru mengatakan bahwa Lavary tidak ada di kelasnya, para bujang memang langsung berlari menyisir jalanan dekat sekolah. Tapi sayangnya, entah mereka bersembunyi di mana, Lava dan Piter tidak bisa ditemukan. Pihak sekolah sudah menghubungi polisi, tapi mereka tidak bisa bergerak sekarang, karena kedua bocah itu belum hilang lebih dari 1×24 jam.

"Dara tau, Wa?" tanya Abian.

"Jangan sampai. Untung pihak sekolah ngehubungin gue dulu. Untuk sementara, kalau Dara nanya, bilang aja Lava lagi diajak jalan-jalan," jawab Dewa. Bahaya untuk kandungan wanita itu jika mengetahui putri pertamanya menghilang.

Keempat bujang serentak mengangguk sembari berdehem singkat.

"Susternya Piter. Gue ada ide!" seru Zidan menunjuk suster Piter. Wanita setengah baya itu ditarik oleh Zidan ke rombongan, "jujur sama kami, Piter bawa Lava ke mana. Kalian mau balas dendam karena kemaren Piter sempat kami bawa, kan?!" tuduh Zidan.

"Ampun, Pak. Saya nggak tahu. Saya juga sedang nyari Piter sekarang. Saya takut dimarahi bos saya," jawab Suster Piter menahan tangis.

"Alah, bohong aja kamu, Sus. Kalau emang kalian nggak nyembunyiin Lava, kenapa orang tua Piter nggak ke sini. Udah dua puluh menit, loh. Sekolah harusnya udah ngasih tau mereka kalau anaknya hilang!" ketus Joko ikut menuduh.

R U S U HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang