pertemuan

312 13 2
                                    

Pagi hari terlihat di meja makan mereka sedang bermain dengan sendok dan garpu

" Bik Iyem gimana mau gak ?" Mommy della
" Maaf nyonya den Evan tidak mau makan " bik Iyem menunduk
" Yaudah bik gak papa " della. Sedikit kecewa

" Ma kenapa sih murung ini masih pagi loh " Anggara turun dari tangga menuju meja makan

" Dad  Evan masih tidak mau makan " della

"Pagi Tante om " elvio  duduk

" Pagi El langsung sarapan " Dady Anggara

" Loh Tan kok murung " Elvio menguyah roti

" Itu El Evan masih gak mau makan " mommy della

"Kak Evan masih belum mau makan ini udah seminggu loh Tan ! Biar aku bujuk Kan gak baik cuma pakai infus aja " El bangkit membawakan roti dan susu

" Tunggu El sekalian bujuk evan agar mau om jodohkan dengan anak temen om agar ada yang merawatnya "Dady Anggara

" Sip om Tan tenang aja " pergi menaiki tangga.

"Tok Tok Tok " kak gw boleh masuk gak ?" Teriak El dari luar pintu kamar

" Ya " singkat ev

" Loh kok bengong di situ sih " El memlihat kakak sepupu nya melamun di balkon

" Hancur El semua hancur " Evan menangis

" Kak semua gak hancur kakak harus kuat" El memeluk sang kakak

" Lo ngomong mudah tapi gw yang ngalamin El Lo tau orang yang gw sayang ninggalin gw karena kaki ini tangan gw udah cacat El " Isak Evan

" Kak Evan dengarin gw Lo gak usah mikirin lita lagi dia bukan gadis yang baik  , dan dokter juga bilang ini cuma sementara kak " El menghapus air mata sang kakak dengan tisu

" Cikk bahkan hapus air mata gw aja gak bisa gw nyusahin el" ucap Evan

" Udah kak gak baik bilang seperti itu Lo kakak ,gw semenjak mama dan papa meninggalkan cuma Lo yang sayang sama gw om Tante itu aja yang gw punya " ucap El

" El gw bisa sembuh gak? " Evan

" Bisa pasti bisa gak ada yang gak mungkin" El menyemangati sang kakak

" Kak Lo pasti belum mandi ya kan ? Ya pasti ya '' El

" Ya gw belum mandi " Evan sedikit cemberut

" Yaudah gw mandiin Lo " mendorong kursi roda menuju kamar mandi

" El Lo gak jijik melakukan ini? " Evan

" Ya elah kak kak Lo inget dulu waktu kita masih kecil Lo yang mandiin gw kan sekarang gantian gw yang lakuin " sambil melepaskan pakaian dan pempers sang kakak

" Tubuh Lo udah Lo kurusan tau " ucap El megosok tubuh sang kakak

''tapi masih tampan kan gw " Evan sedikit tersenyum

" Ya gw memang kalah soal wajah ,kak Lo gak kepikiran buat nikah ?" El

" Nikah ? Hhah siapa yang mau sama gw El "'evan tertawa melihat adik sepupunya

"Kak gw serius ini ,Lo mau gak di jodohin biar ada yang ngerawat Lo gitu aja " El

" Pasti perempuan bayar mom sama dad kan?" Ev senyum miring

" Tidak kak Lo emang mau di rawat sama cowok atau cewek lain ?" El

" Gak lah cuma Lo yang boleh !" Ev

El mendorong kursi roda sang kakak menuju ruang ganti pakaian.

" Jika nanti gw sibuk ? ,Kak gw minta Lo mau ya ini kan demi kebaikan Lo dan juga wasiat dari kakek " ucap El sambil memakaikan baju

" Nah Lo udah ganteng kak " ucap El menyisir rambut sang kakak di depan cermin

" Ganteng Lo bilang gw ganteng tubuh yang duduk harus mengunakan sabuk dan pempers ini ganteng cikkk cacat " Evan menghina dirinya sendiri

" Gak boleh ngomong gitu sekarang Lo makan ya aakkkk " El sangat sayang pada kakak sepupunya
Evan menurut dan memakan setiap suapan dari sang adik hingga suapan terakhir uuhhkkk evan memuntahkan makanan terakhirnya

" Sorry El " ucap Evan sedikit sedih

" It' s okey " mengelap bibir kakaknya lalu memberikan minum ,tak lupa melepaskan infus yang masih terpasang di tangan Evan setelah itu El memanggil pembantu untuk membersihkan bekas yang tadi

" Nah sekarang kakak lebih baik minum obat ya " El menyerahkan banyak sekali obat dan memberikan ke Evan

" El gw ngantuk " ucap Evan
Lalu El sigap mengangkat tubuh sang kakak ke ranjang dan menyelimuti tubuh sang kakak

"Kak gw tanya sekali lagi mau ya ? "
El.
" Emm gw setuju " El senang dengan jawaban itu

" Oke gw pamit dulu mau kerumah sakit ya istirahat tidur yang nyenyak ya kak Evan " El melihat Evan sudah mulai menutup mata

Hampir 2 jam lebih ia mengurus sang kakak sepupu ,oh ya El adalah dokter ya di salah satu rumah sakit milik almarhum orang tua nya

" Tan jangan ngelamun gak baik " ucap El menepuk pundak sang Tante
" El kamu gimana kakak?"
" Tenang Tan kak Evan mau dia bilang  setuju " El
" Benarkah terimakasih ya kamu memang anak yang bisa di andalkan kan El " memeluk ponakannya

" Aku yang harusnya berterima kasih Tante sejak kecil semejak itu Tante merawat ku hingga aku menjadi sebesar ini " ucap El

" Dengar kamu dan Evan sama El sama sama putra Ku , bisahkan kau panggil aku mommy dan om mu Dady sama seperti Evan ?" Della

" Benarkah Tan ,,eh mom?" Terimakasih " memeluk lagi ..

" Putra kecilku " ucap Della

" Mom aku sudah besar , sekarang akan pergi kerumah sakit 😌" El

" Ya aku tau kau besar tapi tetap kecil di mata mom " Della mencium pipi ponakannya

" Mom aku tidak suka kau cium " El
Mengusap pipinya

" Kau ini kan sering mom cium dulu saat masih 5 Tahun "

" Itu dulu aku sekarang  dr. elvio Mahendra WINATA ,Sp.OG

( NOTE :merupakan dokter spesialis kanker /Onkologi adalah ilmu kedokteran yang fokus pada penyakit kanker. Sementara dokter yang mendalami ilmu kedokteran onkologi disebut dokter onkolog).

" Ya aku tau tuan dokter kecilku " Della terkekeh

" Mom aku sudah besar ,oh ya mom kak Evan sudah tidur nanti jam makan siang aku pulang mengecek kondisinya dan ya aku akan berkonsultasi dengan beberapa dokter ahli saraf tulang belakang agar kakak bisa sembuh lagi " ucap Elvio mencium tangan sang Tante

" Ya sayang Tante ucap terimakasih ,kamu hati hati ya " mengantar hingga depan pintu hingga mobil pun pergi meninggalkan gerbang yang menjulang tinggi.

krikk krikk telpon rumah bersuara

"Halo dengan siapa di mana'' bik Iyem mengangkat

" Halo bik Iyem pasti ini ya aku nyonya Clara ada gak della nya ?bik " dari sebrang

" Ya ampun nyonya Clara sebentar saya panggil kan " bik Iyem berlari

" Nyonya ada telpon dari nyonya Clara " ucap nya pada sang majikan

" Benarkah " segara menyambar telpon

" Halo jeng gimana Evan dia mau ?" Tanya Clara dari sebrang

" Sudah setuju putri mu bagaimana?" Tanya Della

" Dia setuju oh ya malam ini jadi ? " Clara dari sebrang

" Ya tentu nanti resto Cendana ya jeng oh ya putri sudah tau kalau putra ku tak sempurna?" Tanya Della
Mendengar ucapan itu bik Iyem yang awalnya senang jadi sedih mendengar ucapan majikanya

keikhlasan  cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang