Serumah

39 6 0
                                    

Tian menjatuhkan tubuhnya ke samping setelah sampai pada pelepasannya. Berbeda dengan Clara yang masih menangis. Merasakan sakit yang luar biasa pada kelaminnya. Ini adalah pertama kalinya untuk dirinya, dan laki-laki itu tidak sedikitpun bergerak hati-hati meskipun mengetahui hal itu.

Clara bisa melihat laki-laki itu yang terkejut sebentar saat mencabut miliknya, tapi setelahnya laki-laki itu tetap memaksanya berganti posisi dan kembali memasukinya dengan kasar.

Clara bangun dan berjalan ke arah kamar mandi dengan selimut yang terlempar di atas lantai.

Tian membuka matanya, menatap kepergian wanita itu dalam diam, Tian tidak memperlihatkan ekspresi apapun, hingga tidak ada seorang pun yang dapat membaca apa yang ia pikirkan.

Setengah jam setelahnya, Clara keluar dari kamar mandi dan menatap ke arah suaminya yang tertidur. Clara berjalan ke arah almari dan mengambil kemeja milik suaminya untuk berganti. Dirinya tidak membawa baju apapun selain baju pernikahan itu, baju gantinya pun ada di dalam mobil laki-laki itu.

Setelah memakai kemeja berwarna putih itu, Clara pun berjalan mengambil celana dalamnya dan memakainya dengan hati-hati, dirinya tidak dapat memakai branya kembali karena suaminya sudah merusaknya tadi.

Dengan jalan tertatih, Clara keluar dari kamar dan berjalan ke arah dapur untuk melihat isi kulkas. Setidaknya dirinya harus membuat sesuatu untuk makan siang.

Tidak seperti bayangannya, di dalam kulkas penuh dengan bahan makanan. Ada juga beberapa minuman dan masih banyak hal lainnya. Clara mengambil sayuran secukupnya dan memulai untuk membuat sesuatu.

Clara membuatnya dalam diam, mengingat kembali apa yang dilakukan laki-laki itu pada dirinya tadi.

Satu jam kemudian, sup jamur dan juga telur gulung dengan irisan daun bawang sudah tertata rapi di atas piring. Clara membawa piring telur gulung itu ke atas meja makan, setelah itu Clara kembali dan mengambil sup jamur di dalam mangkok.

Setelah selesai menyiapkan semuanya, Clara pun berniat untuk kembali ke kamar dan membangunkan suaminya untuk makan siang. Namun niatnya ia urungkan saat melihat suaminya datang ke dapur, menatap ke arah meja makan yang berada di satu ruangan dengan dapur.

"Saya tidak tahu apa yang anda suka, tapi saya membuat sup jamur dan juga telur untuk makan siang."

Clara terdiam, was-was dengan apa yang akan dikatakan laki-laki itu sebagai jawaban dari kata-katanya.

Tian menatap ke arah Clara, memperhatikan wanita itu dari bawah hingga atas.

"Karena saya tidak mempunyai baju ganti, saya minta maaf karena sudah lancang menggunakan baju anda." Ucap Clara lagi.

Tian masih diam dan memutuskan untuk duduk di kursi. Melihat hal itu tentu saja Clara langsung kembali dan mengambilkan nasi untuk suaminya dan juga dirinya. Clara meletakkan nasi di depan suaminya dan memberikan alat makan lainnya.

"Minumlah pil untuk mencegah kehamilan, jika kamu berani untuk hamil, aku sendiri yang akan membawamu untuk aborsi."

Clara terdiam, menganggukkan kepalanya cepat sembari menghindari tatapan tidak ramah dari laki-laki yang menjadi suaminya.

Sebelum mulai menyantap makanannya, Tian memutuskan untuk menghubungi sekertarisnya.

"Antarkan baju dan juga dalaman wanita ke apartemen."

Clara terdiam, mendengarkan suaminya yang menyebutkan ukuran pakaiannya dan juga dalamannya dengan tepat. Padahal dirinya tidak memberitahukan hal itu, tapi laki-laki itu dapat menebaknya dengan mudah.

Tian mencoba supnya, terdiam sejenak hingga akhirnya memutuskan untuk mencampurkan dengan nasi yang ada di dalam piring.

Clara mencoba untuk makan dengan tenang, meskipun miliknya terasa sedikit sakit dan tidak nyaman, Clara mencoba untuk tidak banyak bergerak agar tidak membuat laki-laki itu kesal.

Setelah menyelesaikan makan siangnya, Tian pun segera bangun dan menggerakkan kepalanya untuk menatap ke arah Clara yang belum menghabiskan makanannya.

"Katakan apa saja yang kamu butuhkan, kecuali simpati dan juga perasaanku."

Tian mengatakan itu dan membuat Clara mendongakkan kepalanya dan menganggukkan kepalanya mengerti.

"Untuk sekarang saya tidak membutuhkan apa-apa, terima kasih karena sudah membelikan baju untuk saya." Jawab Clara yang langsung saja membuat Tian terdiam dan memutuskan untuk menatap ke arah lain.

"Jangan ikut campur pada urusan pribadiku, seperti yang aku lakukan, kamu juga boleh untuk memiliki laki-laki lain, dengan catatan kalian tidak boleh berhubungan badan tanpa seizin dariku." Kata Tian yang langsung saja membuat Clara terdiam dan menganggukkan kepalanya.

"Tidak ada yang ingin kamu katakan?"

"Saya bisa membersihkan ruangan dan juga memasak, jadi anda tidak perlu mengambil asisten rumah tangga untuk melakukannya. Lalu jika anda tidak percaya sama saya, saya akan membawa pakaian anda ke tempat laundry agar tidak rusak."

Tian tak percaya dengan apa yang ia dengar, dari banyaknya hal kenapa wanita itu mengatakan hal seperti itu.

"Lalu anda bisa menyuruh saya apa saja, karena saya juga mengerti situasi saya. Anggap saja saya sebagai pelayan pribadi anda, setelah anda bosan anda boleh membuang saya kapan saja."

Setelah mengatakan itu, Clara pun berharap jika waktu itu akan datang dengan cepat. Setidaknya dirinya tidak perlu merasa bersalah pada orang tuanya dan juga yang lainnya karena sudah berbohong tentang kehidupan rumah tangganya.

Suara bell pintu yang terdengar membuat Tian bangun dan beranjak meninggalkan meja makan. Clara yang melihatnya tentu saja ikut bangun dan mulai membereskan piring kotor, mencucinya hingga bersih.

Tidak lama kemudian, Tian kembali dan berdiri tepat di belakang wanita itu. Melihat wanita itu yang masih fokus pada cucian piringnya tentu saja langsung membuat Tian tahu jika wanita itu belum menyadari keberadaannya.

Tian menggerakkan tangannya untuk menyingkap kemeja yang dipakai oleh wanita itu dan menyentuh pantatnya.

Clara yang mendapatkan perlakuan cabul seperti itu tentu saja terkejut dan berbalik membuat sabun yang masih menempel di tangannya tak sengaja terkena mata Tian.

Tian berdecak pelan, menutup matanya dengan sebelah tangannya.

"Maafkan saya! Saya pikir itu bukan anda!"

Seru Clara khawatir dan menggerakkan tangannya untuk menyentuh wajah Tian. Tian yang merasakan tentu saja langsung memundurkan tubuhnya.

"Apakah kamu bodoh? Lihatlah tangan sialan itu!"

Maki Tian yang langsung saja membuat Clara sadar dan segera mencuci tangannya hingga bersih. Clara berlari ke arah meja makan dan mengambil tisu. Clara kembali dan mengusap wajah laki-laki itu dengan tisu, setelah itu Clara juga mencoba untuk menyingkirkan tangan laki-laki itu dan mencoba untuk melihat kondisi matanya.

"Sebentar, tolong duduk biar saya mudah meniupnya." Ucap Clara yang langsung saja membawa suaminya duduk di kursi yang ada di ruang makan.

Clara membuka mata suaminya dan mulai meniupnya pelan. Tian yang tiba-tiba mendapatkan perhatian itu tentu saja merasa aneh.

"Sepertinya akan iritasi, tunggu sebentar, saya akan membeli obat mata di apotik." Kata Clara yang langsung saja beranjak pergi.

"Ganti pakaianmu dulu." Kata Tian mengingatkan.

"Ah, iya!" Jawab Clara yang baru saja menyadari apa yang ia pakai.

Clara membuka salah satu paper bag itu dan mengeluarkan isinya, Clara masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaiannya.

Tian bangun dari duduknya dan pergi ke kamar. Tian menghampiri Clara yang tengah sibuk membuka kancing kemejanya.

"Daripada pergi untuk membeli obat itu, mending kamu buka kakimu. Aku ingin melakukannya." Kata Tian yang langsung saja membuat Clara menghentikan gerakan tangannya. Terkejut dengan apa yang dikatakan oleh suaminya.

"Bukankah tadi sudah?" Tanya Clara dengan polosnya.

"Kmu pikir laki-laki itu akan puas dengan hanya sekali saja? Apakah kamu bercanda?"

Balas Tian yang langsung saja membuat Clara menganggukkan kepalanya mengerti dan berbaring di atas ranjang dengan pasrah.

Tbc

Wanita Pilihan MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang