02 She Is : Someone Who Reminds Him Of His Mother

128 27 4
                                    

Bukan gayanya jika ia datang ke bar hanya untuk melepas frustasi. Ralat, frustasi karena wanita. Dia itu lelaki yang selalu menjadi incaran para wanita. Wanita selalu mengejarnya untuk dapat menghabiskan waktu bersamanya dan dia selalu punya banyak cara untuk membuat wanita luluh. Tapi lihatlah, Jieun menjadi satu-satunya wanita yang menolak kehadirannya. Mengusirnya dengan alasan mood yang buruk. Entah karena wanita itu terlalu lama berteman dengannya atau justru Jieun termasuk jenis wanita langka yang menjadi pengecualian dan Sungjin benar-benar merasa dongkol pada satu-satunya teman wanitanya itu.

"Tidak biasanya Hyung datang jam segini." Dowoon, teman karibnya yang bekerja sebagai bartender di bar ini, menyapanya saat ia mengambil tempat di salah satu kursi tinggi di meja bar. Memang benar ucapan Dowoon, mengingat kebiasaannya yang mengunjungi tempat ini jam 10 ke atas dan saat ini masih pukul 8, masih terlalu dini untuknya datang kemari.

"Ada suatu hal." sahutnya singkat.

"Seperti biasa?" tanya Dowoon yang merujuk pada minuman yang biasa dia pesan.

Sungjin menggeleng, jelas saat ini dia butuh alkohol yang tinggi untuk membuat pikirannya teralih selain harus memburu wanita untuk diajaknya melakukan malam panas bersamanya. Ia sedang tidak mood melakukan itu.

"Buatkan yang lebih keras. Aku butuh pengalih."

Tanpa kata Dowoon mengangguk dan mempersiapkan gelas untuknya dan menuangkan wiski pada rock glass yang telah diisinya dengan es batu. Sungjin baru saja ingin mengangkat gelasnya sebelum tepukan ringan di bahunya dirasakannya, sosok pria bermata rubah muncul dan mengambil tempat kosong di sebelahnya. "Aku tidak tahu Hyung akan datang kemari."

"Kukira kau sibuk mengurus proyek?" tanya Sungjin. Ia kembali melanjutkan niatnya untuk menyesap wiskinya perlahan dan menikmati saat rasa panas melewati tenggorokannya.

"Aku habis bertemu dengan investor di sini."

Sungjin mengangguk singkat menanggapi dan ia melanjutkan niatnya untuk menyesap perlahan minumannya.

"Mukamu kusut sekali. Kau habis ditolak atau bagaimana?" tanya Younghyun heran.

"Aku hampir ketahuan menggoda kekasih Wonpil, untung saja anak itu tidak peka jadi aku bisa selamat. Kemudian, aku datang ke apartemen Jieun tapi wanita itu mengusirku."

Younghyun mengangguk mendengarkan cerita Sungjin. Kemudian, ia berujar menyimpulkan, "Jadi kau datang kemari karena Jieun?"

Dari dua alasan yang dijabarkannya, kenapa Younghyun hanya menyimpulkan tentang Jieun? Kenapa wanita itu?

"Tidak, Jaehyung yang menyarankanku kemari tapi Jieun memang membuatku suntuk." elak Sungjin, mencoba mengilah kendati kalimatnya nyatanya serupa terhadap kesimpulan yang disebutkan Younghyun tadi.

"Kau memang habis melakukan apa sampai Jieun mengusirmu?"

Sungjin tidak membalas langsung, melainkan hanya memegang gelasnya dan memutarnya tanpa arti.

"Karena aku membahas hal yang tidak ingin dibicarakannya kurasa." balasnya kemudian.

"Jadi kau suntuk karena Jieun menolakmu." ucap Younghyun dengan anggukan kecil.

"Mengusir bukan menolakku." ralat Sungjin cepat. Ia sedikit tidak terima akan kata ditolak yang disebutkan Younghyun padanya, seumur-umur belum pernah ada wanita yang menolaknya.

Namun Sungjin terdiam sejenak dan mengernyit sesaat ia sadar bahwa Jieun merupakan pengecualian karena wanita itu tidak pernah terlibat hubungan khusus selain dari sahabat dengannya.

"Tapi, dia menghindariku dan tidak mengatakan tentang perasaannya. Apa berarti aku ditolak?" gumamnya bertanya pada diri sendiri.

"Sudah lama dia menyimpan rasa, jadi mana mungkin dia menolakmu." sahut Younghyun tiba-tiba.

You Don't Know LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang