Menjadi penulis adalah cita-citaku dan membahagiakanmu adalah tujuanku~.
Seperti dulu, aku tak pernah tau hidupmu begitupun aku. Terbentang jarak yang amat tinggi dan dalam, susah untuk ditebus tapi menanti percintaan yang mulus. Aku hanya berdoa semoga kamu selalu dilindungi tuhannya.
Menantimu datang memelukku itu mustahil, karena aku salah satu teman yang ikut serta mem-bullymu dan melakukan kekerasan padamu. Sulit memang untuk dimaafkan, tapi apalah daya jika tidak ada perjuangan? Bukankah percuma dan buang-buang waktu saja?
Jujur aku menyesal, semua orang bilang 'jangan terlalu benci ntar jodoh' tapi itulah kenyataannya. Aku mencintainya sedangkan dia tak pernah membalasnya, aku sadar diri atas kesalahanku padanya tapi bukankah manusia mempunyai kesempatan kedua?
Nara..... bolehkah aku mengemis maafmu? Dan bolehkan aku mendapatkan hatimu?
Tertanda: Dari sang pelaku pembully
••••
Siapa? Dimana? Apakah dia menguntitku? Aku tak tau kamu siapa. Kebingungan mencari siapakah pengirim surat itu?. Dia..... pelaku pembullyanku?.
Ahhh kepalaku pening memikirkan semuanya! Sudah ke-berapa kali orang itu mengirimiku surat seperti ini. Sialan memang aku banyak berubah?!.
Tapi aku jadi ingat 'jangan berbalik arah tanggung kamu sudah sampai tengah' , aku capek gamungkin jika aku harus mengulangnya lagi. Tolong!!! Siapapun itu aku mau berubah aku tidak ingin berbalik arah!!! Aku hanya ingin berubah.
Dan teruntuk kamu sang pelaku pembully, terimakasih telah mengungkapkannya. Tapi maaf aku tidak ingin kembali seperti dulu lagi, aku berbalik arah karena ingin berubah.
Aku takut....jika kembali lagi seperti dulu, maka semua kenangan buruk itu terulang lagi. Aku takut mimpiku kamu rusak.
Dan aku juga tau tujuanmu bukan untuk mengemis maaf dariku,,,
Tapi karena kamu ingin mendapatkanku dan membullyku. Perasaan? Ya! Mungkin aku percaya, tapi untuk mengemis 'maaf' tidak tidak mungkin dan tak akan pernah kamu dapatkan.
Bisa saja kejadian itu dimaafkan, tapi lukanya masih rapi tertanam. Kilasan memori masih bertumbuhan jelas. Bayang bayang kamu melukaiku, mencaci makiku, menghina fisikku, bahkan sampai melakukan tindakan kekerasan padaku, tidak dapat dan tidak mudah dilupakan.
Aku..... tak tau kedepannya bagaimana, apakah akan luluh juga? Huh! Melelahkan.
Kadang Peduli sama seseorang itu "Merepotkan"
••••
Song: Tutur Batin
~Yura Yunita~

KAMU SEDANG MEMBACA
Tutur Batin
No FicciónAku sempurna, mungkin semua orang tak menyukainya. Tapi aku biasa saja karena semua manusia dibumi ini melebihi kata 'Sempurna'. Jujur manusia manusia itu tidak ada yang 'Bodoh' kemampuan mereka tidak bisa dihitung melalui nilai rapot. Manusia atau...