bukannya melakukan rutinitas mengaji usai sholat subuh— junhan malah bertandang ke tempat dimana gadis bernama haewon tinggal.
tatkala pintu masuk rumah terbuka, gadis itu mempersilahkannya masuk dengan baik.
"aku tinggal sendirian kok . . ." kata haewon berjalan mendahului junhan.
perlahan tungkainya menapak ke lantai rumah. begitu masuk— hidung junhan langsung disambut bau busuk yang sangat menyengat, persis seperti aroma bangkai.
spontan saja junhan menutup hidungnya kuat-kuat.
reflek netra junhan menelisik setiap sudut ruangan rumah haewon yang ternyata berkondisi buruk— jauh dari ekspektasinya.
panorama rumah ini benar-benar berantahkan.
brak!
junhan tersentak, tiba-tiba saja suara mengejutkan itu berbunyi dari belakang. sontak dia berbalik raga, mencari sumber suara.
dan ternyata—
"loh, jooyeon?!"
oknum yang ketahuan itu secepat kilat memeluk lengannya, takut.
"anyinglah jun ... nyesel gue ngikutin orang sinting kaya lo!" umpat jooyeon.
"ngikutin? jadi daritadi lo ngikutin gue sama haewon sampe sini??"
jooyeon berdecak, "hewan– hewon apaan sih junn?? TU CEWE MASI ILANG GOBLOK! fix ini mah, lo dah jadi cowo indihome."
"ck, mabok lo! orang bener kok— haewon udah pulang.." timpal junhan masih tidak percaya.
"MANA COBA MANA? NO BUKTI HOAX!" sembur jooyeon.
kening junhan mengernyit tak beratur, sebab— tiba-tiba saja haewon yang mempersilahkan dirinya masuk kini tak nampak sama sekali.
lagi, kemana gadis itu pergi?
"b-bener.. tadi gue sama haewon, nama dia haewon.."
"istighfar junnn, halig sia teh! ini mah ga beres lagi jun, udalah yok pulaaang.." rengek jooyeon ga karuan, dia benar-benar merinding sekarang.
meski hari sudah terbilang pagi, tetap saja suasana diluar sana masih.
"tapi.." junhan meragu, bagaimana kalau haewon masih didalam?
