𝐍𝐈𝐍𝐄

12 7 0
                                        

'Happy Birthday Altair'

    Dering ponsel terdengar dipenjuru kamar dengan nuansa putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   
Dering ponsel terdengar dipenjuru kamar dengan nuansa putih. Seorang perempuan berambut hitam tersentak dari tidurnya. Ia terdiam sejenak dengan mata yang tertuju pada langit-langit kamar. Tak lama perempuan itu langsung terduduk setelah mengigat sesuatu. Mata coklatnya memancarkan raut bahagia.

Sudah hampir 3 minggu setelah festival musim dingin di kota Zürich. Dan sudah 3 minggu pula kencan pertama yang ia lakukan dengan Altair terlewati. Ya, kencan pertama karena setelah itu mereka sering pergi keluar bersama.

"Altair! Coba kita lihat disana, mereka menjual makanan tradisional. Aku ingin mencicipinya," ujar Valecia sembari menarik Altair menuju salah satu stand yang ada di festival.

Sekeliling mereka ramai sekali penduduk dari dewasa sampai anak-anak. Semua menggunakan mantel tebal dengan bulu-bulu lebat agar mereka merasakan hangat.

Festival kali ini digelar cukup sederhana tapi tetap ramai dengan pengunjung. Stand-stand makanan, minuman dan juga pernak-pernik berdiri disepanjang jalan yang dibuat seperti pedesaan kecil.

Masih dengan tangan yang menggenggam tangan Altair, Valecia menampilkan wajah bahagia menghampiri stand-stand yang ada disana.

Mengingat kencan mereka membuat Valecia hampir lupa jika hari ini adalah hari penting. Hari ini Altair bertambah usia dan Valecia sudah menyiapkan kado untuk laki-laki itu. Dan juga ia ingin membuat kue ulang tahun Altair sendirian. Tanpa bantuan siapa pun.

Ironi. Valecia yang ingin membuat kue untuk penjual kue.

Setelah mencuci wajahnya, bergegas ia keluar menuju dapur apartmentnya. Beruntung sekali Valecia mengambil apartment disini karena kelengkapannya.

Valecia membuka aplikasi video dan membuka video tentang tata cara pembuatan kue ulang tahun yang telah ia unduh. Setelah menemukannya, ia mengeluarkan semua bahan-bahan yang telah ia beli sebelumnya.

Ditemani dengan suara yang berisi arahan dari ponselnya, dengan hati-hati Valecia menuangkan tepung yang telah ia takar ke dalam tempat khusus. Lalu ia memasukan mentega dan bahan lainnya.

Setelah hampir dua jam berkutat dengan bahan-bahan kue tersebut, Valecia memasukan adonan yang telah jadi ke dalam oven dan mengatur temperatur serta waktunya.

"Oke, saatnya menunggu," katanya sambil menyeka keringat pada keningnya.

Wajahnya yang tadi tersenyum berubah menjadi ragu-ragu dengan mata yang tertuju pada adonan di dalam oven.

"Jika aku tinggalkan sebentar untuk mandi, akan baik-baik saja atau hangus? Atau bisa terbakar? Jika terbakar, berapa banyak dana yang akan orang tua itu keluarkan?" tanyanya dengan senyum miring.

Memikirkan kesengsaraan sang Ayah membuat Valecia tersenyum senang. Lalu menggeleng kuat.

"Tidak! Banyak orang di bangunan ini," katanya sambil berdecak.

Valecia berjalan ke arah kursi makan dengan ponsel ditangannya. Ia membuka aplikasi permainan untuk mengusir rasa bosannya. Setelah kurang lebih 45 menit, bunyi oven membuyarkan keseriusan Valecia dalam bermain.

Dengan perasaan senang ia mengeluarkan kue dari dalam oven. Valecia meletakkan lebih dulu kue buatannya di atas meja agar dingin sebelum menghiasnya. Setelah memastikan kuenya aman, Valecia berjalan ke kamar untuk mandi.

***

Saat ini Valecia sudah ada di depan toko kue milik Altair. Toko tersebut telah tutup tetapi lampu didalamnya masih menyala terang. Ia sudah menghubungi Aline untuk menahan Altair agar tidak pulang dan meminta pegawai lainnya memeriahkan kejutan ulang tahun Altair.

Di tangannya sudah terdapat kue yang ia masukan ke dalam kotak, dan juga hadiah untuk Altair yang berada di dalam tasnya.

"Valecia!" sapa Aline saat membuka pintu dihadapannya.

"Bagaimana?" tanya Valecia pada Aline.

"Altair sedang membereskan dapurnya. Sedangkan yang lain sudah menunggu di dalam," jawab Aline yang mempersilakan Valecia untuk masuk.

Saat masuk ia sudah melihat Louis dan juga si kembar, Ella dan Ello. Saat ketiga orang itu ingin berteriak menyambut Valecia, Aline sudah lebih dulu menatap mereka dengan tajam serta jari telunjuk yang berada di depan bibirnya.

"Diam!" perintahnya dengan nada kesal.

Dengan hati-hati Valecia meletakan kotak kue di atas meja dan membukanya. Setelah semuanya siap dengan lilin angka 24 sudah dihidupkan, Valecia mengangkat kue tersebut dari meja.

"Altair! Ada Valecia!" teriak Louis.

Tak lama terdengar langkah kaki dari arah dapur.

"HAPPY BIRTHDAY ALTAIR!" teriak mereka semua saat melihat Altair yang baru saja keluar dari pintu dapur.

Altair terdiam sejenak. Matanya menatap semua orang yang ada disana lalu terdiam saat melihat Valecia. Lalu matanya beralih pada kue yang dipegang oleh perempuan itu.

Kue dengan taburan coklat kesukaannya.

"Thank you, seharusnya kalian tidak perlu repot-repot seperti ini," kata Altair sembari melangkah mendekati Valecia.

Ia tersenyum dan mengelus kepala Valecia pelan.

"Terima kasih," katanya.

"Kami juga membantu Valecia," sungut Ella.

"Ya walaupun hanya membantu meneriakkan kata selamat ulang tahun," lanjut Aline pelan.

Mendengar itu membuat Altair tertawa. Ia meminta mereka semua untuk duduk sebelum meniup lilin.

"Aku membawa hadiah," kata Valecia sambil mengeluarkan kotak kecil dari dalam tasnya. "Buka saat kamu sudah di rumah," lanjutnya yang di balas anggukan oleh Altair.

"Terima kasih, Cia," kata Altair tulus.

Valecia hanya mengangguk dan kembali berbicara dengan empat orang lainnya diikuti oleh Altair yang bergabung membahas hal konyol di kehidupan mereka.

Valecia hanya mengangguk dan kembali berbicara dengan empat orang lainnya diikuti oleh Altair yang bergabung membahas hal konyol di kehidupan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Into You ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang