BAB 5 BOLOS

91 4 3
                                    

🍂🍂🍂

AKHIR-akhir ini SMAN Haru Biru mulai menerapkan razia di setiap kelas. Kepala Sekolah mungkin melakukan berbagai cara preventif untuk mengurangi kenakalan remaja yang akhir-akhir ini menghantui SMA Haru Biru. SMA Haru Biru adalah sekolah yang menjadi cerminan dalam segala hal baik di sistem pendidikan bagi sekolah lain. Reputasi sekolah harus bersih kembali. Sebab desas-desus kejadian kemarin mulai diperbincangkan oleh sekolah lain.

Kali ini Selena bersama Alfi jalan bersama. Alfi tidak bisa menghindari atau kabur ketika dibimbing Selena. Kepala Sekolah sepertinya sudah mengiming-imingi Alfi. Jelas sekali seperti kerasukan sesuatu Alfi hanya menurut Selena. Bahkan Alfi mau berjalan bersama sang Ketua OSIS itu, yang notabenenya musuhnya.

Selena berjalan berdampingan dengan Alfi. Selena harus menjelaskan berbagai peraturan serta memperkenalkan SMA Haru Biru. Jadi Selena mengajak Alfi untuk melihat-lihat fasilitas sekolah. Ia berusaha profesional supaya Alfi bisa menjadi murid yang baik.

"Aku ingin bertanya. Apakah kamu punya hobi?" tanya Selena berusaha mencari topik. Sebab jika Selena tau kesukaan Alfi. Mungkin Alfi akan tertarik pada kegiatan ekstrakurikuler.

"Tidur," ucap Alfi sambil menatap ke arah lain.

"Bisakah kamu serius untuk kali ini saja," ucap Selena sambil menahan emosi.

"Setidaknya gua jawab," balas Alfi kembali.

"Lupakan saja. Kau bisa lihat itu ruang musik. Jika kau memiliki bakat dalam bidang musik. Kamu bisa ikut ekskul Padus, Akustik, atau Band, tapi kurasa kau tidak tertarik seni musik," kata Selena sambil menjelaskan ruang musik. Ruang musik ini cukup luas. Diisi dengan peralatan musik seperti piano, gitar, drum, dan sebagainya.

Alfi menatap ruang musik sangat lama. Ia melirik-lirik gitar elektrik yang tergantung di ujung ruangan. Selena yang sibuk menjelaskan jadi berhenti ketika mengetahui Alfi yang terlihat sangat tertarik dengan alat musik.

"Sudah terlihat jelas apa yang kamu suka. Cukup menarik," kata Selena.

"Apa sih. Sok tau," balas Alfi masih melirik gitar elektrik.

"Jika kau tertarik dengan gitar itu. Kau bisa ikut ekskul band. Setidaknya mengisi waktu luangmu dengan kegiatan bermanfaat. Bukan cuma tidur," Selena tahu kalau Alfi seperti sangat menyukai musik.

"Yaudah cepet... capek gua. Kapan selesai studi tur nya."

Selena memperkenalkan ruangan menarik lainnya. Mulai dari lapangan Olahraga Indoor dan Outdoor. Laboratorium untuk pelajaran IPA. Dan yang paling menarik adalah perpustakaan sekolah yang terdiri dari ribuan buku. Perpustakaan SMA Haru Biru adalah perpustakaan SMA terbesar di Indonesia. Banyak koleksi buku yang tersusun rapih di rak buku.

"Jika kau ingin menambah wawasan. Kau bisa ke perpustakaan. Kau bisa meminjam buku apa saja disini." Kata Selena sambil menunjukkan berbagai buku menarik. "Aku selalu kesini untuk meminjam novel. Kau bisa coba membaca novel ringan."

"Ya itulah sebabnya gua panggil lu kutu," ucap Alfi menjengkelkan.

"Kamu memang menyebalkan. Tapi aku harus sabar. Sabar di sayang Tuhan." Selena hanya bisa mengelus dada menahan emosi. Anak nakal ini memang membuat amarah tersulut.

Selena dan Alfi berjalan di koridor sekolah untuk menuju kelas. Karena jam pelajaran akan segara dimulai. Mereka juga harus mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sambil berjalan Selena tersenyum melihat sedikit perubahan dari Alfi. Dia mulai rapih. Walaupun masih banyak kekurangan. Lebih baik sedikit demi sedikit dari pada tidak sama sekali.

"Walaupun kau menyebalkan. Tetapi aku harus menghargai usaha kamu. Kamu lebih rapih daripada pertama kita ketemu. Semoga kamu bisa lebih baik lagi." Selena tersenyum sambil menatap Alfi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Huru HaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang